ARTIFISIAL INTELIGENT, VUCA, ADAB DAN ETIKA TEKNOLOGI INFORMASI
Oleh: Azwirman,S.Pd
“Ketika Teknologi kecerdasan buatan berpadu dengan modifikasi genetik mencapai titik paripurna, maka ajaran Liberalisme, Demokrasi dan pasar bebas akan menjadi hal yang kuno, begitupun ajaran islam dan komunisme” (Y.Noah Hariri)
“Kecerdasan Kita Adalah Apa Yang Menjadikan Kita Manusia, Dan Artifisial Inteligent (Ai) Adalah Perpanjangan Dari Kualitas Itu” (Yann Lecun)
“Kecerdasan Buatan Memiliki Hubungan Yang Sama Dengan Kecerdasan, Seperti Halnya Bunga tiruan Dengan Bunga Asli” (David Parnas)
Diatas adalah Beberapa pendapat para pemikir Barat tentang Artifisial Intelligent (AI), terkesan berlebihan karena pandangan hidup (worldview) yang menjadikan sarana adalah tujuan, tujuan adalah alat yang tentu saja bertolak belakang dari pandangan hidup seorang muslim.
Sebenarnya, perubahan apapun bentuk dan corak ragamnya yang terjadi dalam hidup dan kehidupan kita, tidak ada yang baru. Sebab, perubahan-perubahan itu sebuah keniscayaan yang sudah sering terjadi dan berlangsung sejak manusia pertama diciptakan. Dimulai sejak manusia mengenal benda-benda yang ada disekelilingnya, apa namanya, bagaimana menggunakannya dan apa fungsi benda itu.
Dalam sejarah, kita mengenal tahapan-tahapan masa dan zaman serta era. Dimulai dari zaman batu, zaman perunggu dan zaman modern. Zaman-zaman itu akan terus berubah sebagaimana halnya dengan bola yang digelindingkan.
Sekarang kita mengenal (lebih tepatnya, dikenalkan) dengan apa yang disebut dengan Revolusi Industri 4.0. istilah Revolusi Industri itu sendiri tentu saja dimulai ketika pada tahun 1750-1850 yang di Inggris lebih dikenal dengan Revolusi Industri. Kalau di Perancis ada Revolusi Sosial (revolusi perancis, 1779-1879) di era yang sama.
Sejak meletusnya apa yang disebut Revolusi industri itu, dunia dihadapkan pada situasi yang tidak menentu yang sekarang lebih dikenal dengan istilah VUCA (Volatility, Uncertainity, Complexity, Ambiguity) yang artinya, situasi atau kondisi dimana lingkungan sosial, politik, ekonomi dan bisnis tengah mengalami gejolak atau volatilitas, ketidakpastian, rumit dan kompleks serta serba ambigu.
Jadi situasi apa yang disebut VUCA itu sudah terjadi jauh sebelumnya, bukan sekarang saja. Hanya saja, sekarang ini era Revolusi industry sudah mengalami perubahan yang sedemikian cepat yang dikenal dengan Revolusi industri 4.0. dan istilah Revolusi Industri 4.0 diawali sejarahnya terlebih dahulu dengan;
1. Revolusi Industri 1.1 adalah Revolusi industri pertama kali terjadi (1750-1850) ditandai dengan ditemukannya mesin uap yang digunakan dalam memproduksi sebuah barang. Proses produksi yang awalnya memakan waktu yang lama dan tenaga kerja manusia yang banyak dengan penemuan mesin uap ini mempercepat kerja dan produksi berkali-kali lipat. Revolusi industri ini (1.1) di mulai dari inggris terus ke Eropa, Jepang dan Amerika.
James watt adalah orang penting dibalik Revolusi Industri 1.1 yang mana kapal yang berlayar dengan hanya mengandalkan angin berubah menjadi kapal bertenaga mesin uap yang mempercepat pelayaran antar pulau dan benua.
2. Revolusi Industri 2.0 adalah Revolusi Industri yang terjadi di awal abad 20 yang lebih dikenal dengan istilah Revolusi teknologi. Ditandai dengan adanya penemuan Listrik yang membuat mesin uap yang tadinya sering digunakan dalam proses produksi semakin lama digantikan oleh tenaga listrik tersebut.
Dampak terbesar dari perubahan energi mesin uap yang kemudian digantikan oleh listrik adalah munculnya perakitan-perakitan penting dari teknologi mesin dan elektronik. Pembuatan mobil, motor, pesawat, alat tempur dan lain-lain memaksa Negara-negara berlomba-lomba memproduksi alat-alat itu secara massif dan dampaknya bisa kita lihat dari tragedy besar perang dunia pertama dan kedua. Dimana Negara-negara sudah menggunakan senjata senjata yang daya bunuhnya dan daya rusaknya sangat massif.
