RAMADHAN: “Meneladani Keimanan & Kepemimpinan Abu Bakar dan Umar bin Khattab RA” Oleh : Azwirman,S.Pd

Artikel Tokoh146 Views

RAMADHAN: “Meneladani Keimanan & Kepemimpinan Abu Bakar dan Umar bin Khattab RA”

Oleh : Azwirman,S.Pd

 

Jamak dikenal dalam sejarah Islam umumnya bahwa antara Abu bakar Siddiq Ra dan Umar bin Khattab Ra punya karakter yang bertolak belakang. Abu bakar Siddiq adalah pribadi yang lembut, penyabar dan bijaksana. Jauh dari kesan Keras dan tegas apalagi sangar.

Lain halnya dengan Umar bin Khattab Ra, dikenal seorang Arab yang tegas, kadang terkesan keras dan garang. Sebelum masuk Islam Umar terkenal bengis dan kejam terutama terhadap beberapa orang yang masuk Islam. Ia kerap menyiksa, terutama budak lemah yang masuk Islam, bersama rekannya si abu Jahal.
Umar memang pribadi yang keras dan kuat sebab sejak kecil sudah mandiri dan di tempa oleh ayahnya. Beliau di didik keras, sebagai seorang penggembala dan pencari kayu bakar. Padang pasir berbatu mendidik beliau begitu. Ditambah lagi Umar jago gulat, setiap bertanding gulat di pasar Ukaz selalu menang.
Setelah masuk Islam karakter itu tetap menyala dalam diri Umar bin Khattab Ra. Beliau satu satunya sahabat nabi yang hijrah ke Madinah dengan terang terangan, dan tak satupun yang sanggup mendekat ke Umar.

Perbedaan dua sahabat nabi ini begitu mencolok sewaktu Baginda Rasulullah Saw masih hidup. Kalau di ibaratkan, abu bakar dan Umar ini adalah Ring satu nya Rasulullah Saw. Kalau ada masalah dan hendak di putuskan maka, dua orang sahabat ini selalu dimintai pendapat. Kadang pendapat abu bakar yang di pakai Rasulullah Saw dan tidak jarang juga pendapat nya Umar bin Khattab Ra yang di pakai dan diikuti oleh Rasulullah Saw.

Namun, sepeninggal Rasulullah Saw dan tampuk kepemimpinan umat Islam di serahkan ke Abu bakar Siddiq maka, terjadi perubahan drastis. Ternyata Abu bakar Siddiq yang selama lebih kurang dua tahun menjadi Khalifah memperlihatkan sikap yang justru berbeda dari yang sebelumnya. Tegas, melebihi Umar bin Khattab.

Barangkali ada faktor yang sangat mendasar perubahan karakter dari Abu bakar Ra.
Sebagaimana kita ketahui, Wafatnya Rasulullah Saw yang sangat di cintai oleh para sahabat membuat kegoncangan di Madinah. Banyak dari sahabat yang tidak percaya termasuk Umar. Sampai sampai Umar mengangkat pedang dan mengancam siapa yang menyebut Rasulullah Saw sudah mati akan di bunuhnya. Abu bakar Siddiq justru memperlihatkan sikap yang luar biasa waktu itu, “siapa yang menyembah Muhammad maka, ia sudah mati. Namun bagi siapa yang menyembah Tuhannya Muhammad (Allah SWT) maka Ia maha hidup dan tidak akan pernah mati”

Hentakan kalimat itu begitu menghujam kedalaman hati sang Singa (Umar) sehingga membuat Umar luluh dan terjatuh bersamaan dengan pedang yang ia pegang.

Kalimat luar biasa dari seorang Abu bakar Siddiq sebuah pertanda bahwa, tidak berapa lama lagi akan muncul tantangan dakwah Islam yang sangat serius, yang jika tidak segera diatasi maka, cahaya Islam akan segera berakhir di Madinah waktu itu.

Sepeninggal Rasulullah Saw, munculah watak asli kaum munafik dan lemah iman. Kelompok nabi palsu bertebaran di seantero Arab, belum lagi para penentang syariat, yaitu kelompok yang enggan bayar zakat.

Abu bakar Siddiq adalah orang yang tepat disaat situasi membutuhkan orang seperti beliau. Setelah di baiat mengganti kepemimpinan Rasulullah Saw beliau tanpa berleha-leha langsung mengambil keputusan yang sangat mengejutkan termasuk Umar. Menyatakan perang terhadap kelompok yang memisahkan sholat dan zakat serta nabi palsu.

Semua orang awalnya menolak termasuk Umar. Dengan alasan mereka kan sudah bersyahadat, dan orang bersyahadat haram di tumpahkan darahnya.

