DIRI BARU DALAM UMROH Oleh: Duski Samad

Artikel Tokoh350 Views

DIRI BARU DALAM UMROH

Oleh: Duski Samad

Catatan hari kedua 05-15 Januari 2025

 

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.  (QS. Al-Baqarah Ayat: 207)

Pengorbanan diri yang paling dasar itu adalah kesetiaan (ibadah) hanya kepada sang pemberi hidup, Allah subhanahu wataala. Ibadah tujuan pokoknya untuk menunjukkan ketundukan dan kepatuhan sebagai wujud perhambaan diri sesuai citra awal penciptaan. Hakikat ibadah dalam Islam adalah totalitas penghambaan kepada Allah SWT yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat ritual maupun non-ritual. Ibadah bukan hanya sekadar pelaksanaan aktivitas tertentu, tetapi mencakup niat, sikap, dan amal yang ditujukan semata-mata untuk mencari ridha Allah.

Hakikat ibadah dalam Islam pengabdian kepada Allah SWT. Ibadah adalah bentuk pengakuan bahwa manusia adalah hamba Allah, yang bertugas untuk taat dan tunduk kepada perintah-Nya.”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Makna ibadah mencakup dua jenis ibadah mahdhah (ritual khusus): Seperti salat, puasa, zakat, dan haji. Ibadah ghairu mahdhah (non-ritual): Setiap aktivitas duniawi yang dilakukan dengan niat mencari ridha Allah, seperti bekerja, menuntut ilmu, dan berbuat baik kepada sesama.

Ibadah harus dilakukan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah. Amal ibadah yang tidak sesuai syariat tidak diterima, sebagaimana hadits Nabi SAW:

“Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam urusan (agama) kami ini yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Nilai ibadah ditentukan oleh niat. Niat yang ikhlas menjadi syarat sahnya ibadah. Amal ibadah tidak diterima jika disertai riya atau dilakukan untuk tujuan selain Allah.

“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibadah yang dilakukan dengan baik dan benar diyakini membentuk mepribadian muslim.  Ibadah bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan jiwa, serta membentuk pribadi yang bertakwa. “Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu…” (QS. Al-Baqarah: 21).

Ibadah dalam Islam bukan hanya rutinitas fisik, tetapi juga pengabdian total kepada Allah dalam seluruh aspek kehidupan. Ibadah umroh yang melibatkan mahdah dan ghairu mahdah yang diyakini membentuk diri baru. Diri yang patuh pada jalan kebenaran, diri yang teguh menapaki jalan sipritual.

 

PAHALA UMROH MAQBUL.

Pahala umroh yang maqbul (diterima) sangat besar dalam Islam, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadis. Ada berapa syarah mengenai pahala umroh maqbul penghapus dosa. Rasulullah ﷺ bersabda: “Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa setiap kali seseorang melakukan umroh, dosa-dosanya yang lalu diampuni oleh Allah, asalkan ibadah tersebut dilakukan dengan ikhlas dan sesuai tuntunan syariat.

Umroh pahala laksana jihad bagi perempuan, orang lemah, dan sakit. Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepada Aisyah r.a.: “Sesungguhnya jihad kalian (kaum wanita) adalah haji dan umrah.”

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Bagi mereka yang tidak diwajibkan berjihad, seperti wanita atau orang yang lemah, ibadah umroh memiliki ganjaran yang setara dengan jihad di jalan Allah, jika dilakukan dengan niat dan ikhlas.

Hadis yang dijanjikan bagi orang yang maqbul umrohnya adalah rezeki dan keberkahan yang melimpah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Lakukanlah haji dan umrah secara berulang, karena keduanya menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana api menghilangkan karat besi.” (HR. Tirmidzi).

 

Umroh yang maqbul membawa keberkahan rezeki dan menghilangkan kesulitan ekonomi, karena Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada orang yang mendekatkan diri kepada-Nya.

Umroh yang maqbul disampaikan Nabi  mendapatkan syafaat di hari kiamat.

Orang yang melaksanakan umroh dengan ikhlas akan mendapatkan syafaat di akhirat kelak. Ia termasuk golongan yang mencintai Allah dan dicintai oleh-Nya karena telah memenuhi panggilan-Nya dengan ibadah.

Empat pahala penting dan manfaat umroh yang diterima di atas tentu akan membentuk pengalaman dan diri yang baru yakni diri tanpa reserve taat pada-Nya.

Umroh maqbul adalah buah dari ibadah yang tulus. Agar Pahala umroh diterima (maqbul) maka harus diperhatikan niat yang ikhlas. Ibadah hanya dilakukan untuk Allah, bukan untuk pamer atau tujuan duniawi.

Laksanakanlah rangkaian ibadah umroh sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad ﷺ. Setelah umroh, ada tanda-tanda perubahan positif dalam kehidupan, seperti bertambahnya keimanan, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah. Orang yang umrohnya diterima akan berusaha menjaga dirinya dari dosa-dosa besar dan kecil.

Perubahan diri yang diinspirasi oleh ibadah khususnya ibadah umroh sangat luas sekali. Namun yang paling utama adalah kuatnya niat, motivasi, ketundukkan, kesabaran dan kesungguhan dapat menjadi watak, karakter dan kepribadian setiap mereka yang sudah menjadi dhuyufurrahman. Amin. 05012025babulaly masjidilharamashar.

Leave a Reply