WISATA RELIGI SYEKH BURHANUDDIN: Ziarah, Sejarah, dan Spiritualitas” Oleh: Duski Samad

Artikel Tokoh165 Views

WISATA RELIGI SYEKH BURHANUDDIN: Ziarah, Sejarah, dan Spiritualitas”

Oleh: Duski Samad
Dosen Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam Doktor Pascasarjana UIN Imam Bonjol

Wisata religi berbasis Syekh Burhanuddin memiliki nilai sejarah dan spiritual yang kuat di Sumatera Barat. Sebagai penyebar Islam pertama di Minangkabau dan pengembang tarekat Syattariyah, beliau memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Nusantara.

Makam Syekh Burhanuddin yang terletak di Nagari Ulakan Kabupaten Padang Pariaman menjadi destinasi utama bagi peziarah, terutama saat tradisi “Basafa”, yang menarik ribuan jamaah setiap tahun. Dengan meningkatnya minat terhadap wisata religi, pengembangan destinasi ini memiliki potensi ekonomi dan spiritual yang besar.

Tujuan wisata religi.
Mempromosikan wisata religi sebagai daya tarik utama Sumatera Barat.
Menjaga dan melestarikan warisan sejarah Islam melalui edukasi dan ziarah.
Meningkatkan ekonomi lokal melalui sektor wisata, akomodasi, dan kuliner halal.

Menyediakan pengalaman spiritual bagi wisatawan yang ingin mendalami tarekat Syattariyah. Mengembangkan event keagamaan seperti pengajian akbar dan festival budaya Islami.

Keuntungannya.
Segi ekonomi: Membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar (penginapan, kuliner, suvenir). Budaya dan Sejarah: Melestarikan jejak dakwah Islam di Minangkabau.

Spiritual: Memberikan pengalaman religius dan edukasi keislaman kepada peziarah. Pariwisata Berkelanjutan: Mengintegrasikan wisata religi dengan wisata budaya Minangkabau lainnya.

Strategi pemasaran wisata religi harus menyesuaikan dengan karakteristik target pasar dan daya tarik utama destinasi. Berikut strategi pemasaran yang bisa diterapkan:

1.Strategi Pemasaran
a. Branding dan Diferensiasi. Tampilkan keunikan destinasi (sejarah, arsitektur, spiritualitas). Gunakan identitas budaya dan religius yang kuat dalam promosi.

b. Digital Marketing dan Media Sosial. Buat konten edukatif tentang sejarah dan keutamaan destinasi. Gunakan media sosial, YouTube, dan blog untuk storytelling. Manfaatkan influencer religius untuk memperluas jangkauan.

c. Kerjasama dengan Komunitas dan Travel Agent. Gandeng lembaga keagamaan, pesantren, atau ormas Islam. Bekerjasama dengan agen perjalanan umrah/haji dan biro wisata halal.

d. Penguatan Infrastruktur dan Layanan. Sediakan fasilitas ramah wisatawan (rest area, restoran halal, pusat informasi). Kembangkan paket wisata yang mencakup ibadah, ziarah, dan edukasi.

e. Event dan Festival Keagamaan. Adakan acara seperti peringatan hari besar Islam, tabligh akbar, atau festival budaya Islami. Undang tokoh agama untuk mengisi ceramah atau diskusi.

2.Pasar Potensial Wisata Religi. Jamaah Umrah dan Haji: Mereka yang ingin melanjutkan perjalanan religi setelah dari Tanah Suci. Komunitas Keagamaan: Majelis taklim, pesantren, dan organisasi Islam. Wisatawan Muslim Domestik: Keluarga Muslim yang mencari wisata berbasis religi.

Wisatawan Muslim Internasional: Terutama dari negara-negara Muslim seperti Malaysia, Brunei, dan Timur Tengah. Generasi Muda Muslim: Mereka yang tertarik dengan wisata edukatif berbasis sejarah dan spiritualitas. Strategi ini bisa disesuaikan dengan kondisi daerah dan segmentasi wisatawan yang ingin dibidik.

PELUANG BISNIS WISATA RELIGI
Wisata religi berbasis jejak Syekh Burhanuddin punya potensi besar, terutama di Sumatera Barat, karena beliau adalah tokoh penyebar Islam pertama di Minangkabau dan pendiri tarekat Syattariyah. Berikut analisis peluang bisnisnya:

1.Potensi Wisata Syekh Burhanuddin
Nilai Sejarah dan Spiritualitas: Makam beliau di Ulakan, Padang Pariaman, menjadi pusat ziarah tahunan terutama saat “Basafa”. Pusat Dakwah dan Tarekat Syattariyah: Bisa dikembangkan menjadi wisata edukasi tentang ajaran Islam dan tarekat.

