Moderasi Beragama sebagai Landasan Sosial Budaya di Sekolah MI
Lilis Kartika Amanah
STAI Darul Falah
Moderasi beragama merupakan konsep penting yang harus diterapkan di sekolah Madrasah Ibtidaiyah yang menekankan pada keseimbangan dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama. Konsep ini menjadi sangat relevan dalam dunia pendidikan, terutama di Madrasah Ibtidaiyah (MI), yang memiliki peran penting dan strategis dalam membentuk karakter peserta didik dengan menekankan pada ajaran agama lebih besar daripada pengajaran agama di sekolah negri. Oleh karena itu Sekolah MI tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif, toleran, dan moderat. Dengan menerapkan moderasi beragama, sekolah MI dapat menjadi lingkungan yang harmonis, di mana siswa dapat belajar dan berkembang dengan menghargai perbedaan yang ada dan menghormati nilai-nilai keberagaman sosial, budaya, dan agama disekolah
Moderasi Beragama dalam Konteks Pendidikan MI
Dalam konteks pendidikan MI, moderasi beragama bukan sekadar ajaran normatif, tetapi juga harus diaplikasikan atau dipakai dalam praktik sehari-hari. Oleh sebab itu, guru sebagai pendidik memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati di lingkungan sekolah. Dengan demikian pembelajaran agama di MI tidak boleh bersifat eksklusif atau menanamkan sikap fanatik yang dapat memicu perpecahan sebaliknya, pembelajaran harus mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, dialog, diskusi dan penghormatan terhadap keberagaman sosial dan budaya.
Karena pada masa sekolah MI peserta didik sedang mengolah atau menumbuhkan karakternya sendiri, sehingga pada masa ini peserta didik lebih gampang menyerap ilmu dan dapat menerapkannya sampai mereka dewasa jika tidak terbawa arus yang buruk. Siswa akan tumbuh dengan pemahaman agama yang lebih terbuka dan tidak mudah terpengaruh oleh paham ekstrem yang masuk seiring berjalannya teknologi yang semakin canggih yang dapat mempengaruhi pemikiran siswa itu sendiri.
Peran Guru dalam Mengajarkan Moderasi Beragama
Guru memiliki peranan penting dalam penanaman moral sosial budaya yang harus dijadikan landasan oleh peserta didik sebagai pilar penting dalam moderasi beragama disekolah. Guru di MI harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang moderasi beragama agar dapat menjadi teladan bagi siswa. Keberhasilan pendidikan moderasi beragama ditentukan oleh sikap dan tindakan guru dalam melakukan interaksi antara siswa, orang tua dan Masyarakat dengan demikian guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang inklusif dan menghargai perbedaan, seperti perbedaan budaya maupun agama dan lainnya. Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan juga harus bervariasi, seperti diskusi, studi kasus, dan kegiatan kolaboratif yang mendorong pemikiran kritis dan sikap terbuka terhadap perbedaan yang ada.
Integrasi Moderasi Beragama dalam Kurikulum
Penerapan moderasi beragama di sekolah MI juga dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) atau akidah akhlaq harus memuat materi yang menekankan pentingnya sikap moderat dalam beragama. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga dapat memperkuat sikap moderasi beragama seperti diskusi lintas agama, kunjungan ke tempat ibadah, dan seminar kebinekaan juga dapat menjadi sarana dalam memperkuat pemahaman siswa tentang pentingnya moderasi beragama. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami konsep moderasi beragama secara teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.
Dampak Moderasi Beragama terhadap Kehidupan Sosial Budaya
Moderasi beragama yang diterapkan di sekolah MI akan memberikan dampak positif dalam kehidupan sosial budaya siswa karena dengan adanya pemahaman yang moderat, siswa akan lebih mudah berinteraksi dengan teman-teman yang memiliki latar belakang berbeda tanpa prasangka yang menimbulkan perpecahan. Sikap inklusif ini juga akan terbawa pada kehidupan bermasyarakat, di mana mereka dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai. Selain itu, moderasi beragama juga dapat mencegah munculnya sikap intoleran dalam berinteraksi yang berpotensi merusak keharmonisan sosial.
Tantangan dalam Menerapkan Moderasi Beragama di MI
Meskipun moderasi beragama memiliki banyak manfaat, tetapi penerapannya di sekolah MI bukan tidak mungkin tanpa adanya tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah sering adanya pemahaman yang berbeda-beda tentang konsep moderasi beragama di kalangan guru dan orang tua siswa. Beberapa pihak mungkin masih menganggap moderasi beragama sebagai upaya untuk mengurangi ketegasan dalam beragama, padahal sejatinya moderasi beragama justru mengajarkan keseimbangan dan sikap bijak dalam memahami ajaran agama.
Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi dan pelatihan bagi guru dan orang tua agar mereka dapat memahami dan mendukung penerapan moderasi beragama di sekolah karena kebanyakan orang tua tidak tau atau belum memahami pentingnya pendidikan moderasi beragama bagi anak-anaknya di sekolah, sehingga harus ada pelatihan mengenai pemahaman moderasi beragama dikalangan guru dan orangtua agar terciptanya keseimbangan dalam memberikan pemahaman mengenai moderasi beragama yang menjadi landasan siswa dalam bersikap.
Kesimpulan
Moderasi beragama merupakan landasan penting dalam membangun lingkungan sosial budaya yang harmonis di sekolah MI. Dengan melakukan pendekatan yang tepat, nilai-nilai moderasi beragama dapat ditanamkan kepada siswa sejak dini, sehingga peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang toleran, inklusif, dan mampu hidup berdampingan dengan perbedaan yang ada, tidak hanya disekolah tetapi dilingkungn tempat tinggalnya juga. Peran guru, kurikulum, serta dukungan dari orang tua dan masyarakat sangat menentukan keberhasilan pendidikan moderasi beragama, karena dengan dukungan orangtua, dan Masyarakat, akan dapat tercapainya penerapan landasan moderasi beragama dalam kehidupan peserta didik.
Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari semua pihak agar nilai-nilai moderasi beragama dapat benar-benar menjadi bagian dari kehidupan sosial budaya di sekolah MI dan masyarakat secara lebih luas dengan penerapan landasan sosial budaya, peserta didik dapat menjadi peserta didik yang toleran terhadap perbedaan suku, budaya, dan agama yang ada dilingkungan sekolah maupun dilingkungan tempat tinggalnya.