RAMADHAN ON THE TRACK: Transformasi Diri dan Amal Saleh oleh: Duski Samad

Artikel Tokoh285 Views

RAMADHAN ON THE TRACK:

Transformasi Diri dan Amal Saleh

oleh: Duski Samad

Kajian Subuh Masjid Al Muhsinin Padang Baru

 

Ramadhan on the Track” mengajarkan kita untuk tetap berada di jalur yang benar, fokus pada tujuan akhir, dan menikmati setiap prosesnya dengan sabar dan ikhlas. Jika kita bisa menyelesaikan trek Ramadhan dengan baik, insyaAllah kita akan keluar sebagai pribadi yang lebih kuat secara spiritual.

Makna Ramadhan untuk transformasi diri dan amal saleh adalah menjalan Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga momentum transformasi diri menuju pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT. Bulan ini adalah “madrasah ruhaniyah” (sekolah spiritual) yang membentuk karakter agar semakin saleh dalam amal dan akhlak.

Transformasi diri meningkatkan kualitas pribadi dengan mengendalikan hawa fafsu. Puasa mengajarkan untuk menahan diri dari amarah, syahwat, dan kebiasaan buruk. Ini adalah latihan self-control yang berdampak pada kehidupan setelah Ramadhan. Memperbaiki akhlak, Ramadhan mendorong  untuk lebih sabar, jujur, rendah hati, dan lebih peduli terhadap sesama. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari).

Ramadhan meningkatkan kedekatan dengan Allah. Ramadhan adalah momentum untuk lebih banyak tadarus Al-Qur’an, shalat malam, dan dzikir. Setelah Ramadhan, diharapkan ibadah ini tetap menjadi kebiasaan, bukan hanya ritual sesaat.

Amal saleh, berbagi dan berbuat kebaikan dengan meningkatkan kepedulian sosial. Puasa mengajarkan untuk merasakan penderitaan orang-orang yang kekurangan. Ini mendorong untuk lebih banyak bersedekah, membantu fakir miskin, dan berbagi rezeki. Konsistensi dalam Ibadah. Shalat Tarawih, Witir, dan Qiyamul Lail melatih  untuk lebih rajin shalat sunnah setelah Ramadhan.

Ramadhan juga membiasakan kita untuk sholat tepat waktu dan berjamaah. Memperbanyak Sedekah dan Infaq. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad). Ramadhan mengajarkan bahwa keberkahan rezeki datang dari berbagi.

Menjaga Silaturahmi dan Ukhuwah Islamiyah. Berbuka bersama, saling memaafkan, dan membangun hubungan yang lebih baik dengan keluarga serta sesama Muslim. Momen Idul Fitri menjadi puncak dari perjalanan ini, di mana kita kembali menjadi pribadi yang fitrah. Ramadhan bukan sekadar perayaan, tapi perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik

RAMADHAN UNTUK PERUBAHAN PRILAKU

Islam memiliki strategi yang komprehensif dalam membentuk perilaku manusia dan mendorong peningkatan amal saleh. Strategi ini didasarkan pada pendidikan iman, pembiasaan amal, dan penguatan lingkungan yang kondusif.

  1. Pendidikan Iman dan Kesadaran Spiritual.

Perubahan perilaku dalam Islam dimulai dari kesadaran hati yang dibangun melalui iman. Beberapa cara yang diterapkan dalam Islam: Tauhid sebagai landasan utama. Menguatkan keyakinan kepada Allah sebagai motivasi utama berbuat baik. Peringatan tentang akhirat.  Mengingat surga dan neraka sebagai motivasi untuk meningkatkan amal saleh.   Membaca dan memahami Al-Qur’an. Sebagai sumber petunjuk hidup yang membimbing perilaku manusia. Meneladani akhlak Rasulullah SAW. Sebagai contoh nyata dalam membangun karakter Islami.

  1. Pembiasaan dan Konsistensi dalam Amal Saleh.

Islam mendorong perubahan melalui pembiasaan (habit formation) yang berkelanjutan. Amal kecil tapi konsisten (istiqamah). Rasulullah SAW bersabda: “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus dilakukan, walaupun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim).  Membiasakan diri dengan amal wajib sebelum sunnah. Prioritas utama adalah shalat, zakat, puasa, dan haji sebelum berfokus pada ibadah tambahan. Menjadikan ibadah sebagai bagian dari rutinitas. Seperti shalat tepat waktu, membaca Al-Qur’an setiap hari, dan beristighfar sebelum tidur.

