MENGGERAKKAN PARTISIPASI ORANG TUA MEMBESARKAN SEKOLAH KECIL Oleh MARVELLA RIANTI, S.Pd

MENGGERAKKAN PARTISIPASI ORANG TUA MEMBESARKAN SEKOLAH KECIL

MARVELLA RIANTI, S.Pd

UPT SDN 25 Sungai Lingkitang

 

Situasi
Ketika berada pada situasi baru dengan keadaan diluar harapan kita maka itulah tantangan. Seperti kegelisahan saya Ketika tahun 2022 diangkat sebagai kepala sekolah dan ditempatkan di sekolah dengan kondisi sekolah yang penuh keterbatasan dan perlu perbaikan demi keindahan dan kenyamanan warga sekolah. Saya terkungkung dalam ketidakmampuan dan keterbatasan. Apakah saya hanya akan pasrah pada keadaan atau bergegas mencari solusi karena desakan perubahan mulai terdengar mengusik jiwa. UPT SDN 25 Sungai Lingkitang merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada di jorong Sungai Lingkitang, Kenagarian Lubuk Gadang Timur, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Pada tahun 2022, saya ditugaskan sebagai kepala sekolah di UPT SDN 25 Sungai Lingkitang dengan kondisi sekolah yang jauh dari kata indah, Rapor Pendidikan dengan capaian literasi rendah, lapangan sekolah yang tidak memadai, Perpustakaan sekolah yang tidak tertata dan kotor, kondisi kelas yang tidak rapi dan jauh dari kesan indah dan nyaman, dan wc siswa yang rusak.

Tantangan
Saya ingin peserta didik saya mampu berdiri bangga menyebutkan sekolah mereka, saya ingin peserta didik saya dapat berdiri tegak bersama anak anak dari sekolah lain. Saya ingin mereka bisa menjadi agen perubahan, pemutus mata rantai kemiskinan keluarga mereka. Jumlah siswa yang sedikit yakninya 78 orang dengan tenaga honorer
sebanyak empat (4) orang yang digaji sepenuhnya dari dana BOS, membuat sekolah ini sangat terbatas pada pendanaan. Pendidikan orang tua 80% adalah SD. Pekerjaan orang tua 75% adalah petani dengan keadaan ekonomi
65% rendah dan 35% menengah. Situasi demikian memunculkan kekhawatiran saya untuk menggerakkan dan memajukan sekolah ditengah keterbatasan anggaran yang dimilki sekolah dari dana BOS. Darisanalah muncul pertanyaanpertanyaan bagaimana cara saya mengatasi kekhawatiran ini, bagaimana cara saya melakukan perubahan, siapa pihak yang akan bisa membantu saya dan dilibatkan dalam melaksanakan perubahan ini. Pertanyaan pertanyaan tersbut menjadi titik terang buat saya untuk segera bergegas menjemput desakan jiwa yang haus akan perubahan yang lebih baik. Titik terang tersebut adalah memberdayakan sumberdaya yang ada di sekolah, dimulai dari diri sendiri, ya diri sendiri. Saya percaya bahwa niat baik, akan berbuah baik. Saya tertantang untuk mengejar ketertinggalan sekolah baik dari segi tampilan maupun kelengkapan sarana dan prasarana. Saya ingin sekolah mempunyai tampilan yang lebih baik dengan sarana prasarana yang lebih lengkap sehingga sekolah dapat menjadi tempat yang menyenangkan bagi warga sekolah dan siswa terfasilitasi dengan sarana dan prasarana yang dapat memotivasi mereka untuk belajar lebih baik dan menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar.