3. Revolusi Industri 3.0, adalah Revolusi industri yang terjadi pada akhir abad 20 yang ditandai dengan adanya teknologi digital serta internet. Jika dibandingkan dengan revolusi Industri terdahulu, mesin uap, listrik dan mesin-mesin produksi, mesin tempur, mesin transportasi semuanya digerakkan dengan system manual. Sementara, Revolusi Industri 3.0 ditandai dengan berbagai mesin yang dapat bergerak secara otomatis, yang dibuat dengan bentuk computer dan Robot.
Revolusi Industri 3.0 adalah langkah awal manusia masuk ke dunia komputerisasi dan digitalisasi serta internet. Pabrik-pabrik sudah mulai menggunakan tenaga computer dan robot sehingga mengurangi jumlah karyawan adalah hal yang musti dilakukan, namun tidak semua nya begitu. Pekerjaan-pekerjaan manual masih mendominasi di era ini. Proses belajar mengajar masih dalam bentuk pertemuan langsung atau tatap muka, orang lebih senang berurusan dengan bertemu langsung daripada berkomunikasi lewat telepon, computer sudah digunakan dalam urusan administrasi dan penulisan meskipun mesin ketik masih banyak juga yang menggunakannya.
4. Revolusi Industri 4.0 adalah, Revolusi yang terjadi di awal abad 21 dan masih berlangsung hingga sekarang. Revolusi industri 4.0 adalah puncak dari system digitalisasi dan internetisasi. Revolusi industri 4.0 memaksa terjadinya apa yang sudah di dengungkan di akhir abad 20 yaitu, globalisasi, dunia tanpa batas (borderness) dunia berubah (changing) hal ini dipercepat oleh wabah yang mendunia di akhir tahun 2019, Covid 19.
Revolusi industri 4.0 ditandai dengan apa yang kita kenal dengan “Technologi Disruption” yang ditandai dengan gejala sebagai berikut:
a. Komunikasi antar manusia lewat mesin (Human machine Communication)
Dimana-mana orang-orang sibuk dengan dirinya sendiri (smarphone) di genggamannya masing-masing. Pembicaraan dan komunikasi lewat smarphone dengan perangkat-perangkatnya (fb,WA, Instagram,dll) lebih digandrungi daripada tatap muka bincang hangat sambil ngopi atau ngeteh.
b. Dunia yang terhubung, yang dikenal dengan istilah Global Village
Dimanapun kita berada dan berdomisili jika terhubung (koneksi) dengan internet maka, kita adalah bagian dari kampung yang bernama Global Village. Jarak sudah bukan lagi penghalang.
c. Robot Pintar
Sebelum robot dalam arti sesungguhnya muncul, sebenarnya kehidupan kita sehari-hari sudah menggunakan jasa robot ini. Kendaraan yang memakai perangkat otomatis adalah salah satu bentuknya. Pintu otomatis, tangga berjalan, lift, kunci otomatis, dan lain sebagainya adalah perangkat “robot pintar” yang ada di sekitar kita, bahkan Smartphone yang kita pegang adalah robot pintar yang membantu aktivitas kita sehari-hari.
d. Internet of Thing (IOT)
Kalau dua puluh tahun yang lalu keberadaan internet hanya ada dan dapat di akses di warung-warung internet yang tidak gratis, sekarang dimanapun keberadaan kita, asal punya paket data kita bisa mengakses internet lewat handphone atau wifi yang bisa dipasang dimana mana termasuk di rumah kita.
e. Printer 3D
Biasanya printer yang kita pakai dan gunakan adalah printer yang bisa mencetak tulisan atau gambar berwarna yang dua dimensi. Sekarang sudah ada printer yang bisa mencetak bukan sekedar gambar tapi benda tiga dimensi. Kedepan bisa saja dirancang printer yang bisa mencetak apa yang kita butuhkan.
f. Mobil otomatis (tanpa sopir)
Mobil dengan system sensor dan serba komputerisasi sudah di produksi oleh beberapa Negara, meskipun jumlahnya tidak massif dan hanya untuk kalangan terbatas saja. Bisa saja kedepan mobil otomatis itu (jalan sendiri) di produksi secara masal dan profesi driver akan digantikan oleh robot.
g. Big Data
Administrasi kependudukan yang serba digital adalah salah satu bentuk dari penyatuan data-data menjadi satu kelompok besar data. Disamping memudahkan dalam pelacakkan lewat system, big data rawan digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
h. Online/ Virtual education (belajar online) yang terbaru Metaverse.