  1. Penguatan Lingkungan yang Positif

Islam menekankan pentingnya lingkungan dalam membentuk karakter seseorang: Membangun komunitas Islami. Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya hidup dalam komunitas yang saling mendukung dalam kebaikan. Berteman dengan orang-orang saleh. Sabda Nabi: “Seseorang tergantung pada agama sahabat dekatnya, maka perhatikanlah dengan siapa ia berteman.” (HR. Abu Daud). Menghindari lingkungan yang buruk. Menjauhi pergaulan yang mendorong maksiat dan dosa.

  1. Motivasi dengan Ganjaran dan Peringatan

Islam menggunakan pendekatan reward and punishment (ganjaran dan peringatan) untuk membentuk perilaku manusia: Memberikan kabar gembira bagi yang beramal saleh. Seperti pahala berlipat ganda, keberkahan hidup, dan jaminan surga. Memberikan peringatan terhadap dosa. Seperti ancaman siksa neraka dan dampak negatif dosa di dunia. Memberikan contoh langsung dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW dan para sahabat memberikan teladan dalam mengamalkan Islam dengan baik.

  1. Menggunakan Dakwah yang Sesuai dengan Karakter Individu.

Pendekatan dalam mengajak orang kepada perubahan perilaku harus sesuai dengan kepribadian dan tingkat pemahaman mereka:  Bagi orang yang lembut hatinya. Pendekatan dengan kasih sayang dan hikmah. Bagi orang yang intelektual. Pendekatan dengan logika dan dalil ilmiah. Bagi orang yang keras hatinya. Pendekatan dengan teguran yang tegas.

  1. Menyediakan Sarana yang Memudahkan Berbuat Baik.

Islam menganjurkan pembuatan fasilitas dan program yang membantu umat untuk meningkatkan amal saleh: Mendirikan masjid dan pusat keislaman. Sebagai tempat ibadah dan pembelajaran. Membuat program sosial. Seperti sedekah, zakat, dan pemberian makanan bagi fakir miskin. Menggunakan media sosial untuk dakwah. Menyebarkan pesan kebaikan secara luas di era digital.

  1. Mendorong Taubat dan Perbaikan Diri.

Islam selalu membuka pintu perbaikan bagi orang yang ingin berubah: Taubat sebagai solusi perubahan. Allah berfirman:“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222). Tidak menghina orang yang sedang berproses dalam kebaikan. Islam mengajarkan kasih sayang kepada mereka yang baru mulai berubah. Memberikan dukungan moral dan spiritual. Dengan cara mendampingi, mengingatkan, dan memberikan motivasi.

Strategi Islam dalam perubahan perilaku dan peningkatan amal saleh melibatkan aspek spiritual, sosial, dan psikologis. Dengan pendekatan yang bertahap dan berkelanjutan, Islam membentuk karakter umatnya agar istiqamah dalam kebaikan dan terus meningkatkan amal saleh.

AMAL RAMADHAN DIRINDUKAN SORGA

Goal ibadah dalam Islam ada pada tiga Ridha Allah, Sorga dan Hasanah dunia wal akhirat, sesuai dua doa yang diucapkan dalam ibadah. Ini disebut dengan jalan naik (taruqa) menuju Allah swt. Surga merupakan balasan bagi orang-orang yang beriman. Setidaknya, ada 4 golongan orang yang dirindukan surga.

Allah SWT menciptakan surga dengan tangan-Nya sendiri. Dikutip dari buku bertajuk Surga yang Allah Janjikan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Allah SWT telah memilih salah satu surga sebagai tempat-Nya yang diistimewakan. Letaknya berdekatan dengan singgasana Allah (‘Arsy).  Dalam hadits yang berasal dari Ibnu Abbas ra, dikatakan bahwa ada 4 golongan manusia yang dirindukan oleh surga. Nabi Muhammad SAW bersabda:

الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ

Artinya: “Surga merindukan empat golongan: orang yang membaca Al Quran, menjaga lisan (ucapan), memberi makan orang lapar, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Ada empat jenis umat yang dirindukan oleh surga, yaitu: Orang yang gemar membaca Al-Qur’an. Mereka yang senantiasa membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang menjaga lisannya dari perkataan buruk. Mereka yang tidak menyakiti orang lain dengan kata-kata, tidak berbohong, tidak menggunjing, dan selalu berkata baik. Orang yang memberi makan kepada orang lain. Mereka yang senang berbagi, bersedekah, dan memberi makan kepada orang yang membutuhkan, baik keluarga, tetangga, maupun kaum dhuafa.Orang yang berpuasa di bulan Ramadan. Mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas, bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga hati, pikiran, dan perbuatan dari hal-hal yang buruk.

