PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP  DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN UNTUK MEMBANGUN GENERASI YANG BERAKHLAKUL KARIMAH Desti Jamaliah

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP  DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN UNTUK MEMBANGUN GENERASI YANG BERAKHLAKUL KARIMAH

Desti Jamaliah

Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah

 

Guru merupakan tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,yakni mengembangkan ranah cipta,rasa dan karya siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik (Syah,2003:256). Pembentukkan karakter merupakan penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan,kemauan,kesadaran serta tindakan,namun dilihat dari perkembangan zaman diera modern yang didukung dengan kemajuan teknologi saat ini banyak dampak positif yang dapat dirasakan begitupun tidak sedikit dampak negatif yang ditimbulkan,ditandai dengan kondisi moral atau karakter generasi muda yang rusak dengan adanya narkoba,seks bebas,tawuran antar pelajar,hingga berani melakukan tindkan kriminal.Hal ini tentu menjadi perhatian khusus bagi para guru atau pengajar disekolah khususnya guru Pendidikan Agama Islam karena dalam mengajar tidak cukup hanya mengedepankan kecerdasan intelektualnya saja,akan tetapi perlu diimbangi dengan moral dan etika yang akhlakul karimah,maka dengan inilah peran seorang guru perlu berupaya untuk melatih segala potensi yang dimiliki oleh siswa baik berupa fisik,akal termasuk juga dalam sikap.Pembentukkan karakter siswa disekolah tidak terlepas dari perannya seorang guru dengan tujuan agar siswa dapat menjadi insan yang berakhlak mulia,bermanfaat bagi dirinya,hingga menjadi generasi penerus yang dapat diharapkan untuk kemajuan bangsa dan negara.Bagaimana jadinya jika para generasi muda saat ini sudah banyak yang terjerumus kedalam hal-hal negatif,dikhawatirkan tidak ada masa depan yang cemerlang bagi kehidupan dirinya maupun bagi negara kita kedepannya.Maka,untuk membangun manusia yang memiliki nilai-nilai karakter mulia dibutuhkan Pendidikan Islam yang misi utamanya menjadikan manusia mampu menjalankan aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya dan memanusiakan manusia sehingga terwujudnya insan kamil (Marzuki,2015: 5).Oleh karena itu,dianggap penting peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk nilai-nilai keislaman sedini mungkin khususnya pada siswa SMP.

  1. Guru sebagai Suri Tauladan bagi siswanya

Perlu disadari sebagai guru yang bukan hanya menyampaikan materi atau teori begitu saja  tanpa adanya contoh pengaplikasian dari teori yang telah disampaikan,maka perlu mencerminkan sikap yang sesuai dengan apa yang diajarkan kepada siswanya,karena siswa SMP sudah mulai bisa mengkritik hal-hal yang dianggap kurang cocok dengannya,maka melalui pembiasaaan yang dilakukan oleh seorang guru pendidikan agama islam ini akan mudah diterima dan dijadikan contoh oleh siswanya ketika guru tersebut dapat menyesuaikan dengan nilai-nilai islam yang ada,sehingga lambat laun siswa akan terdorong dan meniru agar menjadi pribadi yang berakhlak baik,dan memegang teguh nilai-nilai keisalaman seperti yang telah dicontohkan oleh gurunya,hal ini sesuai dengan perkataan bahwa guru itu adalah digugu dan ditiru,dalam bahasa sunda digugu artinya dituruti/dipatuhi  dan ditiru berarti diikuti,maka jika hal ini sudah terlihat dalam diri seorang siswa sudah dipastikan karakternya akan baik yang dihiasi dengan nilai-nilai keisalaman yang sudah tertanam dalam dirinya,sehingga ia akan menjauhi hal-hal negatif karena yang ia ikuti dan patuhi adalah gurunya,bukan lagi temannya yang mengajak kepada hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya.Peran guru saat menjadi suri tauladan bagi siswanya perlu diperhatikan bagaimana menata sikap,cara berpakaian,gaya bicara,sampai hubungan kemanusiaan.

  1. Guru sebagai Fasilitator

Seorang guru yang berhasil sebagai fasilitator ialah yang mampu menyediakan seluruh perangkat pembelajaran,sebelum pembelajaran itu dimulai contohnya seperti RPP,penilaian serta bahan evaluasi,selain itu guru juga menyediakan fasilitas pembelajaran berupa media pembelajaran yang dapat menjadi bahan pembelajaran yang menarik bagi siswa,karena sering kali guru Pendidikan Agama Islam dianggap kurang menarik karena dilihat dari cara mengajar yang kurang variatif,sehingga kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran keagamaan,maka perlu dilibatkan media yang menarik contohnya jika materi pembelajaran berupa kisah nabi dapat disampaikan bukan hanya dengan metode ceramah tetapi juga dengan menayangkan video kisah nabi atau tata cara beribadah maka tampilkan Power Point yang membahas tentang hal tersebut juga dengan sebuah video edukasi tentang tata cara ibadah itu sendiri.

