HIJRAH DARI GADUH: Menemukan Iman, Aman, dan Berkah dalam Strategi Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

HIJRAH DARI GADUH:
Menemukan Iman, Aman, dan Berkah dalam Strategi Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Oleh: Duski Samad
(Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang)

Abstrak
Kegaduhan sosial, politik, ekonomi, dan spiritual menjadi tantangan utama umat manusia di era modern. Makalah ini bertolak dari panggilan Islam sebagai agama rahmat bagi semesta (QS. Al-Anbiya: 107) dan menawarkan konsep hijrah bukan sekadar pindah tempat, tapi transformasi dari kekacauan menuju kedamaian. Landasan Qur’ani seperti QS. Quraisy: 4, QS. Al-Anbiya: 107, dan QS. An-Nahl: 90 menunjukkan bahwa iman, aman, dan berkah adalah satu paket peradaban Islam. Strategi Islam dalam menghadapi kegaduhan meliputi keadilan, kebaikan, dan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Makalah ini mengeksplorasi bagaimana Islam menjadi solusi strategis menghadapi kekacauan zaman.

Kata kunci: Hijrah, Rahmat, Iman, Aman, Keadilan, Islam Rahmatan lil ‘Alamin

Pendahuluan

Hijrah merupakan konsep sentral dalam Islam yang tidak sekadar berarti perpindahan fisik, tetapi transformasi eksistensial dari kondisi rusak kepada kemaslahatan. Dunia hari ini dihimpit kegaduhan—baik secara politik, spiritual, hingga identitas kemanusiaan. Dalam konteks inilah Islam hadir sebagai rahmat, bukan hanya untuk umat Muslim tetapi bagi seluruh alam (QS. Al-Anbiya: 107).

Latar belakang kegaduhan meliputi:

Ketimpangan sosial dan ekonomi

Radikalisme dan ekstremisme

Krisis spiritual dan akhlak

Kebisingan digital dan polarisasi wacana publik

Landasan Teologis: Islam sebagai Rahmat, Iman sebagai Jalan Aman

1.Islam: Rahmat untuk Semesta

> “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiya: 107)

Konsep rahmatan lil ‘alamin adalah poros utama peradaban Islam. Ia bersifat menyeluruh dan universal, meliputi aspek spiritual, sosial, dan ekologis.

2.Iman dan Aman: Dua Asas Ketenteraman

> “(Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar, dan mengamankan mereka dari ketakutan).”
(QS. Quraisy: 4)

Ketika iman hadir, maka rasa aman pun menyertai. Iman bukan hanya keyakinan dogmatis, tetapi daya hidup spiritual yang menumbuhkan ketenteraman dalam masyarakat.

3.Iman dan Taqwa: Jalan Menuju Berkah

> Salam dan berkah adalah buah dari hidup yang beriman dan bertaqwa. Kehidupan yang dipenuhi dengan doa dan syukur menjadi ruang hadirnya keberkahan Allah SWT.

Strategi Hijrah: Keadilan, Kebaikan, dan Kemanusiaan

1. QS. An-Nahl: 90 – Ayat Strategis Sosial

> “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil, dan berbuat kebajikan, serta memberi kepada kaum kerabat…”
(QS. An-Nahl: 90)

Ayat ini adalah strategi operasional Islam dalam membangun masyarakat damai. Ada tiga unsur utama:

Adil: Keadilan sebagai pilar utama peradaban.

Ihsan: Kebaikan sebagai praksis spiritual.

Kemanusiaan: Kepedulian terhadap sesama, terutama yang dekat.

2.Tiga Pilar Strategis dalam Menjawab Gaduh Zaman:

Pilar Strategis Implementasi Dampak

Keadilan Penegakan hukum, distribusi ekonomi adil Mengurangi ketimpangan
Kebaikan Budaya memberi, memaafkan Meredam konflik sosial
Kemanusiaan Perlindungan minoritas, penguatan nilai hidup Restorasi sosial.

Kesimpulan
Hijrah dari gaduh adalah proses spiritual dan sosial menuju kehidupan yang damai dan berkah. Islam bukan agama reaktif, tapi proaktif dalam menciptakan tatanan hidup berkeadilan. Strategi Qur’ani melalui QS. Al-Anbiya: 107, QS. Quraisy: 4, dan QS. An-Nahl: 90 menjadi solusi nyata menghadapi zaman kegaduhan. Menjadikan iman sebagai energi ruhani, aman sebagai visi sosial, dan berkah sebagai target hidup adalah agenda hijrah yang hakiki. Maka, “hijrah dari gaduh” adalah gerakan menuju peradaban yang seimbang antara iman, akal, dan amal.

Daftar Pustaka
1. Al-Qur’an al-Karim
2. Al-Ghazali. Ihya Ulumuddin
3. Fazlur Rahman. Islam and Modernity
4. Quraish Shihab. Tafsir al-Mishbah
5. Yusuf al-Qaradawi. Fiqh al-Awlawiyyat
6. M. Dawam Rahardjo. Ensiklopedi al-Qur’an

Leave a Reply