Abu bakar Siddiq tetap teguh dengan pendiriannya, bahkan “menyindir” Umar dengan mengatakan “ada apa denganmu wahai Umar?” Sebuah ungkapan keheranan abu bakar dengan sikap Umar yang berbeda dengan karakter aslinya.

Setelah abu bakar Siddiq meyakinkan sahabat untuk memerangi para penentang zakat dan nabi palsu serta pemberontak lainnya (menentang baiat abu bakar) maka, dengan penuh keyakinan semua akhirnya sepakat. Dan terbukti tidak sampai dua tahun semua yang enggan bayar zakat tadi kembali taubat dan mengakui kesalahannya. Begitu pula dengan para nabi palsu, yang tidak mau kembali ke Islam dengan mengakui kerasulan Muhammad Saw sebagai nabi terakhir di perangi.

Puncaknya dalam pertempuran Yamamah banyak penghafal Al Qur’an yang wafat (70 orang) namun si Musailamah Al khazab (pendusta) mati juga akhirnya. Berakhirlah para nabi palsu dan pemberontak berhasil di tumpas. Madinah kembali ditata dengan sebaik-baiknya, sebab ada agenda lebih besar yaitu membebaskan Timur (Persia) dan Barat (Romawi)

Romawi (wilayah Mesir dan Syam) dan Persia masuk Islam dan berhasil di bebaskan memang di masa Umar bin Khattab Ra jadi Amirul mukminin. Akan tetapi jalan perintis nya sudah di mulai di masa Abu bakar Siddiq. Dengan mengirim pasukan di bawah panglima Khalid bin Walid.

Kalau boleh berandai-andai, seandainya yang jadi Khalifah pertama adalah Umar bin Khattab bukan abu bakar maka, barang kali cerita nya akan lain. Tapi Allah SWT dengan kekuasaan Nya “memilih” Abu bakar sebagai pengganti pertama kepemimpinan sepeninggal Rasulullah Saw. Ternyata Abu bakar melakukan sebuah tugas yang sangat tepat dengan keputusan yang cemerlang.

Pantas Saja Rasulullah Saw mengatakan “Seandainya di timbang iman umat Islam sedunia dengan iman nya Abu bakar maka, masih berat iman nya Abu bakar”. Hanya pemimpin yang punya keimanan di puncak lah yang bisa menggantikan kepemimpinan umat Islam sepeninggal Rasulullah Saw, dan abu bakar sudah membuktikan itu dengan sempurna.

Dua tahun kekhalifahan dengan banyak sekali perubahan.

Abu bakar sidiq. banyak sekali keutamaan beliau, terutama semenjak awal kenabian hingga beliau menggantikan kepemimpinan sesaat setelah Rasulullah saw wafat. hingga wafatnya beliau sempat menjadi khalifah selama lebih kurang dua tahun.

banyak sekali prestasi luar biasa yang beliau raih selama dua tahun itu, yang paling utama adalah beliau mampu mengambil keputusan yang sempat di tentang oleh Umar bin khatab yaitu memerangi orang murtad, yang enggan bayar zakat dan terakhir nabi palsu. bisa di bayangkan di tengah situasi terpukulnya sebagian sahabat dengan wafatnya Rasulullah saw, muncul dalam waktu tidak terlalu lama orang orang yang murtad, para nabi palsu dan yang enggan untuk bayar zakat (memisahkan sholat dengan zakat)

kalau seumpamanya islam di Ibaratkan dengan sebuah bangunan yang kokoh sempurna oleh Rasulullah saw, kemudian sepeninggal Rasulullah muncul orang orang yang jahil dengan mencongkel pondasi untuk di rubuhkan bangunan itu, maka Abu Bakkar adalah sosok yang paling tanggap dengan semua itu sehingga niat jahat dari orang-orang yang ingin merobohkan bangunan itu dapat di gagalkan.

sepeninggal Abu bakar siddiq kepemimpinan kaum muslimin harus di lanjutkan agar keberlangsungan dakwah islam tidak berhenti. para sahabat dan kaum muslimin amat sangat paham akan hal itu, dan tentu saja Abu Bakar yang paling paham, termasuk siapa yang paling pantas untuk melanjutkan estafet kepemimpinan umat islam.

Terlalu panjang untuk membahas tentang Umar dan kepemimpinan Umar bin khatab ra. untuk lebih rinci pembaca bisa membaca banyak buku yang membahas sosok Umar bin Khattab ra. bahkan orang seberang pun mengakui akan kehebatan dan keunggulan sosok Umar bin khattab ra dengan menempatkan Umar bin khattab di jajaran seratus tokoh yang paling berpengaruh sepanjang masa (Michael Hart) meskipun pro dan kontra mengenai isi buku itu, biarlah pembaca yang menilai, bagi saya Umar ra tidak layak berada di bawah posisi Newton (posisi kedua setelah Rasulullah saw) beliau seharusnya langsung di bawah posisi Rasulullah saw.