Kursus, kuliah dan sekolah online begitu menjamur sejak Covid 19 melanda dunia tidak terkecuali Indonesia. Rapat virtual, seminar virtual dll adalah hal yang biasa kita temukan selama pandemic berlangsung.
Setelah berlangsung era Revolusi Industri 4.0 hampir satu dekade (10 tahun) banyak kalangan terutama para pengamat sudah memprediksi akan munculnya era Revolusi Industri 5.0 yang serba digital dan robotik, seperti apa bentuknya? Yang jelas teknologi sehebat dan secanggih apapun tidak akan pernah bisa membentuk budaya, yang ada adalah mempercepat Budaya menjadi sesuatu yang baru (New Culture) sebab, budaya adalah hasil dari bentukan manusia lewat kemampuan dari akal fikirannya. Seperti apa New Culture itu? Tentu saja VUCA dalam model Artifisal Inteligent (AI) ketika manusia begitu asyik dengan perangkat teknologi yang ada di genggaman dan sekitarnya.
Artifisial Inteligent (AI) itu sebenarnya system computer yang dirancang dan di program sedemikian rupa sehingga menyerupai kecerdasan manusia, sekali lagi menyerupai kecerdasan manusia atau kecerdasan yang dibuat (buatan) siapa yang membuat? Jelas, Manusia. Jadi sebenarnya AI itu tugasnya memudahkan pekerjaan kita bukan menyulitkan, membatasi, merepotkan apalagi mencemaskan masa depan manusia. Jadi, yang namanya kecerdasan buatan adalah system computer yang mampu menafsirkan data eksternal dengan benar. Data itu ditafsirkan oleh system tentu membutuhkan operator untuk menghidupkannya dan dalam hal ini, manusia adalah operator yang tak bisa digantikan.
Saya tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan, AI akan menguasai kehidupan manusia suatu saat sebagaimana di film-film fiksi yang sering ditayangkan di televisi dan layar lebar. Barangkali saja pesan dari film-film tersebut mungkin mengingatkan kita untuk tidak terlalu berlebihan dalam penggunaan Artifisial Inteligent dan tidak menganggap AI itu segala-galanya. Jadi apa yang disampaikan oleh Elon Musk, “Artifisial Inteligent lebih berbahaya dari Nuklir” atau Vladimir Putin, “Yang menguasai AI dia akan menguasai dunia” adalah semacam peringatan saja bukan ancaman, bagi lawan politiknya Russia bisa saja ucapan Vladimir Putin adalah ucapan nada ancaman.
Anggapan kita selama ini tentu saja bahwa Amerika Serikat, Tiongkok dan Russia adalah raja dalam bidang AI sebab, mereka sudah bisa mengekspor industry Artifisial Inteligent mereka masing-masing dengan merek ternama, namun ternyata Arab Saudi, UEA dan Negara Negara teluk lainnya terlebih dahulu mengembangkannya dengan sangat menakjubkan. Seperti, Dubai yang baru-baru ini mengembangkan “Robot Mufti” yang di program untuk memudahkan umat islam dalam bertanya soal-soal yang berhubungan dengan fatwa-fatwa yang sudah dikumpulkan sejak dulu hingga sekarang. Daripada bolak-balik halaman buku dan kitab yang ribuan halaman, cukup di program saja ke dalam “robot mufti” dan cukup dipanggil saja maka soalan agama akan “dijawab” oleh robot mufti.
Kemudian Arab Saudi sudah memberikan kewarganegaraan kepada Robot yang bernama Sofia, sementara Qatar sudah menjalin kerjasama dengan Huawei untuk program pengembangan AI.
Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh Artifisial Inteligent:
Karena AI adalah buatan manusia, tepatkan kecerdasan buatan yang menyerupai manusia yang dibuat dan dirancang oleh manusia tentu saja memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan. Jika tidak hati-hati dalam penggunaan dan perancangannya atau pemakaian yang berlebihan dan menggantungkan semua pekerjaan kepadanya maka akan menimbulkan hal-hal berikut ini:
a. Pengangguran
b. Asosial, individualism
c. Kesenjangan
d. Bias Algoritma
e. Berita dan video bohong (Hoaks)
f. Transparansi Algoritma
g. Perlombaan senjata
h. Hilangnya privasi
i. Pengawasan yang kurang menyebabkan kesewenangan
j. Otomasi
k. Perlindungan yang gagal
Bahaya AI menurut David Leslie dari Alan Turing Institute;
a. Bias dan diskriminasi
b. Penolakan Autonomi individu, jalan keluar dan hak
c. Hasil yang tidak telus, tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat dibenarkan
d. Pencerobohan privasi
e. Pengasingan dan perpecahan hubungan sosial
f. Hasil yang tidak boleh dipercayai, tidak selamat, atau berkualitas rendah
Pertanyaan pelik seputar Artifisial Inteligent:
a. Bagaimana menghilangkan potensi bias?
b. Hak apa yang diberikan kepada robot?
c. Bagaimana memastikan AI tetap dalam control manusia?
d. Bagaimana mengatasi pengangguran?
e. Bagaimana menangani masalah?
