SISTIM ORGANISASI PERTI: DARI TRADISI KE TATA KELOLA MODERN
Oleh: Duski Samad
Pembina PD PERTI Sumatera Barat
Oesman Sapta Odang (OSO) Datuk Bandaro Nan Kayo selaku Pembina Perti Pusat dalam sambutan Pelantikan PD Perti Sumatera Barat, Sabtu, 18 Oktober 2025 di gedung Sport Centre Kota Padang menyampaikan jelang satu abad Perti 2028 mendatang mesti segera bangkit dimulai dari menata sistim organisasi.
Sistim organisasi yang masih lemah dan tradisionil adalah faktor utama tidak terkelolanya potensi jamaah, pendidikan dan kekayaan Perti.
Tantangan utama yang dihadapi PERTI saat ini adalah lemahnya sistem organisasi. Banyak keputusan masih bersifat personal, koordinasi antar tingkat belum sistematis, dan pembagian tugas tidak selalu mengikuti prinsip manajemen modern. Padahal, organisasi yang kuat harus memiliki: Struktur yang jelas dan rasional. Mekanisme kerja yang baku dan terukur. Pengawasan dan akuntabilitas yang profesional.
Tanpa sistem yang kuat, semangat keumatan akan mudah lemah karena kehilangan arah gerak.
Struktur Organisasi Tidak Boleh Salah.
Struktur organisasi menentukan arah kebijakan dan efektivitas pelaksanaan. Struktur yang salah menciptakan kekacauan, duplikasi kerja, dan konflik internal. Dalam konteks PERTI, pembenahan struktur berarti: Menyusun bagan kepemimpinan dari pusat hingga cabang sesuai AD/ART. Memperjelas relasi antara lembaga pendidikan, sosial, dan keagamaan dengan pimpinan organisasi. Menetapkan fungsi pengawasan dan penilaian kinerja yang objektif.
Struktur yang benar akan memperkuat marwah ormas, menjaga kesinambungan perjuangan, dan menegakkan prinsip “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” dalam tata kelola modern.
Hubungan dengan Pemerintah Harus Baik
PERTI lahir sebagai ormas perjuangan yang turut mendirikan Republik Indonesia. Maka, menjalin hubungan baik dengan pemerintah bukan sekadar strategi, tetapi amanah sejarah.
Kemitraan dengan pemerintah harus dibangun atas dasar:
Kemandirian dan saling menghargai.
Sinergi program pendidikan, sosial, dan dakwah. Peran aktif dalam konsultasi dan kolaborasi kebijakan publik.
Hubungan yang konstruktif dengan pemerintah membuka peluang besar bagi PERTI untuk memperkuat eksistensinya sebagai pelopor pendidikan Islam dan perekat umat.
Manajemen Harus Modern.
Manajemen PERTI perlu bertransformasi dari sistem tradisional menuju manajemen modern berbasis data dan digital.
Langkah strategisnya meliputi: Penguatan sistem informasi organisasi. Pelatihan kepemimpinan dan tata kelola profesional.
Pengelolaan aset, keuangan, dan pendidikan berbasis akuntabilitas publik.
Modernisasi manajemen bukan berarti meninggalkan nilai lama, tetapi menafsir ulang nilai-nilai klasik PERTI dalam format baru yang relevan dengan zaman digital.
Dari Gerakan Historis ke Gerakan Institusional
PERTI yang dulu dikenal sebagai gerakan moral dan intelektual ulama, kini harus menjadi organisasi institusional yang berdaya guna.
Tiga arah pembenahan:
Reformasi kelembagaan, dari sistem karismatik ke sistem profesional. Regenerasi kepemimpinan dari loyalitas pribadi ke loyalitas sistem. Revitalisasi jaringan ulama dan jamaah – agar tetap menjadi “umat yang kuat, terdidik, dan teratur.”
Kelemahan sistem organisasi bukan takdir, tetapi tantangan yang harus dijawab.
PERTI punya modal sejarah, ulama berkarakter, dan jamaah loyal. Kini saatnya modal itu diolah menjadi sistem modern, kolaboratif, dan digital.
“Perti Bangkit, Perti Berjamaah, dan Perti Bersatu” hanya akan nyata jika dikelola dengan sistem yang kuat, struktur yang benar, dan manajemen yang modern.
STRATEGI PENGUATAN SISTEM ORGANISASI PERTI MENUJU SATU ABAD
Seiring perubahan zaman, PERTI dihadapkan pada tantangan modernisasi organisasi: kelemahan sistem, struktur yang belum solid, dan pola manajemen yang masih bersifat personal dan tradisional.
