PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL Azzah Azizah

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL

Azzah Azizah

 STAI Darul Falah

 

Kemajuan zaman yang sedang berlangsung pada saat ini, dengan dimunculkannya era digital atau juga bisa disebut sebagai era revolusi industri 4.0 sudah dipastikan bahwasanya ada kekurangan maupun kelebihan nya untuk dunia pendidikan. Sebagian besar dari pembelajaran di kelas pendidikan agama Islam juga semakin merasakan perubahan yang terus mengalir. Apabila masa lampau dialog hangat antara siswa dan guru itu bersifat terlarang, maka pada zaman sekarang adalah bagian yang dapat dimaklumi. Bahkan hal itu bukan hal yang perlu untuk ditegur terus menerus justru hal itu bisa membuat hal yang diharuskan untuk melakukan tindakan tersebut. Dialog antara siswa dan guru itu merupakan menjadi salah satu kunci berhasil nya dalam proses pembelajaran.

Permasalahan yang sedang marak-maraknya terjadi yang harus dihadapi bagi mata pelajaran PAI itu tidak separuhnya. Adapun beberapa permasalahan yang berbelit-belit yang berdampak satu dengan lainnya berkaitan. Menurut Achmadi permasalahan yang sering terjadi didalam pendidikan nasional, terutama didalam PAI, ialah kurangnya mutu pengajaran yang minim yang bisa berdampak dengan perkembangan SDM. Rendahnya perkembangan SDM bisa berpengaruh terhadap karakter masyarakat itu sendiri. Permasalahan yang harus siap diterima semua konsekuensinya yaitu problem ideologis, dualisme sistem pembelajaran PAI, bahasa, dan juga permasalahan tentang metode metode yang digunakan dalam pembelajaran berlangsung.

Permasalahan ideologis bisa menyebabkan dan berpengaruh ke kurangnya kemauan dan juga perjanjian sebagian umat beragama Islam ketika menyatukan kepemilikan Ilmu Pengetahuan dibarengi dengan peningkatan yang maju terdepan. Maka dari itu akibat yang dapat dirasakan di dalam antusias dalam belajar, terutama ilmu pengetahuan sains, sejarah, belum menjadi kebudayaan di daerah masyarakat yang banyak menganut agama Islam. Kesadaran Islam yang berkurang dan sebagian menjadi penyebab utama mengapa kepemilikan Ilmu Pengetahuan berbeda yaitu tidak di samaratakan.

Permasalahan dualisme didalam kebijakan Pendidikan agama Islam berkaitan dengan strategi yang telah ditetapkan. Strategi tentang Pendidikan agama Islam diatur dan di proses oleh institusi tersebut dan juga institusi yang tidak jauh berbeda dengan institusi diatas. Di Indonesia, Pendidikan agama Islam berlindung bersama wewenang dan juga wilayah kekuasaan Kementerian Agama atau bisa disebut juga dengan (Kemenag) ketika itu Pendidikan yang bersifat umum bernaung bersamaan dengan Kementrian Pendidikan dan juga Kebudayaan (Kemendikbud).

Permasalahan bahasa tidak dapat dipungkiri juga bahwasanya mendera beberapa lembaga pendidikan agama Islam di Indonesia, termasuk kemampuan berbahasa asing, seperti bahasa Arab, bahasa Inggris maupun bahasa asing lainnya. Kemahiran SDM yang mampu bisa dengan lancar berbahasa asing belum banyak yang mampu bisa berbahasa tersebut, Padahal salah satu manfaat dari bisa berbahasa asing dengan lancar merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi mereka untuk kedepannya seperti halnya bisa mempermudah mendapatkan informasi dan juga teknologi yang semakin canggih dan juga berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Sudut pandang di dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam juga ada permasalahan yang dialami oleh sisi metode yang digunakan sebagai bahan ajar tersebut. Sementara itu pendidikan agama Islam mulai berkembang sedikit demi sedikit dari hal-hal kecil menjadi hal yang besar, tidak dapat dipungkiri juga bahwasanya di dalam tingkat Pendidikan yang tinggi juga ditemukan mayoritas metode satu arah yang berpotensi monoton. Pengajar (guru maupun dosen) dipandang memiliki peran yang sangat besar didalam proses belajar mengajar di dalam kelas, dan minimnya memenuhi kewajiban sebagai seorang guru dikarenakan cara yang dilakukan nya tadi kepada para murid-muridnya.

Kepemilikan minimnya kepada perangkat teknologi informasi dan juga komunikasi menimbulkan permasalahan yang terjadi didalam pendidikan agama Islam. Kurangnya aspek ini sangat berpotensi pada kemahiran di dalam mengaplikasikan beberapa informasi dan juga Kemajuan yang berkembang di dunia pendidikan secara spesifik dan kemajuan yang menyeluruh. Maka dari itu akan berpengaruh terhadap kurangnya kualitas SDM, seperti yang sedang marak-maraknya terjadi pada saat ini yaitu persoalan tentang Kasus seorang pengajar yang ditantang oleh peserta didik, bisa ditarik kesimpulan bahwasanya Akhlak atau attitude sangatlah penting didalam menumbuhkan kualitas SDM yang baik.

Pada saat ini di era yang serba digital, pembelajaran pendidikan agama Islam diharuskan mampu untuk menaklukkan berbagai tantangan yang terjadi seperti halnya Minimnya berinteraksi secara langsung, kecohan dari teknologi itu sendiri, juga pengetahuan yang sempit.

Berikut ini adapun beberapa yang dapat menjadi solusi dari permasalahan diatas:

1)  Optimalisasi Teknologi dalam Pembelajaran

  • E-learning dan LMS (Learning Management System)

Bisa menggunakan dengan bijak seperti  aplikasi khusus dari pembelajaran agama Islam untuk pembelajaran online yang terstruktur.

 

2) Kurikulum yang Adaptif dan Inovatif

  • Integrasi Nilai Islam dengan Teknologi

Pengajaran pendidikan agama Islam diharuskan dikemas dengan metode yang mudah dipahami oleh peserta didik, seperti halnya kajian kajian online.

 

3) Peran Pengajar sebagai fasilitator digital

  • Pendampingan dalam bermedia sosial

Pengajar harus bisa mengarahkan peserta didik untuk memfilter informasi yang didapat terutama dalam keislaman mana yang baik dan mana yang kurang baik.

 

4)Penguatan karakter dan akhlak di dunia digital

  • Pembiasan ibadah digitalPembiasan ibadah digital

Mengakses aplikasi pengingat shalat, Al-Quran digital, maupun kajian kajian online untuk mendukung peserta didik dalam praktik ibadah sehari-hari .

 

4) Kolaborasi dengan Orang Tua dan juga Masyarakat

  • Monitoring dan Pendampingan

Orang Tua harus mendampingi anak-anak nya dalam penggunaan gadget maupun teknologi yang digunakan supaya tetap sesuai dengan nilai-nilai yang ada di ajaran agama Islam.

Datangnya era digital atau era revolusi industry 4.0 menjadi peluang besar bagi pendidik agama Islam untuk dapat mengoptimalkan sumber dayanya dalam melahirkan generasi unggul di berbagai bidang kehidupan. Dengan merancang dan menerapkan strategi yang jitu dan komprehensif, pendidikan agama Islam diharapkan mampu survive di tengah peradaban dunia serta mampu menunjukkan eksistensinya dengan menawarkan solusi kreatif atas berbagai problem di kancah global yang terjadi di masa kini dan mendatang. Harapan itu menjadi beban moral bagi para pemangku kepentingan pendidikan agama Islam.

Leave a Reply