Umar bin khattab ra menjadi khalifah (Amirul mukminin, demikian beliau lebih suka di panggil) selama sepuluh tahun. begitu banyak keberhasilan dan prestasi kepemimpinan yang telah di tulis dengan tinta emas oleh para sejarawan. beliau adalah prototipe kepemimpinan yang amanah. disamping itu dalam hal manajemen kepemimpinan beliau orang pertama peletak dasar dasar manajemen pemerintahan dan administrasi pemerintahan, ini menurut saya. belum lagi kalau berbicara tentang kemiliteran dan ekspedisi pembebasan, di masa Umar begitu banyak bakat bakat panglima perang yang sangat berpengalaman. Khalid bin walid hanyalah salah satu dari sekian banyak panglima perang dimasa itu, barangkali karena Khalid bin walid panglima perang tak terkalahkan dalam setiap pertempuran membuat beliau begitu menonjol dalam sejarah islam.

Betapa tidak, “hanya” sepuluh tahun Umar mampu membawa kejayaan peradaban islam di pentas dunia setara dengan kesuksesan Abbasiyah di puncak kejayaannya. luas wilayah islam yang semula Mekkah, Madinah dan sekitarnya (Hijaz) dimasa kepemimpinan Umar sudah mencapai Afrika utara (Mesir) Persia dan Syam hingga perbatasan Uzbekistan sekarang. belum lagi pengiriman ulama ulama ke wilayah yang sangat jauh hingga ke perbatasan Tiongkok. dan masing masing dari wilayah itu sudah di utus gubernur-gubernur yang diamanahkan untuk memimpin disana dan juga perpanjangan tangan Khalifah Umar di Madinah. semisal, Amru bin ash gubernur Mesir, Abu ubaidah bin jarrah gubernur Syam yang setelah itu digantikan oleh Muawiyah bin abi sufyan, Saad bin abi waqqas sebagai gubernur di Irak, persia dan sekitarnya.

Dimasa beliau juga, Yerusalem kota suci tempat Rasulullah saw Mi’raj yang sudah lebih seribu tahun di bawah kekuasaan Byzantium kembali berada di bawah kekuasan kaum muslimin. Umar sendiri yang langsung datang berjalan kaki bersama pembantunya dengan menaiki Bighal (kecil dari kuda dan agar besar dari keledai) gantian dengan pembantunya dari Madinah ke Yerusalem.

Dalam hal administrasi kepemimpinan, tidak hanya mengirim gubernur ke berbagai wilayah yang sudah di bebaskan, beliau juga menugaskan para gubernur itu tertib administrasi salah satunya laporan-laporan hal perkembangan yang terjadi harus secepatnya sampai di Madinah. maka di bangun lah pos-pos surat menyurat dari empat penjuru kota madinah. ke timur wilayah irak dan persia, ke Barat wilayah Mesir, ke Utara wilayah Syam dan ke selatan wilayah Yaman.
Disamping itu, pembangunan infrastruktur juga dilakukan di zaman Khalifah umar bin Khatab ra, semisal pembangunan kembali kanal air yang sudah tertimbun di masa Byzantium di mesir, pembangunan parit ini bertujuan untuk mengalirkan air sungai Nil ke laut Merah, sebagai cikal bakal berdirinya kota Kairo. untuk memudahkan jalur perairan dari laut merah ke Kairo. disamping itu juga pembangunan kanal kanal air di beberapa kota, pembangunan rest area di sepanjang jalan jalan yang menghubungkan kota kota dan banyak lagi pembangunan di masa Umar.