Untuk menghadapi satu abad PERTI (2028), diperlukan langkah strategis memperkuat sistem organisasi yang profesional, modern, dan adaptif tanpa meninggalkan ruh perjuangan ulama dan nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Visi:
“Terwujudnya PERTI sebagai organisasi keislaman dan kebangsaan yang kuat, modern, dan berdaya saing dengan sistem kelembagaan profesional berbasis nilai ABS-SBK.”
Misi:
Membangun sistem organisasi yang kokoh dan transparan dari pusat hingga cabang.
Meningkatkan kapasitas kepemimpinan, tata kelola, dan profesionalisme aparatur organisasi.
Mengintegrasikan nilai-nilai perjuangan ulama, adat, dan syarak dalam tata kelola modern.
Membangun sinergi produktif antara PERTI dengan pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan.
Mendorong digitalisasi administrasi, data jamaah, dan sistem komunikasi internal PERTI.
Arah Kebijakan dan Strategi
1.Pembenahan Struktur Organisasi
Melakukan reorganisasi struktur sesuai AD/ART hasil Muktamar dan kebutuhan zaman.
Menerapkan prinsip “right person, right place, right function” dalam penempatan pengurus.
Membentuk unit kerja fungsional: pendidikan, dakwah, sosial, ekonomi, dan digitalisasi.
B. Penguatan Hubungan dengan Pemerintah
Menetapkan pola kemitraan strategis dan koordinatif dengan pemerintah pusat dan daerah.
Mengoptimalkan potensi kerja sama bidang pendidikan, sosial-keagamaan, dan pemberdayaan umat.
Menjadi mitra pemerintah dalam implementasi nilai ABS-SBK, deradikalisasi, dan penguatan moral bangsa.
C. Modernisasi Manajemen
Membangun sistem administrasi dan keuangan berbasis digital.
Menetapkan Standard Operating Procedure (SOP) di setiap bidang dan tingkatan organisasi.
Menerapkan sistem evaluasi kinerja berbasis target dan capaian indikator (Key Performance Indicators).
D. Regenerasi dan Penguatan SDM
Melakukan kaderisasi berjenjang (tingkat dasar, menengah, dan strategis).
Membentuk Pusat Pengembangan Kepemimpinan PERTI (Leadership Training Centre).
Memberikan pelatihan manajemen, digital, dan komunikasi publik kepada pengurus daerah dan cabang.
Sinergi Lembaga Pendidikan dan Dakwah.
• Mengintegrasikan lembaga pendidikan (MTI, pesantren, madrasah) dalam sistem pendidikan PERTI nasional.
Menyusun kurikulum Kepertian yang membentuk karakter ulama, guru, dan pemimpin berakhlak.
Memperkuat jaringan Majlis Ulama PERTI sebagai pusat fatwa, pembinaan, dan penguatan spiritual organisasi.
Pilar Sistem Organisasi Modern.
Struktur Rasional dan Fleksibel – menyesuaikan fungsi dan kebutuhan zaman.
Manajemen Profesional – berbasis data, akuntabilitas, dan kinerja.
Kepemimpinan Kolektif – kolaboratif, bukan karismatik individual.
Budaya Digital dan Inovatif – komunikasi dan administrasi berbasis teknologi.
Kemitraan Terbuka – memperluas jejaring dengan lembaga Islam, pemerintah, dan ormas lain.
Indikator Keberhasilan.
Tersusunnya struktur organisasi dan SOP yang berjalan di semua tingkatan.
Terlaksananya program kaderisasi dan pelatihan digital di seluruh wilayah.
Terbangunnya database jamaah dan lembaga pendidikan PERTI nasional.
Terbentuknya sistem keuangan transparan dan laporan audit internal.
Terselenggaranya forum komunikasi dan kerja sama resmi dengan pemerintah dan ormas lain.
Penutup
PERTI menuju satu abad bukan sekadar merayakan usia, tetapi membangun kembali sistem dan semangat organisasi.
“Perti Bangkit, Perti Berjamaah, dan Perti Bersatu” hanya akan terwujud bila organisasi dibangun dengan struktur yang benar, sistem yang modern, dan kepemimpinan yang amanah.
Dengan izin Allah dan kerja bersama, PERTI akan menjadi energi keumatan dan kekuatan moral bangsa.ds.19102025