Sebuah survey yang dilakukan oleh Dr Kartika Nurhayati tentang Artifisial Inteligent di Indonesia yang dijadikan responden kebetulan yang beragama islam menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa, 56 persen responden setuju jika Robot berbentuk manusia. Ada ada saja.
Meskipun AI berpotensi membahayakan terutama bagi penggunanya maka, ada beberapa prinsip yang sudah dirancang oleh dua lembaga otoritas seperti, Microsof:
a) Prinsip Privasi
b) Prinsip Transparansi
c) Prinsip Keadilan
d) Prinsip Keandalan
e) Prinsip Inklusivitas
f) Prinsip Akuntabilitas
UNESCO juga sudah menetapkan beberapa nilai yang harus di perhatikan :
a. Respect, proteksi, dan promosi
b. Lingkungan dan ekosistem
c. Fairness
d. Sustainability
e. Righ of privacy
f. Human Oversigh
g. Responsibility
h. Awareness and Literacy
i. Multi stakeholder
Namun, semuanya itu hanya dalam bentuk himbauan dan warning bagi para pengguna maupun yang merancang teknologi AI. Kenyataan dilapangan cukup banyak terjadi penyalahgunaan AI untuk melakukan penipuan, pemerasan hingga kejahatan lainnya.
Sekarang kita lihat bagaimana perspektif intelektual muslim memandang Artifisial Inteligent:
1. Prof. Dr Abudin Natta MA, beberapa pernyataannya;
• Sektor pendidikan seringkali lamban menanggapi kekhawatiran generasi Millenial di Revolusi industry 4.0.
• Pengangguran dianggap sebagai akibat kemajuan teknologi manusia.
• Mereka yang memiliki teknologi harus siap secara intelektual, moral, agama dan meyakini bahwa teknologi adalah anugerah dari Allah swt.
2. Dr. Haidar Bagir, beberapa pernyataannya;
• AI sudah menunjukkan kecerdasan manusia yang sebenarnya
• Mungkin keterampilan yang ditunjukkan selama ini bukanlah kemampuan manusia yang sebenarnya (sebelum AI)
• Alih-alih menjadi akhir manusia, AI justru menciptakan ras baru manusia.
Etika Artifisial Inteligent dalam islam menyangkut:
a. Pembuat Perangkat AI
b. Pengembang AI (perusahaan yang berorientasi profit)
c. Pengguna (user)
d. Otoritas pengawasan (pemerintah dalam merancang Undang-Undang IT)
Hukum pembuatan, pengembangan dan penggunaan AI:
a. Hukum asal; Mubah
b. Bisa jadi Makruh
c. Bisa jadi Haram
d. Bisa jadi Sunnah
e. Bisa jadi Wajib
DIMENSI ETIKA AI DALAM ISLAM:
a. Ketuhanan, lihat QS: Al Baqarah: 132
b. Keadilan/ persamaan
c. Kemanfaatan
d. Tanggung jawab
e. Norma hokum
f. Privasi dan keamanan data
g. Kemanusiaan
DIMENSI KETUHANAN
a. Tidak boleh di niatkan untuk menyaingi Tuhan
b. Tidak boleh menuhankan AI
c. Tidak boleh menganggap AI berlebihan sehingga menggantungkan segala urusan kepadanya
d. Tidak boleh menyerupai makhluk bernyawa.
DIMENSI KEADILAN DAN PERSAMAAN (QS: Al Maidah, 8 dan Al Hujurat, 13)
a. Proposional dan kesadaran posisi
b. Tidak boleh bias apapun dalam islam
c. Memperhatikan dampak negative seperti, pengangguran, Alineasi, Anomi/ kurang ajar
DIMENSI KEMANFAATAN
a. “Rasulullah saw bersabda, sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberikan manfaat bagi orang lain” (HR, Thabrani)
b. “Diantara tanda kebaikan keislaman seseorang adalah jika dia meninggalkan hal yang tidak memberikan manfaat pada dirinya” (HR, Turmidzi)
c. Harus bermanfaat sesuai syariat
d. Menghindari diri dari perbuatan sia-sia
e. Tidak mengganggu waktu ibadah
DIMENSI TANGGUNG JAWAB (QS:Al Isra’: 36)
a. Penjagaan/ control dari kesalahan teknis dan Etis
b. Andal, inklusif dan akuntabel
c. Bijak dalam menggunakan AI
d. Tidak liar dalam membuat dan mengembangkan
e. Selalu berkonsultasi dengan ulama terutama jika berhubungan dengan muamalah dan ulama pun sedikit banyak harus paham apa itu AI
DIMENSI NORMA, HUKUM DAN TUJUAN HUKUM (QS; An Nisa’:57)
a. Tidak melanggar hukum Allah swt
b. Tidak melanggar hukum dan peraturan perundang-undangan
c. Diselaraskan dengan maqasid syariah
DIMENSI PRIVASI DAN KEAMANAN DATA (QS: An Nur; 27-28)
a. Memperhatikan copy righ orang lain, artinya kalau mengutip supaya di cantumkan sumbernya.