Aksi
Langkah awal yang saya lakukan adalah mengadakan pertemuan dengan Komite Sekolah dan tokoh masyarakat. Disini saya menyampaikan tentang kegelisahan saya terhadap kondisi sekolah dan harapan harapan dan rencana saya kedepannya untuk kemajuan sekolah

Dari pertemuan ini saya melihat ada keinginan dan kepedulian yang besar dari komite sekolah dan tokoh masyarakat terhadap sekolah. Sehingga didapatkan Keputusan untuk membicarakan hal ini lebih lanjut dengan
seluruh wali murid melalui rapat koordinasi sekolah dengan wali murid. Kami menyepakati untuk mengadakan rapat pada hari Rabu, karena hari Rabu merupakan hari libur masyarakat disini. Pada hari Rabu mereka libur ke ladang dan sepenuhnya beraktifitas di rumah sehingga diharapkan tingkat kehadiran wali murid lebih maksimal.
Di pertemuan pertama dengan wali murid, saya begitu takjub dengan tingkat kehadiran wali murid dalam memnuhi undangan pihak sekolah yang sangat tinggi. Mereka begitu antusias menghadiri rapat. Disini saya menarik kesimpulan bahwa meskipun wali murid saya berpendidikan rendah tapi mereka mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan anak anak mereka.
Saya mengajak wali murid untuk melakukan hal hal baik dengan tujuan yang lebih baik dengan dasar kepedulian wali murid terhadap sekolah. Saya ingin membangun komunikasi tentang kebutuhan siswa, harapan harapan orang tua dan menyampaikan keadaan sekolah. Saya berharap tercipta komunikasi dan kolaborasi aktif antara sekolah dan orang tua.
Pada pertemuan ini, kami bicarakan kondisi dan harapan saya terhadap sekolah. Saya mengambarkan kondisi pendanaan sekolah saat ini, saya sampaikan juga tentang keterbatasan kemampuan sekolah. Apa yang mampu di sediakan dan apa yang tidak mampu disediakan sekolah. Saya sampaikan tentang capaian Rapor Pendidikan dengan capaian literasi yang merah. Untuk mengatasi hal ini saya sampaikan keingginan saya untuk meningkatkan minat baca siswa melalui penataan perpustakaan menjadi tempat yang lebih nyaman dan indah. Pembuatan pojok baca untuk siswa, pembuatan gazebo literasi, Sekolah hanya mampu membeli cat namun tidak mampu untuk pengerjaan mencat.

Untuk hal ini wali murid menyampaiakan solusi dengan mengadakan gotong royong dalam proses pengecatan perpustakaan, membuat pojok baca dan gazebo literasi dengan alat dan bahan yang mudah didapatkan dari ladang ladang mereka seperti bambu, pohon kelapa dan ijuk untuk atap gazebo. Di waktu yang ditentukan, seluruh wali murid hadir untuk bergontong royong. Bapak bapak ada yang melakukan pekerjaan mengecat perpustakaan, sebagian mencari pohon kelapa dan ijuk untuk membuat gazebo literasi. Semua itu dilakukan penuh semangat dan suasana penuh kekeluargaan.
Untuk pembuatan pojok baca, wali murid berkerja sesuai kelas anaknya masing masing. Bapak bapak bertanggung jawab untuk menyediakan bambu sebagai bahan dasar pembuatan pojok baca sampai proses pembuatannya, dan ibu ibu bertanggung jawab untuk menghias kelas dan menghias pojok baca agar menjadi tempat yang nyaman dan indah. Pekerjaan ini mereka lakukan sore hari setelah pulang dari ladang dan Seringkali pada proses ini meraka bekerja sampai malam. Saya sangat terharu melihat kepedulian mereka terhadap sekolah.
Kerja keras mereka terbayarkan ketika anak anak mereka begitu senang dan bangga melihat hasil kerja orang tuanya. Kami tanamkan ke peserta didik kami bahwa apa yang dilakukan orang tua mereka adalah bentuk kasih sayang dan harapan besar orang tua mereka agar mereka bisa belajar dengan tenang dan nyaman, sehingga sebagai rasa terima kasih, peserta didik harus menjaga apa yang telah dibuat oleh orang tua mereka sebaik baiknya. Dan peserta didik sangat menjaga apa yang sudah dibuatkan oleh orang tua mereka untuk mereka.

