KAIDAH PEMIMPIN DAN YANG DIPIMPIN DALAM ISLAM Oleh : Azwirman, S.Pd

Artikel Tokoh135 Views

KAIDAH PEMIMPIN DAN YANG DIPIMPIN DALAM ISLAM

Oleh : Azwirman, S.Pd

 

Suatu kali, ketika Ali bin Abi Thalib Ra menjadi Khalifah ditanya oleh seseorang dengan sebuah pertanyaan, “Kenapa di zaman engkau wahai Ali, banyak terjadi fitnah dan bahkan umat ini nyaris hancur karena perpecahan (maksud nya, perseteruan Ali dan Muawiyah) sementara, di Zaman Khalifah abu bakar Siddiq dan Umar bin Khattab Ra tidak terjadi hal yang seperti yang kita alami sekarang”.

Demi mendengar hal tersebut, maka begini Jawaban Ali bin Abi Thalib Ra:

“Di zaman Abu bakar dan Umar kualitas umat Islam seperti aku, sedangkan di zaman aku ini kualitas umat Islam seperti kalian-kalian ini!”

Dari kisah ini, ada pelajaran besar bagi kita khususnya sebagai warganegara dari bangsa yang bernama Indonesia. Kita tentu berharap bahwa negeri ini, bangsa ini memilih dan memiliki pemimpin yang adil, negarawan, bertanggung jawab, Sholeh, cerdas dan lain sebagainya.

Namun kita lupa bahwa, pemimpin itu lahir atau muncul bukan tiba-tiba atau ujug-ujug turun dari langit.

Pemimpin itu muncul bukankah dari kita juga, rakyat juga. Semua pemimpin, baik skala kampung hingga negara semuanya muncul dan naik jadi pemimpin tidak lain dan tidak bukan asalnya dari masyarakat yang dipimpin.

Maka, jelas sekali dari jawaban Ali bin Abi Thalib Ra tadi, dimasa kepemimpinan Abu bakar Siddiq dan Umar bin Khattab Ra, nyaris tidak ada fitnah dan perpecahan, umat bersatu, bahu membahu membangun peradaban Islam yang kuat dan kokoh, berpusat di Madinah. Itu bisa berdiri karena kualitas masyarakat yang dipimpin sebagaimana halnya Ali bin Abi Thalib Ra. Sementara, ketika Ali menjadi Khalifah, kualitas umat sebagai mana orang dan rakyat kebanyakan Waktu itu.

Artinya, Jika ingin punya pemimpin yang baik dan berkualitas maka, perbaiki dulu diri dan orang-orang disekitar kita, setelah itu rakyat akan baik, kalau rakyat nya baik maka insya Allah akan muncul pemimpin yang baik pula.

“Tapi kan sistem demokrasi memaksa kita untuk memilih seseorang berdasarkan suara terbanyak dan suara siapa pun kualitas dan nilainya sama yaitu satu”

Dalam Islam, Sistem itu penting, namun yang lebih penting dari sistem adalah orang yang ada dalam sistem itu. jika sistem sudah baik orangnya tidak baik maka, sistem tadi akan berubah menjadi tidak baik. Pun sebaliknya, jika orang-orangnya sudah baik, amanah, jujur dan bertanggung jawab, maka sistem apapun akan lahir masyarakat yang makmur, adil, sejahtera.

“Tapi kan pemilihan umum banyak terjadi kecurangan sehingga yang kalah bisa menang dan yang menang bisa kalah!”

Jika Allah berkehendak, negeri yang gersang tandus bisa jadi subur, sebaliknya juga demikian yang subur bisa dibuat tandus dan gersang.

Jika Allah SWT berkehendak negeri ini punya pemimpin yang bagus, baik dan berkualitas serta bertanggung jawab bercita-cita untuk memajukan negeri ini pasti bisa, masalah nya kan apakah kita siap punya pemimpin yang baik dan berkualitas? Sejauh mana rakyat dan bangsa ini baik dan berkualitas? Betapa banyak yang masih suka melanggar lalu lintas? Betapa banyak mesjid yang kosong melompong? Padahal sekitar mesjid mayoritas muslim?

Betapa banyak umat Islam yang terbiasa tidak sholat? Suka maksiat? Suka joget tik tok? Pacaran? Buka aurat? Bergaul bebas laki dan perempuan bukan mahram?

Betapa banyak yang suka curang dalam berniaga? Bahkan bertopeng kan “bisnis syariah” ?

Betapa menyedihkan penduduk muslim hari ini. Sekolah sekolah banyak berdiri akan tetapi ilmu yang didapat jauh dari keberkahan? Guru mengajarkan kurikulum sekuler padahal labelnya sekolah Islam. Masih banyak sekolah Islam yang dalam pelajaran sejarah nya masih memakai kurikulum Monyet. “Manusia tercipta dari evolusi makhluk yang bernama homo erectus alias kera”.

Kita boleh merindukan memiliki pemimpin yang sekelas Umar bin Khattab Ra, atau Umar bin Abdul Aziz Ra, akan tetapi dengan kondisi umat Islam yang masih jauh dari nilai-nilai Islam dan Keberkahan dari Allah SWT, maka bertanyalah pada diri kita, hati kecil sanubari kita, “Apakah pantas kami yang penuh salah dan dosa ini, iman yang setipis kulit Ari ini punya pemimpin yang beriman dan bertaqwa?”

Barangkali Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita untuk berbenah diri. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, lebih-lebih dibulan yang mulia ini, bulan Ramadhan 1446 H. Jika ini sudah terwujud maka pada waktu nya kehendak Allah SWT diatas segala-galanya. Terwujudnya masyarakat yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang Sholeh, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT

Allah SWT berfirman:

Surat Al- A’raf Ayat 96
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami membalas mereka dengan sebab kejahatan mereka.”

Ayat ini menjelaskan bahwa jika penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan memberikan keberkahan kepada mereka dari langit dan bumi. Keberkahan tersebut dapat berupa, kebahagiaan, ketentraman, kesusksesan dan kemajuan. Itu bisa terwujud ketika negeri itu dipimpin oleh seorang pemimpin negara yang beriman dan bertakwa.

Namun, jika penduduk suatu negeri tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah SWT, maka mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan kejahatan mereka. Balasan itu bisa berupa pemimpin yang tidak amanah, korupsi dan lain sebagainya.

Surat An-Nur Ayat 55
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhoi untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan kekuasaan dan kemakmuran kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh. Mereka akan menjadi penguasa di bumi dan akan menikmati kebahagiaan dan ketentraman.

Wallahu alam bishowab
Laa Haula wala quata illa Billah..

Leave a Reply