Tentang Kami
Indonesia Madani adalah sebuah lembaga yang berkomitmen untuk memajukan nilai-nilai PROFETIK (REGILIUS), HUMANITY (KHALIFAH), SOCIETY (MASYARAKAT) DAN UMAT (SOLIDARITAS) Bernaung di bawah Yayasan PROFETIK TRANSENDENTAL INDONESIA, kami berdiri untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat melalui berbagai program advokasi, pemberdayaan, dan pendidikan yang berorientasi pada kemanusiaan. Kami percaya bahwa nilai-nilai kemadani adalah fondasi utama untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, setara, dan berdaya.
Visi Kami
PROFETIK (REGILIUS), HUMANITY (KHALIFAH), SOCIETY (MASYARAKAT) DAN UMAT (SOLIDARITAS)
PROFETIK (REGILIUS)
Profetik esensinya adalah menyampaikan pesan dari Tuhan kepada manusia.
Profetik merujuk pada inti atau hakikat kenabian yang mencerminkan misi, nilai, dan tujuan yang dibawa oleh seorang nabi. Dalam konteks ini, esensi profetik sering dihubungkan dengan konsep spiritual, moral, dan sosial yang menjadi inti ajaran para nabi. Berikut adalah beberapa aspek utama esensi profetik:
- Transformasi Spiritual : Esensi profetik berfokus pada membimbing individu menuju kedekatan dengan Tuhan. Nabi bertugas mengingatkan manusia untuk menyucikan jiwa, membersihkan hati, dan memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta.
- Keadilan Sosial : Para nabi sering kali menekankan pentingnya keadilan sosial, membela kaum yang tertindas, menghapus kesenjangan sosial, dan mendorong perdamaian serta persaudaraan antarumat manusia.
- Panduan Moral dan Etika : Nabi membawa nilai-nilai universal seperti kejujuran, kasih sayang, kesetiaan, dan tanggung jawab. Esensi profetik adalah membentuk masyarakat yang berdasarkan moralitas tinggi.
- Penyebaran Kebenaran dan Hikmah : Nabi diutus untuk menyampaikan kebenaran dari Tuhan. Hal ini mencakup pembebasan manusia dari kebodohan, kezaliman, dan penyembahan selain Allah menuju Tauhid.
- Peringatan dan Harapan : Pesan profetik selalu membawa peringatan (untuk menjauhi keburukan) sekaligus harapan (untuk mendapatkan rahmat dan keselamatan).
Dalam Islam, esensi profetik diwujudkan melalui konsep “rahmatan lil ‘alamin”, yakni menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
HUMANITY (KHALIFAH)
Esensi humanity atau kemanusiaan merujuk pada inti atau hakikat dari sifat manusia yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang melekat pada keberadaan manusia. Esensi ini sering dipahami sebagai inti yang mengarahkan manusia untuk hidup secara bermakna, saling menghormati, dan memberikan manfaat bagi sesama. Aspek utama dari esensi kemanusiaan:
- Kesadaran akan Martabat dan Nilai Diri : Setiap manusia memiliki martabat dan nilai yang melekat sejak lahir. Esensi kemanusiaan menuntut pengakuan bahwa semua manusia adalah sama dalam hak dan martabat, terlepas dari perbedaan suku, agama, ras, atau status sosial.
- Empati dan Kasih Sayang : Manusia memiliki kemampuan unik untuk merasakan penderitaan orang lain dan memberikan dukungan. Esensi humanity mendorong kita untuk peduli, membantu, dan memperhatikan kebutuhan orang lain.
- Kebebasan dan Tanggung Jawab : Sebagai makhluk yang diberi akal budi, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, tetapi juga bertanggung jawab atas pilihan tersebut. Esensi humanity mengajarkan keseimbangan antara kebebasan individu dan tanggung jawab terhadap masyarakat serta alam.
- Kehidupan Sosial dan Solidaritas : Kemanusiaan tidak hanya berarti hidup untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menciptakan harmoni dan solidaritas dengan orang lain. Hidup berdampingan secara damai adalah inti dari hubungan antarmanusia.