Untuk mengisi pojok baca, karena kami tidak punya buku bahan bacaan yang memadai, maka kami berkolaborasi dengan meminjam buku bacaan kepada Dinas Perpustakaan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan. Dimana kami dipinjamkan 50 buah buku selama 2 minggu, selanjutnya buku tersbut kemudian diganti secara berkala dengan buku judul yang lain.

Dengan fasilitas pojok baca, perpustakaan yang nyaman, dan kelangkapan buku bacaan, minat baca siswa kami meningkat dan nilai literasi pada Rapor Pendidikan pun sudah berubah menjadi hijau dan kami mendapatkan
penghargaan dari pemerintah kabupaten solok Selatan sebagai sekolah dengan capaian rapor Pendidikan BAIK.
Pada tahun 2023, sekolah kami menjalankan Program Sekolah Penggerak Angkatan 3 dan mendapatkan bantuan Dana Bos Kinerja. Dari dana ini kami mengalokasikan untuk pengecoran lapangan sekolah dan pembuatan taman sekolah. Kembali kami memanggil wali murid kami untuk membicarakan hal ini. Seluruh wali murid sangat mendukung program ini dan akan lebih baik apabila proses pengerjaannya dilakukan secara gotong royong sehingga dana untuk upah dapat dipergunakan pihak sekolah untuk keperluan lain. Kembali saya dibuat terharu dengan
kepedulian mereka. Dan kami sangat berterima kasih atas inisiatif wali murid dan menyampaikan bahwa dana untuk upah ini akan kami pergunakan untuk mengadakan acara perkemahan sabtu minggu (PERSAMI) karena disekolah ini belum pernah diadakan PERSAMI. Waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan gotong royongpun tiba, tetap waktu gotong royong yang kami pilih adalah hari Rabu. Kali ini pun kehadiran wali murid pun sangat tinggi. Semua wali murid hadir mayoritas mereka yang hadir adalah bapak-bapak. Mereka juga membawa alat-alat yang diperlukan untuk prpses pengecoran lapangan seperti skop, sendok tukang, ember, galon besar penampung air, gerobak, cangkul dan lain lain. Berkat kerja sama semuanya, pekerjaan pengecoran ini pun bisa selesai menjelang zhuhur. Dan untuk finishing, beberapa wali murid yanag berprofesi sebagai tukang dan juga ketua komite sekolah tetap berada di sekolah sampai sore untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

Dengan telah dicornya lapangan kami, semakin membuat siswa kami lebih semangat terutama di bidang olahraga. Siswa kami berhasil mendapat juara 2 O2SN bulutangkis putri Tingkat kecamatan ditahun 2023 dan Juara 3 O2SN cabang atletik putri Tingkat Kabupaten di tahun 2024.

