PERAN PEMBELAJARAN KITAB AKHLAQ LIL BANIN / LIL BANAT DI MADRASAH TSANAWIYAH TERHADAP KEHIDUPAN
Neng Siti Mariam
Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah Cihampelas
Kitab al-Akhlaq lil Banin dan al-Akhlaq lil Banat dikarang oleh Syekh Umar bin Ahmad Baraja, Kitab ini berisikan tentang etika anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Karya yang ditulisnya digunakan sebagai kurikulum diberbagai kalangan madrasah maupun pesantren di Indonesia. Karangan syekh umar bin Ahmad Baraja ini dibuat secara ringkas dan mudah dicerna. Oleh karena itu Akhlaq lil banin / Akhlaq lil banat digunakan sebagai dasar dalam pembentukan akhlaqul karimah pada kehidupan peserta didik.
Akhlaq lil banin / Akhlaq lil banat memegang peranan penting dalam pembentukan karakter / akhlaq pada peserta didik. Dengan adanya penerapan kitab Akhlaq lil banin / Akhlaq lil banat ini membantu peserta didik membentuk karakter / akhlaq dasar yang baik untuk diguanakan dalam kehidupan sehari hari mereka. Baik itu etika kepada orang tua, guru, saudara, teman sebaya, dan lain sebagainya. Akhlaq lil banin / Akhlaq lil banat bukan hanya untuk penerapan dalam segi karakter / akhlaq antar manusia (hadits lil hadits), tapi juga mengajarkan bagaimana peserta didik tahu hakikat terhadap hubungan dirinya sendiri dan juga sang penciptan-Nya (Qodim lil hadits). Dilihat dari zaman yang sudah berkembang pesat dan sudah berkurangnya etika yang ada di kalangan peserta didik era sekarang, perlu penerapan khusus untuk membangun Kembali Tingkat kesadaran mereka terhadap etika yang baik dalam kehidupan mereka. Adapun Nilai -nilai khusus yang harus disadari oleh peserta didik yakni:
- Nikmat – nikmat Allah SWT.
Begitu banyak kebaikan, kemurahan dan karunia yang diberikan oleh Allah Swt. Kepada hambanya dalam setiap waktu. Namun tetap Kembali lagi kepada orang yang menerima itu. Mereka akan terbagi menjadi dua golongan, pertama dia yang akan benar benar menikmati nikmat yang telah Allah Swt. Berikan , kedua mereka yang akan mengeluh karena tidak sesuai dengan harapan. Dalam Q.s Arrahman itu dicantumkan ulang hingga 31 kali.
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Artinya: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”
Ayat ini menjelaskan bahwasannya Allah menentang kepada manusia dan jin, nikmat mana yang telah mereka dustakan. Yang dimaksud dengan pendustaan terhadap nikmat nikmat Allah tersebut adalah kekafiran mereka mempersekutukan Tuhan – Tuhan mereka dengan Allah. Dalam peribadatan adalah bukti tentang kekafiran mereka terhadap Tuhan, nikmat itu seharusnya disyukuri, karena seyogyakan bersyukur adalah bentuk sembah kita kepada yang memberi nikmat. Sudah menjadi hak prerogatif Allah Swt. untuk menyampaikan apa yang ingin Ia sampaikan kepada umat-Nya. Meskipun ayat ini diulang sebanyak 31 kali. Pengulangan ini juga bertujuan untuk memperkuat tentang adanya nikmat, dan sekaligus peringatan. Ayat ini juga merupakan kalimat pertanyaan retorika bahwa sungguh tiada pengingkaran terhadap segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita baik itu manusia atau jin.
- Kasih sayang seorang Ibu dan Ayah
Dalam kitab Akhlaq lil banin / Akhlaq lil banat, kasih sayang ibu dan ayah diartikan sebagai perasaan cinta, kasih sayang yang tulus dari seorang ibu dan ayah kepada anaknya. Kasih sayang ini tidak hanya berupa perasaan, tapi juga terwujudkan dalam bentuk Tindakan nyata. Memang ada beberapa perbedaan antara kasih sayang yang diberikan ibu dan ayah kepada anaknya, diantaranya : 1.Ibu lebih focus pada pengasuhan dan perawatan anak. 2.ayah lebih focus pada perlindungan dan pendidikan. Hal ini perlu disadari oleh anak / peserta didik, untuk menerapkan rasa hormat dan etika yang baik kepada kedua orang tuanya, karena ibu dan ayahlah yang sangat berperan penting dalam proses kehidupan mereka. Banyak dikalangan remaja sampai dewasa yang menghilangkan rasa hormat dan etika mereka Ketika dihadapan orang tua mereka yang menurutnya, ibu dan ayahnya itu salah / melakukan kesalaham yang tidak bisa diterima oleh diri mereka. Namun sejatinya tidak ada “bekas orang tua”.Perlu diingat, bahwasanya merekalah yang membawa kita ke dunia ini, dan mereka juga yang berjuang mempertahankan kita hingga akhirnya dapat mengetahui segala hal yang ada di dunia ini. Orang tua sama halnya dengan kita, mereka hanya mahkluk yang Allah ciptakan. Mereka bisa saja salah dan lupa dalam hal dosa. Seperti kutipan yang menyebutkan.
ألإِنْسِانُ مَحَلُّ الخَّطَاء وَالنِّسْيَان
Artinya: “ Manusia itu tempatnya salah dan lupa”
Hakikatnya tidak ada yang sempurna di dunia ini selain Allah Swt. dan utusan terakhirnya, yakni Nabi Muhammad Saw.
- Nasihat Nabi Muhammad Saw.
Nasihat Nabi Muhammad Saw. Dimaksud sebagai ajaran atau petujuk kepada umatnya , khususnya kepada anak anak dan kalangan remaja tentang cara hidup yang baik dan berakhlak yang mulia. Adapun nasihat pokok yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. Antara lain: 1.Berlaku baik dan berkahlak mulia, 2. Membaca Al-Qur’an dan berdo’a, 3. Menjaga kehormatan, 4. Menunjukan kasih sayang kepada orang tua, guru, dan orang orang disekitarnya.
Kesimpulan
Pembelajaran kitab Akhlaq lil banin / Akhlaq lil banat sangat berperan penting dalam membentuk etika yang baik bagi anak / peserta didik dalam kehidupannya. Pada hakikatnya ahklaq / karakter yang baik dan benar pada anak itu harus sudah dibentuk mulai dari anak tersebut masih balita / anak anak. Tidak ada kata terlambat dalam hal mendidik anak, namun seperti dalam kutipan kitab Akhlaq lil banin / Akhlaq lil banat itu sendiri yang menyebutkan bahwa mendidik / membimbing seorang anak itu lebih baik dikala mereka masih kecil, itu bagaikan mengukir diatas batu. Yang artinya mungkin sulit dalam hal penerapan ilmu tersebut Ketika mereka masih kecil, namun akan tersimpan lama. Sedangkan Ketika orang tua mendidik dan membimbing anak di usia sudah mulai dewasa, itu bagaikan mengukir diatas air. Yang artinya, mungkin mendidiknya akan sangat mudah diterapkan, namun akan cepat hilang seiring waktu ia dewasa. Tingkat keberhasilan tertinggi dari seorang anak adalah adab, yang mampu menghargai, menghormati, dan menyayangi kedua orang tuanya, guru – gurunya, saudaranya, teman temannya, dan setiap orang yang ada dilingkungannya.