Keempat golongan ini memiliki amalan yang dicintai oleh Allah, sehingga surga merindukan kehadiran mereka. Berikut adalah analisis “Surga merindukan empat golongan: orang yang membaca Al-Qur’an, menjaga lisan, memberi makan orang lapar, dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

  1. Analisis Nash (Kajian Hadits)

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi, tetapi dalam kitab-kitab mereka tidak ditemukan hadits dengan redaksi ini secara persis. Namun, ada beberapa hadits dengan makna yang mirip, misalnya hadits tentang keutamaan membaca Al-Qur’an, menjaga lisan, bersedekah, dan berpuasa.

Dari sisi derajat hadits, tidak ditemukan sanad yang kuat yang menyebutkan hadits ini dengan lafaz tersebut secara lengkap. Oleh karena itu, hadits ini perlu diteliti lebih lanjut keasliannya. Beberapa ulama hadits menggolongkannya sebagai hadits dhaif (lemah) karena tidak ditemukan dalam kitab utama Abu Daud dan Tirmidzi dengan sanad yang jelas.

Namun, meskipun dhaif, makna hadits ini tidak bertentangan dengan ajaran Islam karena masing-masing amalan yang disebutkan memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur’an dan hadits shahih lainnya.

  1. Analisis Fatwa (Pendapat Ulama)

Banyak ulama yang tetap mengakui kebenaran isi hadits ini meskipun derajatnya dhaif, karena isi kandungannya sesuai dengan ajaran Islam. Berikut penjelasan ulama mengenai empat amalan dalam hadits ini: Membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah pedoman hidup dan membawa keberkahan bagi pembacanya.  Dalil kuat: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an) dan mendirikan salat serta menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka secara diam-diam dan terang-terangan, mereka mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.” (QS. Fatir: 29).

Menjaga Lisan. Lisan adalah sumber kebaikan dan keburukan, sehingga harus dijaga. Dalil kuat: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim).

Memberi Makan Orang Lapar. Islam menganjurkan sedekah dan memberi makan orang yang membutuhkan. Dalil kuat: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 8).

Puasa di Bulan Ramadhan. Puasa adalah rukun Islam dan memiliki keutamaan besar. Dalil kuat: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim)

  1. Analisis Ilmiah (Kajian Rasional)

Secara ilmiah, keempat amalan ini memiliki dampak positif bagi kehidupan individu dan masyarakat: Membaca Al-Qur’an. Membantu meningkatkan ketenangan jiwa, fokus, dan daya ingat.  Menjaga Lisan. Mencegah konflik sosial dan meningkatkan keharmonisan dalam masyarakat. Memberi Makan Orang Lapar. Menjaga kesejahteraan sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Puasa di Bulan Ramadhan. Menyehatkan tubuh, mengajarkan disiplin, dan meningkatkan kepedulian sosial.

Kesimpulan

Ramadhan adalah momentum utama bagi transformasi diri dan peningkatan amal saleh. Bulan ini bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi merupakan madrasah ruhaniyah yang melatih kesabaran, keikhlasan, dan pengendalian diri. Transformasi diri yang ditanamkan dalam Ramadhan mencakup pengendalian hawa nafsu, perbaikan akhlak, serta peningkatan kedekatan dengan Allah melalui ibadah seperti tadarus Al-Qur’an, shalat malam, dan dzikir. Ramadhan juga mendorong konsistensi dalam ibadah dan kepedulian sosial melalui sedekah, infaq, serta menjaga silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.

Dalam perspektif perubahan perilaku, Islam menerapkan pendekatan pendidikan iman, pembiasaan amal saleh, dan lingkungan yang positif. Dengan strategi ini, perilaku seorang Muslim terbentuk secara konsisten dan berkelanjutan, tidak hanya dalam Ramadhan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, amal saleh dalam Ramadhan merupakan bagian dari jalan menuju ridha Allah dan surga. Hadits menyebutkan bahwa surga merindukan empat golongan: Orang yang gemar membaca Al-Qur’an. Orang yang menjaga lisannya. Orang yang memberi makan orang lain. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. “Ramadhan on the Track” mengajarkan bahwa Ramadhan adalah perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik, bukan sekadar rutinitas tahunan. Konsistensi dalam ibadah dan amal saleh setelah Ramadhan adalah bukti keberhasilan dari proses transformasi yang dijalani selama bulan suci ini. Ds.27032025.