b. Tidak melanggar privasi orang lain
c. Tidak membocorkan data
d. Tidak menyalahgunakan data
DIMENSI KEMANUSIAAN (QS: Al Isra’ : 70)
a. Tidak mengganti posisi manusia dalam kaitannya dengan hukum (Istri, suami, wali, hakim, imam masjid, guru dll)
b. Tidak menganggap AI sebagai makhluk hidup betapapun canggihnya
c. Umat islam di dorong untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan termasuk AI
SERBA SERBI SEPUTAR DUNIA DIGITAL
a. “Teknologi Informasi Komputer adalah seperti di ibaratkan pohon besar yang dahan dan rantingnya menjulang ke langit, namun akarnya rapuh” (Floridy)
b. Penelitian tahun 2017; 2,5 x 10.000.000.000.000.000.000 data yang dihasilkan setiap hari (Domo, 2017)
c. 90 persen data di internet hanya di produksi dalam dua tahun (2015-2017)
d. 456.000 Tweet/ menit (2017)
e. 46.740 foto, Instagram/ menit (2017)
f. 103.447.520 email/ spam/ menit (2017)
g. “Teknologi digital berpotensi memisahkan dua hal yang pernah bersatu dan menyatukan dua hal yang pernah berpisah”
h. Kalau dulu kehadiran di lokasi adalah syarat mutlak dari sebuah kehadiran, namun sekarang kehadiran di lokasi tidaklah begitu penting, sebab yang penting dia “hadir” dan terkoneksi (Zoom Meeting)
i. Kalau dulu pemakai belum tentu pemilik, sekarang semua pemakai bisa saja jadi pemilik sebagaimana produser bisa saja dia pelanggan (Youtube)
j. Dulu, hukum mengenal batas teritori sekarang hukum tidak mengenal batas teritori (Facebook)
MAKNA INFORMASI
Menurut Shannon, 1993, informasi adalah, “Bahwa hal yang sangat sulit mengharapkan satu gagasan yang tunggal dalam hal informan.” Sama juga dengan konsep ilmu, tidak ada konsep tunggal dari Ilmu, pengetahuan. Semua ahli berbeda-beda dalam memaknai pendidikan.
Asal usul informasi
a. Pemikiran Plato tentang, “Form” (pemikiran mengenai bentuk ideal dari objek-objek material)
b. Form, Informare, information the act of giving a form to something” yang diartikan sebagai pengajaran atau pendidikan di abad ke 14.
Abad modern informasi berubah menjadi:
a. DNA
b. Binary digit
c. Ingredient
d. Tree Rings
Seberapapun banyaknya data yang diperolah oleh seseorang, tidak akan berguna apa-apa selain hanya sebatas informasi saja bagi si penerima data. Apalagi era digitalisasi sekarang. Data semakin tidak lagi bermakna dan data sudah menjadi Diskrit. Diskrit artinya tidak terhubung (pisah) alias tidak nyambungnya antara data yang satu dengan yang lain disebabkan karena membanjirnya data-data yang masuk ke dalam perangkat computer dan internet dalam PC dan Android kita masing-masing.
Kalau dulu sebelum era Komputerisasi, internetisasi dan digitalisasi, untuk mendapatkan satu atau dua data membutuhkan waktu yang banyak dan biaya cukup besar. Harus riset dan mempreteli satu persatu buku-buku di perpustakaan-perpustakaan.
Namun, sekarang cukup dengan browsing di Internet maka data bisa di dapat dengan sebanyak yang kita inginkan. Ibarat kata, Sambil tidur-tiduran semua orang bisa dapat data detik itu juga. Kalau sudah begini maka, data dan informasi sebanyak apapun volume dan jumlahnya, tidak akan berarti/ bernilai apa-apa (sampah) sebab, data yang ada di internet itu sendiri memang tidak bisa dipertanggung jawabkan karena semua orang siapapun dia bisa saja membuat dan menghasil data.
