KEBANGKITAN NASIONAL DAN TANTANGAN PENDIDIKAN ERA DIGITAL
Oleh: Duski Samad
Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang
Kebangkitan Nasional makna pentingnya adalah mengigatkan warisan semangat Budi Utomo (1908) mengajarkan pentingnya persatuan dan kesadaran kolektif untuk kemajuan bangsa.
Dalam konteks pendidikan, spirit ini adalah keberanian untuk berinovasi, bergerak, dan berdaya menghadapi realitas zaman.
Pendidikan itu tumbuh, berkembang dan bergerak sesuai dengan dinamika dan alur masyarakat. Pendidikan variable kebudayaan yang melekat dengan sosial kehidupan masyarakat.
Pendidikan adalah fondasi kemajuan.
Pendidikan membentuk pola pikir, etika, dan kemampuan individu.
Masyarakat yang terdidik lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Pendidikan mendorong produktivitas, inovasi, dan kesejahteraan sosial.
Indikator kemajuan masyarakat adalah pendidikan.Rendahnya angka kemiskinan dan pengangguran ada hubungkait dengan pendidikan.
Meningkatnya partisipasi warga dalam demokrasi dan pembangunan indikasi terdidiknya masyarakat.Berkembang nya budaya literasi dan riset terjadi karena pendidikan.
Meningkatnya kesadaran kesehatan, lingkungan, dan hukum juga relevan dengan tingkat pendidikan.
Dampak pendidikan terhadap kemajuan begitu luas. Pendidikan inklusif dan merata dengan memastikan semua kelompok masyarakat mendapat akses adalah cara terbaik meningkatkan pendidikan.
Kurikulum relevan dan kontekstual untul menjawab kebutuhan lokal dan global mesti dilakukan dengan tepat.
Kemitraan pendidikan dengan dunia usaha dan komunitas dapat dimulai dengan melakukan
Penguatan pendidikan karakter dan kepemimpinan. Begitu dengan melakukan
investasi pada guru dan sarana pendidikan.
Pendidikan di Era Digital.
Kesenjangan akses teknologi dan internet, terutama di wilayah 3T.
Minimnya literasi digital di kalangan pendidik dan peserta didik.
Ancaman disinformasi, distraksi media sosial, dan degradasi karakter.
Kelelahan digital (digital fatigue) dan menurunnya interaksi sosial langsung.
Pendidikan Bangkit dengan Semangat Nasionalisme Digital
Digitalisasi yang berkarakter: Pendidikan berbasis teknologi harus tetap menanamkan nilai kebangsaan dan spiritualitas.
Inovasi kurikulum dan pedagogi: Mendorong pembelajaran berbasis proyek, kolaboratif, dan kontekstual.
Pemberdayaan guru sebagai agen perubahan digital. Kolaborasi multi-sektor: Dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat sipil bersama membangun ekosistem pendidikan digital yang adil dan bermutu.
Penguatan literasi digital kritis: Agar siswa tak hanya pengguna, tapi juga pencipta konten digital yang cerdas dan beretika.
Semangat Kebangkitan sebagai Warisan Sejarah
Hari Kebangkitan Nasional mengingatkan pada semangat pergerakan bangsa untuk bangkit dari penjajahan menuju kemerdekaan. Dalam konteks pendidikan, motivasi ini menjadi dorongan untuk.
Membangkitkan kesadaran kolektif tentang pentingnya pendidikan sebagai alat pembebasan dari kebodohan dan kemiskinan.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama dalam membangun kualitas SDM Indonesia yang unggul.
Menjadikan nilai-nilai nasionalisme, integritas, dan kerja keras sebagai fondasi karakter peserta didik.
Pendidikan Pilar Peradaban dan Kemajuan Bangsa
Pendidikan bukan hanya proses transfer ilmu, tapi:
Transformasi karakter dan akhlak: Membangun manusia beradab, jujur, dan bertanggung jawab.
Pemberdayaan potensi: Menyadarkan setiap anak bangsa akan kekuatan dan peran strategis mereka.
Pemelihara identitas dan budaya: Pendidikan menjaga jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.
Penguat daya saing bangsa: SDM unggul adalah prasyarat kemajuan ekonomi dan politik nasional.
Pendidikan Bangkit:
Untuk menjadikan pendidikan sebagai kekuatan kebangkitan bangsa, diperlukan strategi konkret, antara lain:
a. Revitalisasi Kurikulum Merdeka
Menyesuaikan materi dengan kebutuhan zaman dan potensi lokal.
Menekankan pembelajaran yang holistik: ilmu, akhlak, dan keterampilan.
b. Peningkatan Kualitas Guru dan Tenaga Kependidikan
Pelatihan berkelanjutan berbasis teknologi dan pedagogi modern.
Peningkatan kesejahteraan dan penghargaan profesi guru.
c. Pemerataan Akses dan Keadilan Pendidikan
Memperluas pendidikan digital dan inklusif.
Memperkuat program afirmatif untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
d. Kolaborasi Multi Pihak
Sinergi pemerintah, masyarakat, swasta, dan dunia usaha.
Membangun ekosistem pendidikan yang saling mendukung dan berkelanjutan.
e. Integrasi Nilai Kebangsaan dan Spiritualitas
Menguatkan pendidikan karakter berbasis Pancasila dan nilai keagamaan. Menghidupkan kembali semangat “Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman.”
Kesimpulan: Spirit Kebangkitan Nasional dan Pendidikan di Era Digital
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional adalah momentum strategis untuk merefleksikan kembali peran pendidikan sebagai fondasi utama kebangkitan dan kemajuan bangsa. Semangat yang diwariskan oleh Budi Utomo pada 1908 adalah panggilan untuk bersatu, bergerak, dan berdaya menghadapi tantangan zaman, termasuk tantangan di era digital.
Pendidikan tumbuh dalam dinamika masyarakat dan menjadi variabel utama dalam kemajuan sosial, ekonomi, dan budaya. Ia membentuk karakter, pola pikir, serta daya saing sumber daya manusia. Tingkat pendidikan yang baik berkorelasi langsung dengan rendahnya kemiskinan, meningkatnya partisipasi warga, tumbuhnya budaya literasi, dan kesadaran akan kesehatan, lingkungan, serta hukum.
Di era digital, pendidikan menghadapi tantangan besar: kesenjangan teknologi, literasi digital yang rendah, disinformasi, dan degradasi karakter.
Semangat nasionalisme digital, pendidikan bisa bangkit melalui strategi konkret: kurikulum kontekstual, pemberdayaan guru, pemerataan akses, kolaborasi multipihak, serta integrasi nilai kebangsaan dan spiritualitas.
Pendidikan yang maju, merata, dan berkarakter adalah kunci kebangkitan Indonesia di tengah arus globalisasi dan era teknologi. Maka, semangat kebangkitan nasional harus terus menyala dalam dunia pendidikan sebagai jalan menuju bangsa yang unggul, beradab, dan berdaya saing global.ds. 20052025.