KARAKTER BERSYUKUR   Oleh: Duski Samad

Artikel Tokoh198 Views

KARAKTER BERSYUKUR

Oleh: Duski Samad
Kajian Zohor Masjid di Bank Nagari, Rabu, 12 Maret 2025

 

Karakter adalah sifat, sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang melekat pada seseorang yang membentuk cara berpikir, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain. Karakter mencerminkan kepribadian seseorang dan dapat berkembang melalui pendidikan, lingkungan, serta pengalaman hidup.

Karakter dapat dibagi menjadi dua jenis utama: 1. Karakter positif, seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, rendah hati, dan peduli terhadap sesama. 2. Karakter negatif, seperti egois, malas, tidak jujur, dan tidak bertanggung jawab.

Karakter seseorang berpengaruh besar terhadap kesuksesan, hubungan sosial, dan bagaimana ia menghadapi tantangan dalam hidup.

Karakter bersyukur artinya kepribadian orang yang bersyukur. Makna syukur adalah ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan atas nikmat atau anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Syukur bisa diwujudkan dalam bentuk ucapan, perbuatan, dan sikap hati yang menerima serta memanfaatkan nikmat dengan baik.

Syukur mencakup tiga aspek utama, syukur dengan hati. Menyadari dan meyakini bahwa segala nikmat berasal dari Allah. Syukur dengan lisan. Mengucapkan pujian dan terima kasih kepada Allah, seperti dengan membaca Alhamdulillah. Syukur dengan perbuatan. Menggunakan nikmat yang diberikan untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat.

Syukur juga mengajarkan untuk tetap merasa cukup, tidak mudah mengeluh, dan lebih menghargai segala hal yang telah dimiliki. Syukur berarti menyadari bahwa semua yang kita miliki—baik harta, kesehatan, ilmu, maupun kesempatan hidup—adalah anugerah dari Allah yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Allah berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Syukur dalam Islam memiliki tiga dimensi utama syukur dengan hati. Menyadari bahwa semua nikmat berasal dari Allah dan merasa puas dengan ketentuan-Nya. Syukur dengan Lisan. Mengucapkan pujian kepada Allah, seperti dengan membaca Alhamdulillah. Syukur dengan Perbuatan. Menggunakan nikmat Allah untuk kebaikan dan sesuai dengan syariat.

KARAKTER SYUKUR
Menjadikan syukur sebagai karakter berarti menjadikannya bagian dari kepribadian dan kebiasaan sehari-hari. Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan:

1.Melatih Kesadaran Syukur (Mindfulness of Gratitude). Setiap hari, luangkan waktu untuk menyadari hal-hal yang bisa disyukuri, baik kecil maupun besar. Biasakan merenungkan kebaikan yang telah diterima sebelum tidur atau saat bangun pagi.

2.Menuliskan Rasa Syukur. Buat jurnal syukur, catat minimal 3 hal yang disyukuri setiap hari. Jika tidak sempat menulis, bisa dilakukan dalam hati saat berdoa atau bermeditasi.

3.Mengungkapkan Syukur Secara Lisan. Biasakan mengucapkan terima kasih, baik kepada Tuhan, keluarga, teman, atau bahkan diri sendiri. Sampaikan apresiasi kepada orang lain secara langsung.

4.Menggunakan Perspektif Positif dalam Setiap Keadaan. Saat menghadapi kesulitan, coba cari sisi positifnya dan pelajaran yang bisa diambil. Fokus pada apa yang dimiliki, bukan pada apa yang kurang.

5.Membantu dan Berbagi dengan Orang Lain. Rasa syukur semakin kuat ketika kita berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Dengan memberi, kita menyadari betapa banyak yang sudah kita miliki.

6.Membiasakan Diri dengan Doa atau Meditasi Syukur. Setiap pagi atau malam, luangkan waktu untuk berdoa atau bermeditasi dengan fokus pada rasa syukur. Ini membantu menanamkan rasa syukur sebagai bagian dari kebiasaan.

7.Menghindari Sikap Iri dan Membandingkan Diri. Iri hati menghambat rasa syukur, jadi fokuslah pada perjalanan dan pencapaian pribadi. Ingat bahwa setiap orang memiliki tantangan dan berkah masing-masing.

8.Menjaga Lingkungan yang Positif. Bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki kebiasaan bersyukur agar saling menginspirasi. Hindari lingkungan yang terlalu banyak mengeluh dan menyebarkan energi negatif.
Jika dilakukan secara konsisten, strategi ini akan membuat rasa syukur bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi menjadi bagian dari karakter melekat dalam diri.

IMPLEMENTASI SYUKUR
Implementasi Syukur dalam Kehidupan Sehari-hari. Syukur harus diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, bukan hanya dalam bentuk ucapan, tetapi juga dalam tindakan nyata.

a) Syukur dalam Ibadah. Menjalankan salat dengan khusyuk sebagai bentuk syukur atas nikmat kehidupan. Membaca Al-Qur’an dan berzikir sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Allah. Berdoa dan mengingat Allah dalam setiap aktivitas.

b) Syukur dalam Rezeki dan Harta. Menggunakan harta dengan bijak dan tidak boros. Membayar zakat dan sedekah untuk membantu sesama. Tidak tamak dan selalu merasa cukup (qana’ah).

c) Syukur dalam Ilmu dan Keterampilan. Menggunakan ilmu untuk kebaikan, bukan untuk merugikan orang lain. Mengajarkan ilmu kepada orang lain sebagai bentuk kontribusi sosial. Terus belajar dan berkembang sebagai bentuk syukur atas akal yang diberikan Allah.

d) Syukur dalam Kesehatan dan Waktu. Menjaga kesehatan dengan pola hidup yang baik. Tidak menyia-nyiakan waktu dengan hal yang tidak bermanfaat. Menggunakan tenaga untuk menolong dan membantu orang lain.

e) Syukur dalam Hubungan Sosial. Berbuat baik kepada orang tua, keluarga, dan tetangga. Bersikap rendah hati dan tidak sombong atas nikmat yang dimiliki. Menjaga hubungan baik dengan sesama dan menjauhi permusuhan.

