MENAKAR EFEKTIFITAS PESANTREN RAMADHAN
Penulis: Azwirman,S.Pd
Kalau dulu, mantan siswa/siswi era tahun 90-an kebawah pasti kenal dengan pesantren kilat. Yaitu kegiatan mengisi bulan Ramadhan bagi siswa siswi sekolah umum untuk memperdalam ilmu dan amal agama.
Karena namanya “Kilat” maka tentu saja tidak seperti pesantren pada umumnya. Hanya dengan tiga atau empat hari dan kalau memungkinkan satu pekan, siswa siswi di fokuskan kegiatan belajarnya ke mesjid.
Sekarang namanya sudah berganti dengan Pesantren Ramadhan, meskipun kegiatan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan pesantren kilat dulunya. Selama satu bulan kegiatan belajar diarahkan ke mesjid yang sebelumnya selama sebelas bulan dilaksanakan di ruang kelas sekolah. Begitu kira-kira yang disampaikan oleh para guru dan dinas pendidikan terhadap program pesantren Ramadhan.
Khusus untuk kota Padang, Pesantren Ramadhan diselenggarakan selama satu bulan penuh di mesjid dan musholla terdekat dimana para siswa dan siswi berdomisili, dan untuk tahun ini juga masih diselenggarakan di mesjid dan musholla, kecuali untuk siswa SMA/sederajat yang sudah dibawah kewenangan pemerintah provinsi.
Meskipun ada yang berbeda pelaksanaan Pesantren Ramadhan beberapa tahun belakangan dengan ketika diawal program Pesantren Ramadhan diluncurkan, yaitu intensitas pelaksanaan sudah mulai berkurang, tidak lagi satu bulan suntuk atau full satu bulan.
Pesantren Ramadhan di Kota Padang
Kegiatan Pesantren Ramadhan di kota Padang yang dilengkapi dengan kurikulum pendidikannya, tidak lepas dari kebijakan pemerintah Kota Padang yang dimulai sejak 2004. Tentu saja pemerintah kota Padang pada waktu itu punya tujuan yang jelas yaitu mensyiarkan Islam dan menyemarakkan kegiatan keislaman yang dilakukan oleh para remaja dan generasi muda khususnya para pelajar. Sebab, selama ini mesjid dan musholla sebagian besar diurus dan diisi oleh generasi tua, sedangkan anak muda remajanya sangat sedikit. Mereka terasing dari rumah ibadahnya sendiri, artinya agama Islam yang mereka anut tidak akrab dengan diri mereka. Mereka lebih akrab dengan “mobile legend” dan “free fire” yang ada di android mereka.
Boleh dibilang, Pesantren Ramadhan yang dilaksanakan di semua sekolah dan jenjang di Sumatera Barat hari ini, tidak lepas dari gebrakan pemerintah kota Padang sejak 2004 silam, kota Padang adalah kota pertama di Indonesia yang punya program Pesantren Ramadhan yang jelas dan lengkap selama satu bulan penuh.
Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihan dari program ini, tentu kita sangat bersyukur bahwa nilai-nilai Islam dan ajaran Islam bisa maksimal diajarkan dan ditanamkan pada peserta didik khususnya yang bersekolah di sekolah yang pelajaran agamanya sangat minim.
Efektivitas Pesantren Ramadhan
Pesantren Ramadhan, tentu saja tidak punya target melahirkan seorang ulama, sebab Pesantren Ramadhan tidak sama dengan pesantren yang khusus mendidik para santrinya selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun di pondok-pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pesantren Ramadhan punya pesan, bahwa kegiatan-kegiatan selama sebulan penuh yang diikuti oleh para pelajar sekolah dasar dan menengah dapat dipertahankan untuk sebelas bulan berikutnya. Pesantren Ramadhan yang mereka ikuti selama satu bulan seperti pelatihan intensif bagi mereka dan selama sebelas bulan berikutnya apa yang mereka pelajari selama pesantren Ramadhan bisa diamalkan.
Kalau semua kita serius, apalagi semua orang tua memotivasi anaknya untuk mengikuti Pesantren Ramadhan dengan baik dan benar maka hal-hal berikut ini akan muncul selepas bulan Ramadhan;
Pertama, siswa akan terbiasa untuk datang ke mesjid. Minimal untuk sholat berjamaah.
Kedua, siswa akan terbiasa membaca Alqur’an
Ketiga, siswa akan termotivasi untuk memperdalam ilmu agama Islam
Keempat, siswa akan termotivasi memperbaiki ibadahnya
Kelima, siswa akan termotivasi memperbaiki akhlaknya
Keenam, siswa akan termotivasi untuk lebih berbakti kepada orang tua dan guru disekolah
Hal diatas akan terwujud seandainya semua stakeholder (pemerintah, orang tua, masyarakat) mendukung penuh. Dan yang tak kalah penting adalah guru dan pendamping siswa selama kegiatan Pesantren Ramadhan tahu dan paham apa yang musti dilakukan dan dikerjakan.
Pertanyaannya, apakah selama dua puluh tahun pelaksanaan Pesantren Ramadhan telah membawa dampak positif bagi perbaikan generasi muda khususnya di Sumatera Barat dan lebih khusus lagi di kota Padang?
Kasus demi kasus kenakalan remaja kota Padang hari demi hari makin memprihatinkan. Tawuran yang tidak kunjung berhenti, kedisiplinan berlalu lintas para generasi muda yang semakin buruk, semakin tidak pedulinya mereka terhadap sesama, pacaran yang semakin “nekad” dan “menggila” dan banyak lagi kasus lainnya dari mereka, adalah tanggung jawab kita semua khususnya orang tua.
Tentu saja semua masalah itu harus menjadi perhatian kita semua khususnya bagi kita yang masih peduli dengan pendidikan dan agama. Namun, bagi kita yang sudah tidak peduli lagi dengan pendidikan, penanaman nilai-nilai akhlak, moral, adab dan karakter disebabkan oleh sesuatu dan lain hal, maka suatu saat kita pasti akan menjadi korban dari ketidakpedulian kita terhadap generasi muda khususnya anak-anak kita di rumah.
Wallahu a’lam bish showwab