MENJAGA KEHARMONISAN KELUARGA DALAM RAMADHAN Oleh : DR. Roni Faslah

Artikel Tokoh173 Views

MENJAGA KEHARMONISAN KELUARGA DALAM RAMADHAN

Oleh : DR. Roni Faslah

Dosen STIT Syekh Burhanuddin Pariaman

 

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa keluarga adalah sumber kebahagiaan. Keharmonisan dalam keluarga merupakan sesuatu yang diidamkan oleh setiap pasangan, dan kebahagiaan batiniah adalah yang utama. Oleh karena itu, tulisan ini akan berfokus pada bagaimana menjaga keharmonisan keluarga selama bulan Ramadhan.

Makna Keharmonisan dalam Keluarga

Harmonis berarti keadaan yang jauh dari pertengkaran dan perselisihan, tetapi tetap menjaga keseimbangan, keserasian, serta keselarasan dalam hubungan antarmanusia. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang hidup dalam keseimbangan, sehingga melahirkan ketenteraman dan kerukunan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istrinya. Janganlah kalian memukul istri kalian seperti halnya kalian memukul budak-budak kalian.” (HR. Al-Baihaqi)

Dalam kehidupan berumah tangga, cobaan pasti akan datang, baik dalam bentuk perbedaan pendapat maupun masalah lainnya. Misalnya, suami dan istri bertengkar karena saling menjelekkan keluarga masing-masing. Padahal, sejelek apa pun orang tua kita, mereka adalah bagian dari hidup kita, sebab kita lahir dan dibesarkan oleh mereka. Pernikahan bukan hanya menyatukan dua individu, tetapi juga menyatukan dua keluarga.

Setiap keluarga tentu menginginkan masa depan yang baik, panjang umur, serta rezeki yang berlimpah. Namun, memiliki kekayaan materi belum tentu menjamin kebahagiaan. Kebahagiaan sejati terletak pada kebahagiaan batiniah. Oleh karena itu, menjaga keharmonisan dalam keluarga sangatlah penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bulan Ramadhan.

Cara Mewujudkan Keharmonisan Keluarga

  1. Menjaga Komunikasi dan Bersikap Mulia

Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan pentingnya menjaga komunikasi yang baik dalam keluarga. Mengucapkan kata-kata yang baik merupakan bagian dari akhlak mulia. Sikap ini juga harus diterapkan dalam rumah tangga.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam rumah tangga sering terjadi ketidakharmonisan, baik antara orang tua dan anak maupun antara suami dan istri. Bahkan, pertengkaran yang terus-menerus bisa berujung pada perceraian. Oleh karena itu, setiap persoalan dalam keluarga harus dikomunikasikan dengan baik. Suami dan istri harus saling mendengarkan, menerima saran, serta menjadikan keluarga sebagai wadah diskusi yang sehat.

Selain itu, penting untuk selalu meminta maaf dan melakukan introspeksi diri. Jika suami dan istri sering bertengkar, mungkin itu pertanda bahwa mereka perlu memperbaiki diri. Memohon ampun kepada Allah dan meminta maaf kepada pasangan dapat membantu memperbaiki hubungan dalam keluarga.

Ucapan terima kasih kepada pasangan juga dapat meningkatkan keharmonisan rumah tangga. Suami hendaknya mengapresiasi istri yang telah melayani, mendampingi, dan mendidik anak-anak dengan baik. Begitu pula, istri hendaknya berterima kasih kepada suami yang telah bekerja keras menafkahi keluarga. Saling menghargai dan berterima kasih akan mempererat hubungan dan meningkatkan keharmonisan.

  1. Bersikap Sabar dan Tabah dalam Menghadapi Ujian

Dalam kehidupan berkeluarga, setiap anggota akan diuji, baik oleh pasangan, anak, maupun harta. Dalam menghadapi ujian ini, kesabaran dan ketabahan sangat diperlukan. Orang yang sabar akan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah serta memperoleh keselamatan. Keluarga merupakan tempat untuk meraih pahala, di mana setiap anggota bisa saling menyayangi, memberi, dan melengkapi satu sama lain.

Puasa merupakan salah satu ibadah yang mengajarkan kesabaran. Orang tua harus mampu menahan amarah dan tidak sampai memukul anak. Sikap baik yang diterapkan selama bulan Ramadhan akan melahirkan keharmonisan dalam keluarga. Suami istri juga harus saling menjaga agar tidak bertengkar atau berselisih paham, terutama dalam hal-hal sepele yang dapat memicu masalah besar.

Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana beliau memanggil istrinya dengan penuh kasih sayang. Misalnya, Sayyidah Aisyah dipanggil dengan sebutan “Humaira'” yang berarti putih kemerah-merahan. Bahkan, Rasulullah pernah mencium istrinya saat sedang berpuasa (HR. Muslim). Hal ini menunjukkan bahwa puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih pengendalian diri dan kasih sayang dalam keluarga.

  1. Menjaga Ibadah Bersama

Seorang suami patut bersyukur jika istrinya rajin membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan melaksanakan salat malam. Seiring bertambahnya usia, seharusnya kualitas ibadah juga semakin meningkat. Beribadah bersama, seperti salat berjamaah, pergi ke masjid, serta menjalankan ibadah tarawih bersama, akan menciptakan rasa nyaman dan harmonis dalam keluarga.

Keharmonisan keluarga juga terjalin dalam momen sahur dan berbuka. Saat sahur dan berbuka, seorang istri menyiapkan makanan dengan penuh kasih sayang, sementara suami bisa membantu menyiapkannya. Kebersamaan dalam aktivitas sehari-hari ini akan menumbuhkan rasa cinta dan kenyamanan dalam keluarga.

Kesimpulan

Menjaga keharmonisan keluarga selama bulan Ramadhan adalah suatu hal yang sangat penting. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga komunikasi yang baik, bersikap sabar dalam menghadapi ujian, serta meningkatkan ibadah bersama. Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menciptakan keluarga yang harmonis. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan membimbing keluarga kita agar tetap dalam keberkahan dan keharmonisan.

 

Leave a Reply