Seperti yang telah kami janjikan kepada wali murid, kami melaksanakan Perkemahan Sabtu Minggu (PERSAMI). Hal ini disambut sangat antusias oleh para peserta didik kami. Dan wali murid pun kembali ikut serta menyatu dengan kami dimalam api unggun. Ibu ibu bergotong royong membuatkan makanan. Bapak-bapak menyiapkan api unggun dan juga orang tua ikut melaksanakan pentas seni dengan menampilkan budaya “rantak kudo” dalam rangka memperkenalkan budaya lokal kepada peserta didik. Kegiatan yang hangat dan meninggalkan kesan mendalam di hati kami keluarga besar UPT SDN 25 Sungai Lingkitang bersama warga dan wali murid.
Partisipasi lain dari wali murid adalah dalam menyediakan kursi santai di teras sekolah dan juga rak sepatu. Kami menyampaikan rencana kami dalam pengadaan kursi santai di Lorong lorong dan rak Sepatu kepada wali murid.. Kursi santai ini dirasakan penting karena Lorong Lorong sekolah kami belum ada tempat duduk sehingga biasanya siswa hanya selonjor di lantai pada jam istirahat. Rak sepatu pun belum ada sehingga terpaksa siswa memakai sepatu mereka kedalam kelas. Hal ini sangat mengganggu keindahan dan kebersihan kelas. Kembali wali murid kami
memperlihatkan kebersihan hati mereka, wali murid menyampaikan sebaiknya dana yang disiapkan untuk realisasi rencana ini digunakan untuk hal lain yang lebih penting, untuk pengadaan kursi santai dan rak Sepatu akan diusahakan dengan gotong royong wali murid di setiap kelas. Berdasarkan masukan dari guru guru kami ambil Keputusan untuk mengalihkan dana ini untuk perbaikan wc siswa. Hal ini penting untuk segera diperbaiki karena wc siswa sudah lama rusak dan siswa terpaksa pergi ke Sungai kecil dekat sekolah untuk buang air. Melalui kolaborasi
antara pihak sekolah dan orang tua kami dapat mengatasi dua lagi permasalahan kami. Dengan adanya kursi teras dan rak sepatu menjadikan teras kelas dan ruang kelas semakin bersih dan mengkilap dan semakin membuat peserta didik nyaman dan senang. Wc siswa yang sudah diperbaiki membuat memudahkan dan membuat nyaman siswa untuk buang air.

Selanjutnya terkait sampah yang menggunung di belakang sekolah yang dijadikan tempat pembuangan sampah akhir. Sejak sekolah ini berdiri tahun 2006, belum pernah dilakukan proses perkerukan sampah. Biasanya sampah sampah hanya dibakar, sehingga abu bekas pembakaran pun sudah menggunung. Hal ini semakin dipersulit dengan Lokasi sekolah yang begitu sempit. Setelah kami berkoordinasi dengan guru guru untuk mengatasi masalah sampah ini, maka kami adakan gotong royong Bersama peserta didik untuk membuang sampah sampah ini ke jurang yang berada cukup jauh di belakang sekolah. Kami mengangkat sampah sampah ini menggunakan gerobak. Karena tenaga guru guru dan peserta didik sedikit serta jarak dan medan yang ditempuh cukup jauh dan susah maka usaha
kami hanya dapat mengangkut sampah sedikit. Melihat hal ini wali murid kami menyampaikan bahwa mereka akan bergotong royong untuk membuang sampah tersebut. Mereka membawa karung tempah sampah dan membawanya dengan motor menuju jurang tempat pembuangan sampah. Dengan bantuan wali murid, permasalahan sampah di sekolah kami dapat teratasi.
Kami aktif membuat kegiatan kegiatan sekolah yang melibatkan wali murid untuk menjalin kedekatan wali murid secara emosional dengan anak anak mereka. Diantaranya kegiatan membaca surat alfatihah Bersama orang tua, kegiatan bola ria dalam rangka menyambut HUT RI, dan pawai alegoris dengan tema “maarak anak pancau”. Kegiatan ini kami tujukan juga untuk mengenalkan peserta didik kami akan budaya local. Pada pawai ini kami berhasil mendapatkan juara 3 tingkat SD/MI sederajat

Rekfleksi/ Kesimpuan
Ternyata jiwa berrgotongroyong bagi orangtua siswa sangat tinggi di daerah ini, inilah yang sangat kami hargai setingi-tingginya. bentuk kolaborasi yang nyata dari wali murid dan warga sekitar sekolah dalam mendukung pengembangan sekolah agar peserta didik dapat berkegiatan di sekolah dengan riang gembira, dan menyenangkan. Gerakan Partisipasi orang tua, membesarkan sekolah kecil kami.

dokumentasi

https://drive.google.com/drive/folders/1MEb_iAcQIqA6LGRI68smf8WeajqUyPjG

Leave a Reply

News Feed