- Pencarian Makna Hidup : Manusia, sebagai makhluk yang berakal, selalu mencari makna di balik eksistensi. Esensi humanity mencakup usaha untuk hidup dengan nilai-nilai yang luhur dan tujuan yang melampaui kepentingan duniawi.
- Keadilan dan Kejujuran : Kemanusiaan sejati tercermin dalam sikap memperjuangkan keadilan dan kejujuran, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam masyarakat.
- Perhatian pada Kelangsungan Hidup: Esensi humanity mencakup rasa tanggung jawab untuk menjaga lingkungan, melestarikan kehidupan, dan memastikan bahwa generasi mendatang juga dapat hidup dengan damai dan sejahtera.
Dalam konteks spiritual atau religius, esensi humanity sering dikaitkan dengan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi, yakni menjadi penjaga dan pemelihara harmoni antara manusia, Tuhan, dan alam semesta.
SOCIETY (MASYARAKAT)
Esensi dari society (masyarakat) merujuk pada inti atau hakikat dari keberadaan masyarakat sebagai sebuah sistem sosial yang terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi dan bekerja sama. Esensi ini menggambarkan tujuan dan fungsi utama masyarakat dalam menciptakan harmoni, keteraturan, dan kemajuan bersama. Aspek esensial dari masyarakat:
- Interaksi dan Hubungan Sosial : Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang berinteraksi satu sama lain. Esensi ini mencakup hubungan yang saling mendukung, berbagi nilai, serta berkolaborasi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
- Norma dan Nilai Bersama : Masyarakat memiliki seperangkat norma, aturan, dan nilai yang menjadi pedoman dalam berperilaku. Hal ini menciptakan keteraturan, meminimalkan konflik, dan mendorong harmoni dalam kehidupan bersama.
- Kerja Sama dan Solidaritas : Esensi masyarakat terletak pada kemampuan manusia untuk bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri. Solidaritas sosial menciptakan rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap kesejahteraan anggota komunitas.
- Keberagaman dan Kesatuan : Masyarakat terdiri dari individu dengan latar belakang, pandangan, dan kepentingan yang beragam. Esensi masyarakat adalah bagaimana keberagaman ini dikelola untuk menciptakan kesatuan tanpa menghilangkan identitas unik masing-masing individu.
- Pemberdayaan dan Pembagian Peran : Setiap anggota masyarakat memiliki peran yang berkontribusi pada keberlangsungan kehidupan sosial, baik melalui pekerjaan, pendidikan, budaya, maupun aspek lainnya. Esensi ini mencerminkan pentingnya sinergi antarindividu untuk kemajuan kolektif.
- Penciptaan Identitas Kolektif : Masyarakat membantu individu memahami identitas mereka melalui budaya, tradisi, dan kebiasaan yang diwariskan. Identitas kolektif ini memberikan rasa memiliki dan tujuan hidup dalam kerangka sosial.
- Pencapaian Kesejahteraan Bersama : Esensi utama masyarakat adalah menciptakan kondisi di mana setiap anggotanya dapat hidup sejahtera secara fisik, mental, dan sosial, melalui pemerataan akses terhadap sumber daya dan peluang.
- Resolusi Konflik dan Kedamaian: Masyarakat bertindak sebagai wadah untuk menyelesaikan konflik melalui dialog, hukum, dan mekanisme sosial. Hal ini mencerminkan tujuan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang damai.
Secara keseluruhan, esensi masyarakat adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan individu untuk hidup secara bermakna, bermartabat, dan saling mendukung, sambil mendorong kemajuan bersama menuju kebaikan kolektif.
UMAT (SOLIDARITAS)
Umat adalah istilah yang merujuk pada sekelompok manusia yang memiliki kesamaan dalam aspek-aspek tertentu, seperti keyakinan, tujuan, nilai-nilai, atau sejarah. Dalam konteks Islam, kata umat sering digunakan untuk menggambarkan komunitas yang mengikuti ajaran agama, terutama umat Islam yang bersatu di bawah prinsip keimanan kepada Allah dan risalah Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah makna utama dari istilah umat:
- Kesatuan dalam Keyakinan: Umat sering dipahami sebagai kelompok yang bersatu karena memiliki keyakinan atau iman yang sama. Dalam Islam, umat mengacu pada mereka yang percaya kepada Allah, kitab suci, dan para nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW, serta menjunjung tinggi nilai-nilai tauhid.