Syukur bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi harus diwujudkan dalam sikap dan perbuatan. Seorang Muslim yang bersyukur akan selalu merasa cukup, tidak mudah mengeluh, dan lebih bersemangat dalam menjalani hidup. Dengan menerapkan syukur dalam berbagai aspek kehidupan, kita akan mendapatkan tambahan nikmat dari Allah serta hidup yang lebih berkah dan bahagia.

PRAKTIK BERSYUKUR TERHADAP PRESTASI
Bersyukur atas prestasi berarti mengapresiasi pencapaian yang diraih dengan tetap rendah hati dan menggunakan keberhasilan itu untuk kebaikan lebih besar. Berikut beberapa cara untuk mempraktikkannya:

1.Mengakui dan Mensyukuri Usaha yang Telah Dijalani. Sadari bahwa setiap prestasi bukan hanya hasil kerja keras sendiri, tetapi juga berkat dukungan orang lain dan kesempatan yang diberikan. Luangkan waktu sejenak untuk merenungkan perjalanan yang telah ditempuh.

2.Mengucapkan Terima Kasih kepada Diri Sendiri dan Orang Lain. Akui usaha yang telah dilakukan dan beri apresiasi pada diri sendiri. Ucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu, seperti keluarga, teman, guru, atau rekan kerja.

3.Tidak Menjadikan Prestasi Sebagai Kesombongan. Syukur bukan berarti membanggakan diri secara berlebihan, tetapi menyadari bahwa setiap pencapaian adalah kesempatan untuk berkembang lebih baik lagi. Tetap rendah hati dan gunakan prestasi sebagai motivasi untuk terus belajar.

4.Berbagi Ilmu atau Pengalaman. Gunakan keberhasilan untuk menginspirasi orang lain, misalnya dengan berbagi pengalaman atau membantu mereka yang sedang berjuang mencapai tujuan serupa. Ini tidak hanya memperkuat rasa syukur, tetapi juga memberi manfaat lebih luas.

5.Menjadikan Prestasi Sebagai Motivasi untuk Lebih Baik. Alih-alih merasa puas dan berhenti, gunakan pencapaian sebagai batu loncatan untuk tantangan berikutnya. Tetapkan tujuan baru dengan tetap menjaga semangat dan rasa syukur.

6.Merayakan dengan Cara yang Positif. Rayakan prestasi dengan cara yang bermakna, seperti mengajak keluarga makan bersama, berbagi rezeki, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan namun tetap bermanfaat.

7.Menghindari Rasa Iri dan Tetap Fokus pada Perjalanan Sendiri. Jangan membandingkan pencapaian dengan orang lain secara negatif, karena setiap orang memiliki jalan dan waktunya sendiri. Fokus pada pertumbuhan diri dan terus bersyukur atas apa yang telah dicapai. Dengan mempraktikkan rasa syukur ini, prestasi tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan yang lebih bermakna.

Kesimpulan: Esensi, Strategi, dan Implementasi Syukur.
Syukur dalam Islam bukan hanya sebatas ucapan, tetapi sebuah sikap hati, lisan, dan perbuatan yang mencerminkan penghargaan atas nikmat Allah. Syukur memiliki tiga dimensi utama: syukur dengan hati (menyadari dan menerima segala ketentuan Allah), syukur dengan lisan (mengucapkan pujian kepada Allah), dan syukur dengan perbuatan (menggunakan nikmat untuk kebaikan).

Strategi membentuk karakter syukur meliputi melatih kesadaran syukur, menuliskan rasa syukur, mengungkapkan syukur secara lisan, menjaga perspektif positif, berbagi dengan orang lain, membiasakan doa syukur, menghindari iri hati, dan menciptakan lingkungan yang positif. Jika diterapkan secara konsisten, syukur akan menjadi bagian dari kepribadian seseorang.
Implementasi syukur dalam kehidupan sehari-hari mencakup berbagai aspek, seperti ibadah (salat khusyuk dan berzikir), rezeki (zakat dan sedekah), ilmu (berbagi dan terus belajar), kesehatan (menjaga tubuh dan waktu), serta hubungan sosial (berbuat baik dan menjaga keharmonisan).

Dalam prestasi, syukur diwujudkan dengan mengakui usaha yang telah dilakukan, mengapresiasi diri sendiri dan orang lain, menjaga rendah hati, berbagi ilmu, menjadikan pencapaian sebagai motivasi, merayakannya secara positif, serta menghindari perbandingan yang tidak sehat.

Syukur bukan hanya ekspresi rasa terima kasih, tetapi juga kunci kebahagiaan dan keberkahan hidup. Dengan membiasakan syukur, seseorang akan lebih tenang, optimis, dan mampu menghadapi kehidupan dengan penuh makna. DS. 12032925

Leave a Reply