Aksesibilitas: Lokasi dekat dari Kota Padang, bisa menjadi paket wisata tambahan untuk wisatawan umum. Dukungan Budaya Minangkabau: Adat dan Islam sangat erat di Minang, menjadikan wisata ini selaras dengan kearifan lokal.

2.Peluang Bisnis.
a. Paket Wisata Religi dan Sejarah. Ziarah ke Makam Syekh Burhanuddin.Napak tilas perjalanan dakwah beliau.Wisata edukasi tarekat dan sufisme.

b. Infrastruktur dan Akomodasi. Penginapan syariah bagi peziarah.Pusat informasi wisata religius.

c. Kuliner dan Oleh-Oleh
Rumah makan halal khas Minang. Suvenir Islami (tasbih kayu, kitab tarekat). Buku dan film dokumenter tentang Syekh Burhanuddin.

d. Event Keagamaan dan Budaya. Peringatan Basafa dikemas lebih menarik. Pengajian akbar tarekat Syattariyah. Festival seni Islam Minangkabau.

3.Strategi Pengembangan
Branding: Posisioning sebagai destinasi utama wisata religi di Sumatera Barat.

Digital Marketing: Website, media sosial, dan YouTube tentang sejarah Syekh Burhanuddin. Kerjasama: Pariwisata daerah, pesantren, dan travel umrah/haji.

Paket Wisata Terintegrasi: Dikombinasikan dengan wisata sejarah Minang (Pagaruyung, Masjid Raya Ganting, dll.). Peluang ini bisa jadi besar kalau dikelola dengan baik.

Prediksi Jumlah Pengunjung. Berdasarkan tren wisata religi di Indonesia dan data pengunjung destinasi serupa, prediksi jumlah pengunjung Wisata Religi Jejak Syekh Burhanuddin dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1.Pengunjung Tahunan Berdasarkan Kategori
Peziarah Tradisional (Basafa dan Ziarah Rutin): ± 50.000 – 70.000 orang/tahun. Kelompok Majelis Taklim dan Pesantren: ± 10.000 – 20.000 orang/tahun.
Wisatawan Muslim Domestik (Individu dan Keluarga): ± 15.000 – 25.000 orang/tahun.
Wisatawan Muslim Internasional (Malaysia, Brunei, Timur Tengah): ± 5.000 – 10.000 orang/tahun. Event Keagamaan (Pengajian Akbar, Festival Islami, Seminar Sejarah Islam): ± 20.000 – 30.000 orang/tahun.

2.Proyeksi Total Pengunjung Tahunan.
Berdasarkan data di atas, total perkiraan pengunjung per tahun berada di rentang:
100.000 – 150.000 pengunjung/tahun.
Jumlah ini bisa meningkat seiring dengan peningkatan promosi, infrastruktur, dan event wisata religi yang menarik lebih banyak jamaah.

3.Faktor yang mempengaruhi kunjungan.
Popularitas Tradisi Basafa sebagai daya tarik utama. Peningkatan Aksesibilitas dan Infrastruktur (transportasi dan akomodasi). Dukungan Pemerintah dan Pariwisata untuk pengembangan wisata religi.

Kerjasama dengan Agen Travel dan Media Digital untuk promosi luas.
Jika strategi pemasaran dan fasilitas terus dikembangkan, wisata religi ini bisa menyaingi destinasi serupa di Indonesia, seperti Wali Songo di Jawa atau Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Kesimpulan
Wisata religi Syekh Burhanuddin memiliki potensi besar sebagai destinasi utama di Sumatera Barat, menggabungkan unsur ziarah, sejarah, dan spiritualitas. Dengan makam Syekh Burhanuddin di Ulakan sebagai pusatnya, tradisi Basafa dan ajaran tarekat Syattariyah menjadi daya tarik utama yang mampu menarik puluhan ribu peziarah setiap tahun.

Selain nilai religius dan budaya, pengembangan wisata ini juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal, membuka peluang bisnis dalam sektor akomodasi, kuliner halal, dan suvenir Islami.

Dengan strategi pemasaran yang tepat, seperti branding yang kuat, digital marketing, kemitraan dengan agen perjalanan, serta penguatan infrastruktur, jumlah pengunjung diproyeksikan mencapai 100.000–150.000 orang per tahun.

Dukungan pemerintah, komunitas keagamaan, serta integrasi dengan wisata sejarah Minangkabau akan semakin memperkuat posisi destinasi ini di kancah wisata religi nasional dan internasional.

Pengelolaan yang profesional dan berkelanjutan wisata religi Syekh Burhanuddin dapat menjadi ikon wisata Islam yang tidak hanya memperkuat spiritualitas, tetapi juga melestarikan warisan dakwah Islam di Nusantara.ds. 02042025.

Leave a Reply