  1. Guru sebagai Motivator

Ketika seorang guru dapat mendorong minat belajar pada siswa itu artinya ia berhasil menjadi guru sekaligus motivator bagi siswanya,ditandai dengan meningkatnya semangat belajar siswa dan terlihat perkembangan yang baik saat kegiatan belajar berlangsung,hal ini dapat dilakukan dengan cara sikap seorang guru yang bersikap terbuka artinya seorang guru yang melibatkan serta memberi ruang bagi siswanya untuk berani mengungkapkan dan menanggapi pendapat dengan positif,sehingga guru tidak bertindak sewenang-wenang,dengan menciptakan hubungan yang baik dan penuh semangat saat interaksi belajar mengajar dikelas sehingga siswa akan terbantu untuk memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pda dirinya secara optimal dan pada akhirnya siswamemiliki kesdaran bahwa belajar itu ditujukan untuk mendapatkan prestasi yang tinggi,membanggakan kedua orangtua serta menjadi nilai beribadah kepada Allah sehingga tidak akan ada rasa sia-sia pada diri siswa.

  1. Guru sebagai evaluator

Guru juga perlu memiliki keterampilan yang baik dalam menilai dan mengevaluasi karena evaluasi merupakan aspek penilaian dalam pembelajaran yang cukup komplek meskipun penilaian bukan tujuan melainkan sebuah alat untuk mencapai tujuan,maka diperlukan kemampuan dalam teknik evaluasi baik dalam tes maupun non tes yang meliputi jenis masing-masing teknik,karakteristik,prosedur pengembangan dan tingkat kesukaran soal (Mulyasa,2015:57). Maka penilaian guru Pendidikan Agama Islam dapat meliputi nilai sikap yang terdiri dari sikap sosial dan spiritual siswa dengan begitu dapat terlihat sejauh mana perkembangan nilai sosoial dan spiritual siswa pada tiap harinya.Adapun dapat dilakukan berupa penilaian kognitif yakni pengetahuan dengan melakukan ulangan harian,tugas dan ujian semester misalnya pemahaman siswa terhadap materi aqidah akhlak fiqih,sejarah islam dan alquran hadist dengan memberikan soal-soal baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.Selain itu penilaian afektif juga penting karena sikap dan karakter ini menjadi salah satu tujuan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam,dan dapat dilihat sikap kejujurannya kepada sesama teman ataupun yang lainnya,termasuk sikap kepada guru yang mengandung nilai-nilai islam,seberapa jauh siswa dapat menerapkan sikap hormat dan disiplin.

Kesimpulan

Pada dasarnya peran guru pada semua mata pelajaran itu sama-sama memiliki peran penting bagi perkembangan siswa,terutama pada guru Pendidikan Agama Islam lebih ditekankan kepada bagaimana hasil dari belajar keagamaan terhadap karakter dan sikap siswa,maka untuk menjadi guru yang dapat mencetak generasi yang berakhlakul karimah perlu diperhatikan bahwa guru senantiasa mampu menjadi roll model atau suri tauladan yang baik bagi siswanya,dengan mencerminkan sikap yang dapat diterima dan ditiru oleh siswa dalam membentuk karakter islami,disamping itu seorang guru PAI perlu menciptakan suasana belajar yang efektif dan menarik bagi siswanya agar minat belajar siswa menjadi meningkat dan akan mudah menyerap pembelajaran yang diberikan jika cara penyampaiannya baik dan menarik,seorang guru juga perlu menjadi motivator bagi siswanya sehingga akan mendorong semangat belajar yang tinggi bagi siswa,dan akhirnya dapat di evaluasi dari hasil belajar itu dengan sebuah penilaian kognitif (pengetahuan),penilaian afektif (sikap dan karakter) dan penilaian psikomotorik (keterampilan praktik) ini biasanya pada kemampuan dalam membaca alquran dengan tajwid yang baik dan benar atau praktik ibadah pada mata pelajaran fiqih seperti wudhu,shalat dan lainnya,serta partisispasi dalam kegiatan keagamaan seperti ceramah atau keagamaan lainnya,maka dengan ini diharapkan dapat menciptakan sikap atau karakter siswa yang baik sesuai dengan nilai-nilai islam.

 

Leave a Reply