ALAM BARZAKH: TRANSISI MENUJU KEABADIAN

ALAM BARZAKH: TRANSISI MENUJU KEABADIAN
Renungan Duka untuk Alm. Zairin Kasim dan taushiyah takziah PKDP Sumatera Barat. 17082025.

Oleh: Duski Samad

Saat Duka Menyapa. Kematian selalu hadir sebagai tamu tak terduga. Ia meninggalkan ruang kosong yang sulit terisi, terutama ketika yang pergi adalah orang yang kita cintai. Ahad, 17 Agustus 2025, kita melepas kepergian Alm. Zairin Kasim.

Kesedihan wajar, air mata adalah tanda cinta. Namun di balik itu, iman menuntun kita untuk melihat kematian bukan sebagai akhir, melainkan transisi menuju kehidupan abadi.

Barzakh dalam Cahaya Al-Qur’an
Al-Qur’an memperkenalkan kepada kita tentang barzakh — alam antara dunia dan akhirat.

QS. Al-Mu’minun: 100: “Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.”

QS. Ar-Rahman: 20: “Antara keduanya ada barzakh yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”

QS. Al-Furqan: 53: Allah menyebut adanya barzakh antara air tawar dan asin.

Dari ayat-ayat ini, barzakh selalu berarti batas yang kokoh. Ia adalah penghalang, namun juga tempat transit ruh sebelum kebangkitan.

Kematian sebagai Pintu Transisi
Al-Qur’an menegaskan bahwa kematian bukanlah ketiadaan.

QS. Az-Zumar: 42 menggambarkan kematian sebagai penahanan jiwa.

QS. Yasin: 52 melukiskan keterkejutan manusia ketika dibangkitkan dari barzakh.

QS. Al-Baqarah: 156 mengajarkan kita mengucap: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” — kita milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Bagi para mufasir klasik, barzakh adalah dinding ghaib tempat ruh menunggu.

Sedangkan bagi para mufasir kontemporer seperti Hamka dan Quraish Shihab, barzakh adalah masa transisi ruhani, pintu perubahan menuju alam abadi.

Menguatkan Hati di Tengah Duka

Spiritual: kematian adalah pintu pertemuan dengan Allah, bukan perpisahan abadi. Hubungan dengan yang wafat tetap terjalin lewat doa, sedekah, dan amal anak saleh.

Psikologis: memahami barzakh menolong kita mencapai penerimaan. Kesedihan tidak dimatikan, tetapi diarahkan menjadi kekuatan untuk berbuat kebaikan.

Sosial: kesadaran akan barzakh mengingatkan kita semua untuk mengisi hidup dengan amal saleh. Sebab setelah ajal tiba, tidak ada kesempatan kedua.

Doa dan Harapan
Alm. Zairin Kasim kini sedang menempuh perjalanan di alam barzakh. Kita berdoa semoga Allah melapangkan kuburnya, menerangi dengan cahaya iman, mengampuni dosa-dosanya, dan mencatat amal baiknya sebagai bekal perjumpaan dengan Allah.

Bagi kita yang ditinggalkan, duka ini semoga menjadi pengingat kasih sayang Allah. Air mata yang jatuh kita iringi dengan doa, agar almarhum tenang, dan kita pun mendapat keteguhan hati untuk melanjutkan hidup dengan lebih bermakna.

Penutup
Kematian bukan pemutus cinta, melainkan perjalanan pulang ke hadirat Allah. Dengan memahami barzakh, kita bisa menerima kepergian orang tercinta dengan hati yang lapang, sambil tetap menjaga ikatan kasih melalui doa dan amal.

Semoga renungan ini menjadi penguat jiwa bagi keluarga besar alm. Zairin Kasim dan pelajaran berharga bagi kita semua: hidup ini sementara, gunakanlah untuk menyiapkan bekal di alam transisi menuju keabadian. DS.17082025.

Leave a Reply