PERAN LITERASI MATEMATIKA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DALAM MEMPERSIAPKAN GENERASI UNGGUL Ibnu Imam Al Ayyubi, M.Pd.

PERAN LITERASI MATEMATIKA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DALAM MEMPERSIAPKAN GENERASI UNGGUL

Ibnu Imam Al Ayyubi, M.Pd.

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah

Literasi memegang peranan penting dalam upaya pengembangan kompetensi siswa secara komprehensif. Agar literasi dapat memberikan manfaat yang maksimal, pelaksanaannya perlu dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Kemampuan literasi yang optimal dapat menjadi dasar pengembangan sembilan jenis kecerdasan tersebut. Sembilan kecerdasan yang dimaksud meliputi kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, interpersonal, intrapersonal, kinestetik-jasmani, musikal, naturalis, serta eksistensial. Literasi merupakan sesuatu yang melekat erat dengan pendidikan. Literasi tidak hanya mengenai kemampuan baca-tulis, akan tetapi juga mengenai kemampuan seseorang dalam mendapat informasi dan mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari. Literasi bukan semata-mata tentang ilmu pengetahuan, namun lebih terhadap pengaplikasian langsung seseorang dalam berperilaku dan dalam kehidupan sehari-hari. Tak terlepas dari literasi matematika yang menjadi orientasi primer khususnya secara statistik skor PISA. Literasi matematika merupakan kemampuan memahami, menganalisis, dan menerapkan konsep-konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Di era globalisasi ini, keterampilan matematika sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pengambilan keputusan hingga pemecahan masalah. Oleh karena itu, pendidikan dasar, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah, memiliki peran penting dalam membentuk generasi unggul yang memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, dan kreatif melalui literasi matematika.

  1. Membangun Fondasi Keterampilan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir krisis adalah kemampuan yang perlu dimiliki dalam menghadapi dunia modern yang kompleksitas, dalam dunia digital yang serba cepat ini kemampuan dalam menganalisis, mengevaluasi, serta mengambil keputusan secara rasional menjadi kunci utama. Keterampilan berpikir kritis ini melibatkan proses mental seperti mengidentifikasi masalah, mengumpulkan serta menganalisis informasi, mengevalusi bukti dan menarik kesimpulan dari informasi yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Selain itu juga refleksi terhadap keterampilan berpikir kritis diperlukan dalam meningkatkan kualitas keputusan di masa depan. Ada beberapa fondasi penting dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, seperti keterbukaan pikiran, sikap kritis, keingintahuan, serta kejujuran yang intelektual. Pembelajaran matematika tidak hanya mengajarkan angka dan rumus, tetapi juga melatih siswa untuk berpikir kritis dan logis. Dengan literasi matematika yang baik, siswa di MI dapat mengembangkan keterampilan analitis yang akan membantu mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini akan menjadi modal berharga bagi mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan.

  1. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Kemampuan pemecahan masalah adalah hal yang krusial yang perlu diasah, kemampuan pemecahan masalah dalam literasi matematika tidak hanya terfokus pada angka dan rumus saja, tetapi juga melibatkan kemampuan dalam menerapkannya pada kehidupan nyata siswa. Literasi matematika melatih siswa untuk bisa berpikir logis serta sistematis, selain itu juga literasi matematika melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan analitis dan kritis. Dalam memecahkan suatu masalah seseorang tentunya perlu mempertimbangkan solusi dan memilih yang paling efektif. Oleh karena itu matematika melatih setiap individu dalam mempertimbangkan berbagai hal, mengukur resiko yang terjadi serta membuat keputusan yang tepat. Kemampuan pemecahan masalah tidak hanya berguna dalam menyelesaikan soal-soal matematika saja, tetapi juga berguna dalam mengahapi berbagai situasi nyata dalam kehidupan. Salah satu manfaat utama dari literasi matematika adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Melalui pembelajaran matematika yang efektif, siswa MI diajarkan untuk menemukan solusi dari berbagai permasalahan dengan pendekatan yang sistematis. Hal ini akan melatih mereka untuk berpikir strategis dan mengambil keputusan yang tepat dalam berbagai situasi.