Berbicara Keadilan dan kesejahteraan, Umar adalah orang yang sangat memperhatikan kondisi pasar dan kecurangan yang terjadi dalam setiap transaksi jual beli. hampir setiap hari beliau sidak ke pasar dan mengutus orang yang bisa dipercaya untuk memata matai setiap kecurangan dan melaporkan ke Umar bin khatab. beliau juga sangat berhati hati dalam setiap apa yang beliau konsumsi, beliau selalu bertanya setiap minuman dan makanan yang di hantarkan para pembantunya. beliau tidak pernah mengambil haknya (gaji) di Baitul Mal, sampai-sampai para pembantunya Hiba melihat kondisi Umar semenjak jadi khalifah. begitu sederhana, kurus dan pakaian jubah yang sudah usang dan koyak. beliau tidak akan makan sebelum memastikan semua nya sudah makan. beliau selalu sidak pada malam hari, sebagaimana dua kisah yang mashur tentang seorang ibu di kawasan terpencil pinggiran Madinah yang terpaksa membiarkan anaknya kelaparan. dan supaya anaknya tidak menangis maka, si ibu pura-pura memasak agar anaknya tertidur. Hati Umar tercabik-cabik demi menyaksikan hal itu, langsung beliau bergegas ke Baitul Mal dan memanggul sendiri karung gandum dan di hantarkan ke ibu tadi. beliau masak sendiri dan membagikan sendiri makanan yang sudah masak itu.
Kisah kedua, ketika suatu malam beliau mendengar percakapan antara seorang ibu dan anak dari balik tembok sebuah gang perumahan di Madinah. seorang anak gadis yang lebih takut kepada Allah swt dan menolak mencampurkan susu dengan air untuk di jual di pasar. keesokan harinya Umar mengutus anak laki-lakinya untuk mencari dan meminang anak gadis itu.

Salah satu kebiasaan Rasulullah Saw adalah memuji para sahabat sahabat nya. Tak terkecuali abu bakar Siddiq dan Umar bin Khattab Ra. Apalagi kedua sahabat beliau ini orang yang paling dekat dengan beliau dan merupakan dua dari sepuluh sahabat Nabi yang mendapat kan kabar gembira langsung dari mulut Rasulullah Saw yang mulia, masuk sorga.

Dalam hal keimanan dan kedermawanan sosok abu bakar Siddiq tidak ada tandingannya. Semisal Rasulullah Saw berkata: “seandainya iman seluruh kaum muslimin di kumpulkan dan di timbang maka, imannya abu bakar masih lebih berat”. Sangat wajar Rasulullah Saw berkata demikian, di saat banyak orang meragukan peristiwa isra mi’raj, yang baru masuk Islam pun sebagian nya sempat pula goyah dan goncang keimanan mereka hingga di dera keraguan, abu bakar dengan lantang penuh keyakinan berkata; “seandainya lebih dari yang ini (maksudnya isra mi’raj) maka aku tetap percaya dan yakin akan hal itu”. Beliau abu bakar Siddiq adalah salah satu sahabat nabi yg mula mula masuk Islam. Abu bakar sebelum masuk Islam memang seorang pribadi yg tidak meyakini Tuhan Tuhan Patta uzza yg berjejer di sekitar Ka’bah. Bahkan beliau mencela nya, persis Ibrahim as yg menghancurkan patung yg sudah di buat oleh ayahnya. Makanya ketika mendengar berita kenabian Muhammad Saw beliau tanpa ragu langsung mengimani nya.

Disamping itu abu bakar adalah sahabat yang sejak awal keislaman nya selalu bersama Rasulullah Saw kemana beliau pergi hingga menemani Rasulullah Saw hijrah dan berlindung di gua tsur saat kaum kafir Mekkah mengejarnya. Beliau demi melindungi Rasulullah Saw rela di gigit ular, sampai keluar air mata beliau sewaktu menahan sakit yg amat dahsyat dari ular itu.

Kedermawanan beliau tidak ada yg bisa menandingi nya, Hatta Umar bin Khattab sekalipun. Beliau menginfakkan seluruh hartanya, sehingga tidak ada yang tersisa. Sedang Umar hanya separuh saja dari hartanya untuk di jalan Allah SWT. Beliau menghimpun semua amalan yg dilakukan sekaligus.

Lain abu bakar Siddiq lain lagi dengan Umar bin Khattab. Pujian Rasulullah Saw yg sangat luar biasa terhadap Umar bin Khattab Ra adalah ; “Seandainya ada Nabi sepeninggal ku maka Umar lah orangnya”.
Ya, Umar bin Khattab Ra telah membuktikan dirinya “layak” jadi “Nabi” sebagimana pengandaian yg di sampaikan oleh Rasulullah Saw. Sepuluh tahun jadi Khalifah beliau mampu membangun peradaban Islam yang sangat di segani oleh peradaban manapun waktu itu. Luas wilayah yg mencakup tiga benua. Beliau membangun masyarakat, khususnya masyarakat muslim waktu itu dalam segala bidang kehidupan. Militer, ekonomi, pemerintahan, pendidikan, sarana dan prasarana atau infrastruktur, administrasi yang rapi dll. Tidak ada orang setelah beliau yg bisa menandingi nya hingga hari ini dalam hal kepemimpinan, kecuali cucunya Umar bin Abdul Aziz di masa kekhalifahan Bani Umayyah di Damaskus.
Wallahu alam…

Leave a Reply