- Kesamaan Tujuan dan Misi : Makna umat mencakup adanya misi bersama, seperti menegakkan kebenaran, keadilan, dan perdamaian. Umat Islam, misalnya, memiliki tanggung jawab untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin).
- Persaudaraan Universal : Konsep umat menekankan rasa persaudaraan antaranggota tanpa memandang perbedaan geografis, ras, atau budaya. Dalam Islam, umat disebut sebagai “umat yang satu” (ummatan wahidah), yang berarti semua muslim adalah saudara satu sama lain.
- Tanggung Jawab Kolektif : Umat memiliki tanggung jawab kolektif untuk menjaga kebaikan, menghindari keburukan, dan saling menasihati dalam kebenaran serta kesabaran. Dalam Al-Qur’an, umat terbaik adalah yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi munkar).
- Warisan Spiritualitas dan Sejarah : Makna umat juga mencakup hubungan dengan sejarah dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam konteks Islam, umat Islam terhubung melalui sejarah agama, mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW.
- Keterikatan dengan Tuhan : Umat dalam Islam tidak hanya berarti komunitas manusia, tetapi juga menegaskan hubungan mereka dengan Tuhan. Dalam Al-Qur’an, umat diartikan sebagai hamba Allah yang diberi tugas untuk menyembah-Nya dan menjalankan ajaran-Nya.
Secara umum, makna umat meliputi konsep kesatuan, solidaritas, dan tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan spiritual, moral, dan sosial yang lebih besar. Bagi umat Islam, hal ini termanifestasi dalam pengabdian kepada Allah, pelaksanaan syariat, serta kontribusi terhadap perbaikan dunia.
MISI
1. Program, kinerja, dan tradisi dalam frame penebar rahmatan lil alamin, rahmat untuk semua dan semesta.
2. Menumbuhkembang kan kehidupan bermakna dalam fungsi sebagai hamba dan khalifah Allh swt.
3. Pengerak dan role model dalam mempromosikan individu dan komunitas yang harmoni, dan teratur untuk Indonesia maju dan berperadaban luhur.
4. Menjadi perekat kesatuan umat, solidaritas bangsa sebagai tanggung jawab menuju Indonesia makmur dan sejahtera (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur).
Badan Hukum
YAYASAN PROFETIK TRANSENDENTAL INDONESIA
DEWAN PEMBINA
- Prof. Dr. H. Duski Samad, M,Ag.
- H. Ramal Saleh.
- H. Faridansyah
PENGURUS HARIAN
Ketua : Firdaus. SS, MSi
Wakil Ketua : Muhammad Irsad,SP
Wakil Ketua : Antonyus
Sekretaris : Syamsurizal Datuk Rajo Dubalang, SH
Wakil Sekretaris : Rahmi Halimah, SM, MM
Wakil Sekretaris : Ari Limay Trisno SPd MPd
Bendahara : Rima Purnama Sari,SE,M.Sc
Wakil Bendahara : Fadli Setiawan S.EI. MM
DEWAN PENGAWAS
Ketua : Fauzan Zakir SH. MH.
Anggota : Rifka Zuwanda, SH, MH
Anggota : Rizal Alfadjri,S.S
Struktur Lembaga Indonesia Madani
- Pembina: Prof. Duski Samad dan Firdaus Djafri. S.S. M.Si
- Pimred: Ari Limay Trisno Putra. M.Pd
- Sekretaris Redaksi: Fadli Setiawan. SEI. MM
- Direktur Pelaksana: Rifka Zuwanda. SH. MH
- Direktur Hukum dan HAM: Fauzan Zakir. SH. MH
- Manajer Operasional: Adipo Rahman. SP. M.SI
- Humas dan Publikasi: Samsurizal, SH. Dt. Dubalang
- Tim IT : Agung Mustaqim, S.Kom.
Hubungi Kami
Kami selalu terbuka untuk kolaborasi, diskusi, dan masukan. Hubungi kami melalui saluran komunikasi yang tersedia di website ini.
Bersama kita wujudkan Indonesia yang lebih Madani.