WAFATNYA ULAMA LIMA ZAMAN BUYA BAGINDO M.LETTER
Oleh:
Prof.Dr.Duski Samad, M.Ag
Ketua Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin Padang Pariaman Sumatera Barat
Kami sekeluarga turut berduka yang mendalam atas berpulangnya ke rahmatullah Buya Drs. H. Tk. Bgd. Muhammad Letter. Semoga husnul khatimah, Allah luaskan kuburnya, diterima seluruh amal ibadahnya, diampuni salah dan khilafnya, dan dimasukkan ke syurga Nya. Semoga keluarga yg ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan dlm menghadapi cobaan ini.
آمين يا مجيب الدعوات ….
Kalimat dukacita di atas memenuhi laman whatshaap pada pagi Kamis, 26 Juni 2025 pukul 8.45. Wafatnya tokoh umat, aktivis bangsa, cendikiawan yang kenyang dengan asam garam dunia dalam usia panjang, 94 tahun, bukan saja musibah keluarga, tetapi juga duka umat dan bangsa di Sumatera Barat, begitu juga Indonesia.
Judul ulama lima musim Buya Bagindo M. Letter ini adalah dimaksudkan bahwa usia panjang beliau lebih sembilan dekade, lahir 1934, mengabdi untuk umat dan bangsa.
Beliau lahir di masa penjajahan Belanda, masa kecil di zaman Jepang, remaja awal kemerdekaan, dewasa di masa pemerintah orde baru dan mengabdi pada umat dan bangsa di masa reformasi, abad 21 ini.
Drs. Tuanku Bagindo H. Muhammad Leter atau yang akrab dipanggil Buya Bagindo Leter lahir 16 April 1934 wafat 26 Juni 2025 adalah seorang ulama dan politikus Indonesia yang pernah menjadi anggota DPRD Sumatera Barat periode 1992–1997.
Ia dikenal karena memberikan ceramah agama di media elektronik, terutama TVRI.
Buya Tuanku Bagindo H. Muhammad Leter putra anak nagari Pakandangan, Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat
Gelar Doktorandus yang disandangnya diberikan almamaternya di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kiprah dan perjuangan beliau cukup luas dan beragam. Dalam organisasi keulamaaan menjabat Sekretaris MUI Sumatera Barat mendampingi Ketua MUI Buya Datuk Palimo Kayo.
Dalam melakukan pembinaan dakwah yang tiada hentinya ia dipercaya menjadi
Ketua Ikatan Mubaligh Sumatera Barat.
Beliau dikenal luas dalam aktivitasnya sebagai penceramah agama langsung di Masjid, kantor pemerintah dan juga melalui media komunikasi audio TV dan Radio.
Beliau lama sampai wafat adalah anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) dan aktif sebagai salah satu pengurus di Dewan Penasihat IPHI.
Buya Bagindo Leter menikah dengan seorang wanita bernama Hj. Rosmi dan telah dikaruniai 8 orang anak, yaitu Yulnir, Zakhlin, Rifi Yudian, Hamdi, Afiva Elsia, Ulfah Leyros, Wardi Rayan dan Taslim.
BUYA, STIT DAN YAYASAN ISLAMIC CENTRE SYEKH BURHANUDDIN
Musibah wafatnya Buya Letter adalah dukacita mendalam bagi Yayasan dan civitas akademika STIT Syekh Burhanuddin Padang Pariaman. Beliau adalah tonggak tuo, pendiri dan menjadi ketua pertama.
Dr. Neni Triana.MA selaku pimpinan STIT dan Keluarga Besar STIT Syekh Burhanuddin Pariaman ikut berduka cita atas wafatnya sang pejuang pendidikan Agama Islam semoga almarhum husnul khotimah dan ditempatkan di surgaNya serta keluarga yg ditinggal diberi kesabaran , ketabahan atas musibah ini.
Almarhum merupakan salah satu tokoh pendiri STIT Syekh Burhanuddin Pariaman yg merupakan perguruan Tinggi keagamaan Islam yg pertama di Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman sekaligus beliau merupakan ketua STIT Pertama sejak berdirinya dari tahun 1978-1983.