Oleh karena itu, data dan informasi tidak bisa dijadikan ilmu pengetahuan apalagi hikmah. Hikmah (wisdom) adalah derajat tertinggi dari seseorang yang berilmu, dan orang yang berbicara data dan informasi berarti ia berbicara pada tataran rendah.
Abad Artifisial intelligent adalah ketika komunikasi mesin lebih mendominasi dunia daripada komunikasi manusia. Lihatlah, betapa banyak tempat pertemuan yang disitu banyak orang berkumpul, namun asyik dan sibuk masing-masing dengan Android yang ada di tangannya.
Dalam sebuah data di informasikan bahwa di tahun 2020 saja, dengan jumlah penduduk dunia 7,6 Milyar sementara komunikasi mesin sebanyak 50 milyar. Ini artinya komunikasi mesin hampir sepuluh kali lebih banyak dari penduduk bumi.
Berbicara informasi, Informasi memiliki jenis-jenis sebagai berikut:
a. Informasi Semantic (makna)
b. Informasi Genetic
c. Informasi Signal/ data
d. Informasi Pesan
e. Besaran/Kuantitas
f. Pengetahuan manusia
Syarat dari sebuah informasi itu disebut berkualitas apabila memiliki dua syarat utama, yaitu Pertama, Kebenaran dari sebuah informasi, Kedua, informasi itu berguna. Artinya, informasi yang benar dan berguna adalah syarat mutlak dari berkualitasnya sebuah informasi.
Informasi yang tidak benar dan tanpa sengaja disebarkan disebut dengan istilah Misinformasi, sedangkan informasi yang tidak benar yang disebarkan dengan sengaja disebut dengan Disinformasi.
Seberapapun indah dan mengagumkan sebuah informasi yang berisi data-data itu, jika sudah dipastikan bahwa informasi itu tidak benar maka jelas saja informasi itu tidak berguna. Jadi, Hoaks alias berita bohong jelas tidak berguna (sampah).
Saya belum menemukan sebuah penelitian yang menggambarkan berapa persen data dan informasi yang beredar di dunia maya hari ini yang begitu massif diketahui kebenarannya dengan pasti. Sungguhpun kalau ada, saya rasa sangat sedikit. Apa sebab? Dunia maya adalah dunia yang tidak ada lembaga resmi yang menseleksi setiap informasi yang beredar dan berkembang. Semua orang sudah seperti mesin pencetak informasi.
Diantara informasi yang benar itu belum tentu semuanya berguna. Berguna menurut kita bisa saja, sebab masing-masing orang boleh dan bebas mengatakan bahwa informasi itu berguna dengan parameter mereka masing-masing.
Kita sebagai umat islam yang mengaku benar-benar beriman kepada Allah swt dan hari akhir, tentu mau tidak mau ikut terseret dalam arus informasi yang seperti air bah masuk kedalam alam pikiran kita karena sehari-hari kita tidak mau berpisah dari android yang kita pegang.
Oleh sebab itu, rambu-rambu dalam menerima informasi adalah hal yang mutlak wajib kita ketahui dan pahami.
Informasi yang terlalu banyak, ternyata bukan memberikan dampak positif bagi kita manusia, namun justru memberikan dampak negatif, dan diantara dampak negatifnya adalah kita tidak bisa mengambil keputusan dengan baik dan tepat, sebab informasi yang melimpah akan membuat kita kehilangan ilmu pengetahuan. Seperti orang yang terlalu banyak membaca buku, bukannya makin pintar malah makin kebingungan. Makanya, Dr Syamsudin arif mengatakan bahwa, “jangan semua buku and abaca, pilihlah buku mana yang anda sukai maka bacalah”.
Berikut beberapa pernyataan mengenai informasi yang patut kita renungkan:
1. Internet adalah sebuah sistem interupsi, sebuah mesin yang diarahkan untuk membelah/ mengalihkan perhatian manusia. (Carr, 2008) misal, jika kita membuka Youtube, maka kita akan disuguhkan dengan puluhan hingga ratusan video yang membuat kita bingung mana yang harus di tonton, apalagi judulnya cukup provokatif. Ketika satu video kita buka, maka video lain yang lebih menarik seolah-olah ingin juga untuk ditonton, begitu seterusnya.
2. Sekarang, entah kenapa sebagian besar bidang kehidupan tergantung kepada informasi, ekonomi, keuangan, pemerintahan, pendidikan, transportasi, bisnis, kesehatan, kemanan, hiburan dan lain-lain bahkan soal makanan dan minuman membutuhkan informasi.
3. Perangkat teknologi informasi menciptakan banyak informasi setiap saat. Informasi digital terus tumbuh dengan kelajuan yang semakin pesat.
