MODERASI BERAGAMA DI JENJANG MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DALAM MEMBENTUK GENERASI FUTURISTIK YANG TOLERAN DAN BERAKHLAK MULIA
Dzul Fitriyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah
Di era globalisasi yang semakin maju, tantangan dalam kehidupan beragama semakin kompleks, terlebih bagi generasi muda. Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berbasis madrasah dan islami, dapat berperan dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini. Moderasi beragama bukan hanya tentang toleransi, tetapi juga cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan, serta menghargai dan memahami dalam kebersamaan. Oleh karena itu, generasi muda perlu dipersiapkan agar tidak hanya memiliki kecerdasan akademis, tetapi juga harus berakhlak mulia.
Pentingnya Menanamkan Nilai Toleransi Sejak Usia Dini
Menanamkan nilai toleransi sejak usia dini merupakan langkah tepat untuk membentuk karakter anak yang menghargai perbedaan dan mampu hidup harmonis dalam bermasyarakat. Usia dini, khususnya jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), adalah masa di mana anak-anak memiliki kemampuan menyerap nilai-nilai dan kebiasaan dengan cepat. Pada fase ini, anak-anak cenderung lebih mudah diarahkan dan dibentuk, sehingga dapat dijadikan momen untuk mengorientasikan konsep toleransi dan penghargaan terhadap keragaman. Dengan mengorientasikan konsep toleransi, anak-anak akan belajar menerima perbedaan sebagai hal yang wajar untuk mendukung terciptanya masyarakat yang damai dan membantu mengembangkan keterampilan sosial anak.
Selain itu, toleransi sejak usia dini dapat menjadi pertahanan anak dalam menghadapi tantangan global seperti radikalisme atau intoleransi, dan anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana dan mampu menghadapi perbedaan. Nilai-nilai toleransi selaras dengan prinsip moderasi beragama yang menekankan keseimbangan antara keyakinan diri dan penghormatan terhadap keyakinan orang lain. Dengan demikian, penanaman nilai toleransi sejak dini tidak hanya membentuk generasi yang toleran, tetapi juga berakhlak mulia dan siap menghadapi dinamika kehidupan di masa depan.
Pemanfaatan Teknologi dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Moderasi
Pesatnya perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan nilai-nilai moderasi beragama. Melalui teknologi, penyampaian nilai-nilai moderasi akan sangat mudah diakses oleh generasi masa kini, apalagi generasi mereka yang kegiatan sehari-harinya tidak lepas dari pemanfaatan teknologi. Di jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), penyampaian nilai-nilai moderasi dengan memanfaatkan teknologi dapat dilakukan dengan membuat media pembelajaran yang interaktif atau membuat konten yang mengedukasi.
Dengan media pembelajaran yang interaktif, guru dapat menyajikan pembelajaran toleransi dan moderasi dengan berbagai variasi, seperti video animasi, permainan digital, atau kuis interaktif. Sehingga anak-anak yang cenderung lebih tertarik dengan konten visual dan interaktif akan merasa menyenangkan ketika belajar mengenai nilai-nilai toleransi dan moderasi. Misalnya, guru dapat menggunakan video animasi yang menceritakan kisah-kisah Nabi Muhammad SAW tentang toleransi atau contoh-contoh kehidupan nyata yang menggambarkan pentingnya menghargai perbedaan.
Selain itu, guru dapat membuat konten yang mengedukasi melalui media sosial seperti YouTube, TikTok, atau Instagram untuk menyampaikan nilai-nilai moderasi beragama. Generasi muda masa kini tentu akan sangat antusias apabila pembelajaran dikaitkan dengan apa yang mereka senangi. Misalnya, guru dapat membuat video pendek tentang pentingnya hidup rukun dengan teman yang berbeda agama atau budaya atau membuat challenge kampanye di media sosial yang mengajak siswa untuk melakukan aksi toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Konten seperti ini tidak hanya menarik perhatian anak, tetapi juga mudah dibagikan dan diakses kapan saja, sehingga pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas.
Peran Orang Tua dalam Mendukung Pendidikan Moderasi Beragama
Pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan anak, salah satunya dalam pendidikan moderasi beragama. Dukungan aktif orang tua akan lebih tertanam kuat dalam diri anak untuk membentuk karakter dan nilai-nilai dasar. Adapun peran orang tua dalam mendukung pendidikan adalah sebagai berikut:
- Menjadi teladan dalam praktik moderasi beragama
Anak-anak adalah peniru ulung, mereka cenderung meniru perilaku orang-orang di sekitar mereka, salah satunya orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh nyata dalam menerapkan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari anak. Misalnya, dengan menunjukkan sikap toleransi terhadap tetangga atau teman yang berbeda agama dan menghargai pendapat orang lain. Ketika anak melihat orang tua mereka bersikap moderat dan menghargai perbedaan, mereka akan lebih mudah menyerap dan meniru nilai-nilai tersebut.
- Bekerja sama dengan sekolah
Orang tua harus menjalin komunikasi yang baik dengan sekolah, terutama guru, untuk memastikan bahwa pendidikan moderasi beragama yang diberikan di sekolah juga diteruskan di rumah. Misalnya, orang tua dapat menghadiri pertemuan wali murid atau kegiatan sekolah yang membahas tentang moderasi beragama atau orang tua menanyakan bagaimana perkembangan karakter anak selama di sekolah. Dengan bekerja sama, orang tua dan sekolah dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam membentuk karakter anak yang toleran dan moderat.
- Mendorong anak untuk berinteraksi dengan beragam kelompok
Orang tua dapat mendorong anak untuk berinteraksi dengan teman-teman dari latar belakang yang berbeda, baik agama, suku, maupun budaya. Misalnya, dengan mengizinkan anak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau komunitas yang melibatkan berbagai kelompok, bisa juga dengan tidak melarang anak untuk berinteraksi dengan temannya yang berasal dari budaya lain. Hal ini akan membantu anak memahami bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dan justru memperkaya kehidupan sosial.
Kesimpulan
Pendidikan moderasi beragama di jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) memegang peran penting dalam membentuk generasi yang toleran dan siap menghadapi tantangan masa depan. Melalui penanaman nilai-nilai toleransi sejak dini, siswa MI dapat belajar menghargai perbedaan dan membangun keterampilan sosial yang diperlukan untuk hidup harmonis dalam bermasyarakat. Sekolah, sebagai institusi pendidikan, memiliki tanggung jawab untuk mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama ke dalam kegiatan pembelajaran, termasuk dengan memanfaatkan teknologi untuk membuat proses belajar lebih menarik dan efektif.
Namun, peran orang tua tidak kalah penting dalam mendukung pendidikan moderasi beragama. Dengan menjadi teladan dan bekerja sama dengan sekolah, orang tua dapat memperkuat nilai-nilai moderasi yang diajarkan di MI. Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat akan menciptakan sinergi yang kuat dalam membentuk karakter anak yang berakhlak mulia dan siap menjadi generasi futuristik yang berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Dengan demikian, pendidikan moderasi beragama di jenjang MI bukan hanya tentang menciptakan generasi yang toleran, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kokoh untuk mewujudkan masyarakat yang damai, harmonis, dan berkeadaban di masa depan.