  1. Mempersiapkan Siswa untuk Era Digital

Era digital semakin berkembang seiring berkembangnya zaman, dengan adanya digital yang meluas kegiatan sehari-hari akan lebih mudah. Seperti berbelanja online, pembelajaran online, serta mudahnya mencari informasi serta dapat digunakan kapanpun dan dalam situasi apapun. Artificial Intelligence adalah salah satu kecerdasan buatan yang ditambahkan pada sistem computer, dengan adanya AI ini membuat pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat, tepat dan akurat dengan adanya data-data yang telah disediakan. Dengan cara kerjanya yang cepat membuat AI ini lebih banyak diandalkan didunia pekerjaan dibandingkan dengan manusia. Namun disamping cara kerjanya yang cepat AI juga tentunya memiliki kekurangan, AI juga memerlukan manusia sebagai pengendalinya. Jika perintah yang diberikan kepada AI kurang lengkap maka data yang dihasilkannya pun akan kurang akurat. Oleh karena itu, kita sebagai manusia bersaing ketat dalam mengembangkan berbagai keterampilan. Di era digital dan revolusi industri 4.0, keterampilan matematika menjadi semakin penting. Banyak bidang pekerjaan di masa depan yang membutuhkan pemahaman matematika, seperti ilmu komputer, teknologi informasi, ekonomi, dan sains. Oleh karena itu, penguatan literasi matematika di MI akan membantu siswa untuk lebih siap menghadapi perkembangan teknologi dan tantangan global. Sehingga kemampuan dan keterampilan kita akan terus berkembang dan tidak akan tergerus oleh dunia digital yang semakin canggih.

  1. Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Prestasi Akademik

Matematika memiliki peranan penting dalam meningkatkan kepercayaan diri serta prestasi akademik siswa. Siswa yang memiliki pemahaman yang baik tentang matematika cenderung lebih percaya diri dalam belajar. Ketika mereka mampu menguasai konsep-konsep dasar dengan baik, mereka akan lebih mudah memahami pelajaran lainnya yang berkaitan dengan logika dan analisis. Hal ini akan berdampak positif pada prestasi akademik mereka secara keseluruhan. Pretasi akademik yang terus meningkat ini dapat menciptakan siklus yang positif, dimana ini dapat memotivasi siswa untuk terus belajar dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Matematika juga dapat membangun rasa percaya diri yang besar melalui pengalaman keberhasilan. Contohnya ketika seorang siswa mampu menyelesaikan soal matematika yang rumit ia akan merasa bangga serta termotivasi dalam mengerjakan tantangan berikutnya, sehingga hal ini akan terbawa dalam kehidupan nyata.

  1. Menanamkan Nilai Islami dalam Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika tidak hanya mengembangkan keterampilan numeric dan logika, tapi lebih dari itu, salah satunya bisa untuk menanamkan nilai-nilai keislaman. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam pembelajaran matematika seorang guru dapat menciptakan suasana belajar yang lebih bermakna dan tentunya sejalan dengan prinsip-prinsip keislaman. Sehubung dengan itu ini tidak hanya berguna dalam pemahaman matematika siswa saja, melainkan memperkuat identitas keislaman siswa. Sebagai bagian dari pendidikan berbasis agama, Madrasah Ibtidaiyah dapat mengintegrasikan nilai-nilai Islami dalam pembelajaran matematika. Misalnya, konsep kejujuran dalam perhitungan, disiplin dalam menyelesaikan soal, serta kesabaran dalam memahami materi. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar matematika sebagai ilmu, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.

Kesimpulan

Literasi matematika memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk generasi unggul yang siap menghadapi tantangan masa depan. Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan dasar memiliki tanggung jawab besar dalam mengembangkan keterampilan matematika siswa sejak dini. Dengan pembelajaran yang inovatif, interaktif, dan berbasis nilai Islami, literasi matematika dapat menjadi kunci dalam menciptakan generasi yang cerdas, kritis, dan kompetitif di era modern. Selain itu, literasi dapat melatih peserta didik untuk menangkap makna dari informasi yang diterima, mengekspansikan keterampilan baik verbal maupun non verbal, dan mengkulminasikan kemampuan di dalam berpikir tingkat tinggi yang menjadi distingsi pada era kontemporer. Dewasa ini, literasi dalam konteks pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan yang mengerucut pada perkembangan teknologi yang berimplikasi pada seluruh aspek kehidupan. Pada era digitalisasi terdapat beberapa tantangan seperti maraknya disinformasi dan rendahnya literasi media bagi penggunanya. Banyak yang merasa kesulitan untuk membedakan antara informasi yang akurat dan hoaks. Sehingga, kurangnya pendidikan dalam menyaring informasi yang benar bisa berdampak negatif pada pemahaman masyarakat terhadap isu maupun informasi yang kredibel.

 

Leave a Reply