4. Melimpahnya informasi terlihat menguntungkan, dalam taraf tertentu malah merugikan, tidak setiap informasi benar, kebanyakan keliru, tidak semua informasi bermanfaat, tidak jarang malah merugikan. Situasi ini oleh para ilmuwan disebut dengan luapan informasi (informasi overload)
5. Ada sikap yang menganggap bahwa keterbukaan informasi adalah positif dan terlalu percaya. Ini terjadi pada orang awam dan terpelajar.
6. Luapan informasi menyulitkan kita memilih mana informasi yang bermutu, ibarat mencari kelereng ditumpukan batu kerikil.
7. Sebagian besar informasi di media sosial bukan informasi yang dibutuhkan
8. Google, yahoo atau mesin pencari data lainnya dengan AI tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah. AI hanya memperkecil skala masalah bukan menyelesaikan masalah hingga tuntas
9. Luapan informasi memaksa manusia menghabiskan waktu untuk menganalisis semua informasi untuk mencari mana yang benar dan berguna.
10. Pada tingkat tertentu banyaknya informasi menyulitkan dalam mengambil keputusan.
11. Disamping itu, informasi yang terlalu banyak memperbesar terciptanya sebuah keputusan yang buruk.
12. Terlalu banyak informasi jadi membingungkan, missal seperti kasus Vaksin covid 19. Apakah vaksin itu benar-benar bisa menyembuhkan atau sebuah konspirasi global depopulasi penduduk dunia? Ini sama dengan cerita Nasruddin Hoja, anaknya dan seekor keledai.
13. Internet, informasi digital bisa menimbulkan kecanduan (addicted) mabuk informasi, tenggelam berjam-jam di lautan informasi namun tak memperoleh apa-apa.
14. Teknologi internet telah dirancang sedemikian rupa, terus menerus menggoda, menawarkan informasi-informasi yang menarik, membangkitkan rasa penasaran, mengalihkan perhatian.
15. Godaan pengalihan tanpa henti dari hyperlink, ads notifikasi, membuat kita kesulitan memahami informasi secara mendalam. Alih-alih menguntungkan, informasi dan teknologi informasi berpotensi menciptakan masalah yang lebih besar.
16. Luapan informasi menyebabkan manusia disibukkan dengan informasi yang tidak penting atau sepele, menghabiskan waktu mereka yang berharga.
17. Islam mengajarkan bahwa waktu itu sangat penting dan berharga serta terbatas, maka oleh sebab itu gunakan lah dengan sebaik-baiknya.
POST TRUTH
Gejala gejala post truth bisa kita lihat indikasinya berikut ini:
1. Orang bicara tentang kabar bohong (Hoaks) akan tetapi ia sendiri juga korban Hoaks, missal di group WA banyak beredar broadcast yang sumbernya tidak jelas.
2. Jika mau sedikit berfikir dengan memeriksa, kebanyakan informasi digital dapat diketahui apakah dusta atau tidak.
3. Post truth adalah ketika orang berfikir dengan menggunakan perasaan dan emosi, mengabaikan fakta yang gambling karena tidak menyukainya. Berita yang benar adalah berita yang diinginkan, bukan berita yang benar dan bermanfaat.
Apa yang harus dilakukan?
1. Harus ada kerangka berfikir yang jadi pedoman dalam menghadapi era digital agar orang tidak dibodohi, digalaui, dimabuki, diperdaya, dirugikan, dll oleh informasi.
2. Kerangka berfikir ini tidak sekedar menjadi pengetahuan akan tetapi menjadi sikap hidup seseorang.
3. Adab terhadap informasi, cara pandang dan tindakan yang tepat terhadap informasi berdasarkan ilmu dan hikmah.
KERANGKA BERFIKIR
1. Konsep mutu informasi, perihal baik buruknya sebuah informasi.
2. Konsep derajat informasi/ pengetahuan
3. Worldview (I’tiqad) syariat dan literasi teknologi informasi sebagai panduan dalam menilai informasi
KONSEP MUTU INFORMASI
1. Dua komponen mutu informasi (kebenaran dan kebergunaan)
2. Kebenaran artinya, bukan misinformasi, informasi salah, palsu, keliru, disebarkan tanpa niat mengelirukan, bukan disinformasi, terlihat benar, padahal salah disebarkan untuk menyesatkan.
3. Informasi yang bermanfaat, penting dan dibutuhkan. Benar dan bermanfaat ini tentu saja menurut islam bukan benar dan bermanfaat menurut aliran relativisme. Misal, video porno mungkin bermanfaat bagi yang kecanduan porno, akan tetapi dalam islam hal itu sama dengan bermaksiat da nada ganjaran dosa bagi yang melakukannya.