Beliau merupakan sosok yg sangat gigih dan tegas dalam memimpin lembaga pendidikan Islam dan ketika bergaul dg Civitas akademika STIT sambil bercanda tapi mengandung nasihat dan muat dg makna yg tinggi. beliau disamping memiliki wawasan yg luas, berilmu pengetahuan yg tinggi juga humoris jadi tidak ada kesan kaku ketika berhadapan dg beliau suasana selalu cair. almarhum menjadi sosok panutan bagi keluarga besar STIT khususnya dan masyarakat kota dan kabupaten Padang Pariaman pada umumnya. semoga ilmu yg telah beliau berikan kepada mahasiswa yg menjadi pendidik Agama Islam menjadi ladang ibadah bagi beliau diakhirat
Almarhum merupakan salah satu tokoh pendiri STIT Syekh Burhanuddin Pariaman yg merupakan perguruan Tinggi keagamaan Islam yg pertama di Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman sekaligus beliau merupakan ketua STIT Pertama sejak berdirinya dari tahun 1978-1983. Beliau merupakan sosok yg sangat gigih dan tegas dalam memimpin lembaga pendidikan Islam dan ketika bergaul dg Civitas akademika STIT sambil bercanda tapi mengandung nasihat dan muat dg makna yg tinggi. beliau disamping memiliki wawasan yg luas, berilmu pengetahuan yg tinggi juga humoris jadi tidak ada kesan kaku ketika berhadapan dg beliau suasana selalu cair. almarhum menjadi sosok panutan bagi keluarga besar STIT khususnya dan masyarakat kota dan kab padang Pariaman pada umumnya. semoga ilmu yg telah beliau berikan kepada mahasiswa yg menjadi pendidik Agama Islam menjadi ladang ibadah bagi beliau diakhirat.
KESIMPULAN:
Buya Drs. H. Tuanku Bagindo Muhammad Letter adalah sosok ulama, mubaligh, politisi, dan pendidik yang jejak hidupnya membentang lintas lima zaman: era penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, kemerdekaan awal, Orde Baru, hingga era reformasi dan abad ke-21. Lahir pada 16 April 1934 dan wafat pada 26 Juni 2025 dalam usia 94 tahun, beliau menjadi saksi dan pelaku sejarah umat dan bangsa, terutama dalam bidang dakwah, pendidikan, dan pelayanan umat.
Buya Letter adalah anak nagari Pakandangan, Padang Pariaman, yang mengabdikan ilmunya tidak hanya lewat mimbar masjid, tetapi juga melalui media publik seperti TVRI dan radio. Dengan gelar akademik dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, beliau aktif sebagai Sekretaris MUI Sumbar, Ketua Ikatan Mubaligh, serta pengurus IPHI. Sosok beliau dikenal karena keteguhan prinsip, keluasan ilmu, dan kehangatan dalam berinteraksi, menjadikan dakwahnya diterima luas oleh masyarakat.
Peran paling monumental beliau adalah sebagai pendiri dan ketua pertama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin Padang Pariaman (1978–1983), lembaga pendidikan tinggi Islam pertama di kawasan Pariaman. Di mata civitas akademika STIT, almarhum adalah figur karismatik, tegas namun bersahaja, humoris namun sarat makna dalam setiap nasihatnya. Gaya kepemimpinannya yang humanis dan berwibawa telah membentuk karakter banyak pendidik Islam generasi berikutnya.
Wafatnya Buya Letter adalah kehilangan besar bagi Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin, STIT, dan masyarakat Sumatera Barat. Namun warisan keilmuan, semangat dakwah, dan pengabdiannya akan tetap hidup dan menjadi suluh bagi generasi penerus.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Allahummaghfirlahu warhamhu, wa ‘afihi wa’fu ‘anhu…
Semoga Buya husnul khatimah, diterima amalnya, dan ditempatkan di sisi Allah bersama para ulama saleh. Aamiin.