TINGKAT MUTU INFORMASI
1. Benar dan bermanfaat bagi semua orang
2. Benar tapi bermanfaat bagi sebagian orang
3. Benar tapi tidak bermanfaat bagi siapapun
4. Tidak benar dan tidak bermanfaat
KONSEP INFORMASI BERMUTU
1. Perhatian hanya pada informasi bermutu
2. Untuk mengetahui mutu informasi maka perlu alat untuk menimbangnya
3. Pemahaman tentang pandangan hidup
4. Pemahaman tentang syariat islam
5. Pemahaman dan keterampilan Teknologi informasi
WORLDVIEW ISLAM MENGAJARKAN:
1. Saluran ilmu sesungguhnya ada 3; indera, akal dan khabar
2. Khabar ada yang pasti benar, mungkin benar dan pasti tidak benar atau salah
3. Khabar yang benar harus ditafsirkan dengan benar dengan cara melakukan diskusi dan kajian dengan para otoritas keilmuwan dalam hal ini ulama dan ilmuwan, kaum intelektual yang lurus, missal ayat muhkamat dan mutasyabihat dalam Alqur’an tidak semua orang bisa membedakan dan menafsirkan.
4. Ada skala prioritas dalam mencari pengetahuan, ilmu fardhu ain, kifayah harus bisa dibedakan
5. Upaya-upaya diatas perlu pengetahuan dan kompetisi teknologi, misal Kasus bumi datar. Bagaimana pandangan wahyu? Bagaimana penafsiran ahli tafsir terhadap ayat yang “diduga” mendukung bumi datar? Bagaimana pendapat ilmuwan dan astronom? Apa kepentingan dalam memperdebatkannya? Dll
Hikmah dan bijaksana adalah sikap tertinggi dari seseorang yang sudah berilmu dan berpengetahuan, sedangkan kumpulan data dan informasi yang tersimpan dalam akal fikiran seseorang adalah derajat terendah dari seseorang yang ngaku-ngaku sudah menuntut ilmu. Oleh sebab itu ada beberapa kaidah berikut ini yang perlu diketahui:
1. Data atau informasi adalah himpunan unit pengetahuan yang tidak berhubungan dengan satu sama lain. Ia adalah kumpulan fakta yang diingat (simpan dalam memori)
2. Ilmu/ pengetahuan, ketika fakta/ data dikaitkan dengan data lain sehingga timbul makna antar data, pengaitan fakta-fakta menggunakan suatu metode yang baku disebut sains atau ilmu pengetahuan
3. Pemahaman, ketika pengetahuan meresap ke dalam hati, berdampak pada diri yang mengetahui membentuk nilai hidup, kesulitan hidup dan kemewahan hidup tak bisa mengubahnya.
4. Kebijaksanaan (hikmah) adalah kemampuan bisa mengenali persoalan besar dan fundamental dalam hidup. Orang bijaksana adalah generalis, ia mampu menempatkan segala sesuatu pada tempat yang sesuai, kata, perbuatan, dan pemikiran berdampak luas, bahkan kemanusiaan secara umum.
Catatan;
1. Informasi itu seperti makanan, makanan bergizi dalam jumlah yang sesuai membuat tubuh makin sehat.
2. Informasi yang bermutu dalam jumlah yang cukup membuat jiwa dan pikiran menjadi sehat
3. Memilih informasi adalah kunci memperoleh pengetahuan yang sejati
4. Hakekat kehidupan tidak berubah, era informasi merubah banyak hal, akan tetapi masalah kemanusiaan tetap sama, bagaimana hidup makmur dan sejahtera dan bahagia, keadilan ditegakkan, permusuhan dan kezaliman di hapuskan.
5. Manusia seyogyanya menyerahkan kemampuan dan usianya yang terbatas yang selaras dengan capaian tujuan hidupnya.
6. Era informasi selayaknya membuat kita tidak menyimpang dari tujuan hidupa yang hakiki. Sebab kehidupan yang sebenarnya bukan didunia ini, kehidupan yang hakiki adalah akhirat yang kekal dan abadi. Dunia hanyalah permainan dan senda gurau.
Setidaknya empat kali Allah swt mengulang-ulang dalam alqur’an, bahwasanya kehidupan dunia adalah senda gurau alias main-main, namun azab dan ampunan serta balasan dari Allah swt tentu tidaklah main-main;
QS Al An am; ayat 32
“Dan tiadalah kehidupan didunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu mengetahuinya?”
QS Al Ankabut; ayat 64
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”.
QS Muhammad; ayat 36
“Sesungguhnya kehidupan didunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, dan jika kamu beriman dan bertaqwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu”.
QS Al hadid; ayat 20
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan didunia ini hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu dan berbangga-banggakan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya menjadi kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaanNya. Dan kehidupan didunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.
Wallahualam bishowab