TIMUR TENGAH DAN DUNIA ISLAM Oleh: Azwirman,S.Pd

Artikel Tokoh250 Views

TIMUR TENGAH DAN DUNIA ISLAM

Oleh: Azwirman,S.Pd

 

Timur Tengah adalah kawasan pusat Geopolitik dunia, maka Syam (Suriah, Libanon, Palestina dan Yordania) adalah jantungnya. Peradaban lahir dan besar di Timur Tengah dan akan berakhir pula di Timur Tengah. Pertemuan manusia pertama berlangsung di Timur Tengah, kemudian berkembang menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa, menyebar ke seluruh dunia hingga ke sudut dunia paling jauh sekalipun, setelah itu, suatu saat di penghujung zaman ketika detik-detik menjelang hari kiamat (akhir zaman) kawasan ini (Timur Tengah) yang berpusat di Syam akan berkumpul semua pasukan dan tentara diseluruh penjuru dunia dalam perang yang sangat besar yang membunuh miliyaran umat manusia.

Timur Tengah, sebuah kawasan yang para nabi dan Rasul diturunkan disini. Membawa ajaran yang sama, mengesakan Allah swt sebagai Tuhan yang berhak dan layak di sembah (Tauhid), tidak ada Tuhan selain Allah swt. Ajaran itu diajarkan kepada seluruh manusia tanpa terkecuali. Ada yang menerima dengan sepenuh hati, setengah hati, pura-pura dan tidak sedikit pula yang menentang hingga mengajak perang.

Timur Tengah dalam sejarah panjang peradaban dunia menyaksikan peristiwa-peristiwa besar dunia yang berlangsung sejak ribuan tahun. Tempat lahirnya bangsa Asyria, Sumeria, Babilonia, Mesir Kuno. Ada Perang antara Romawi dan Persia yang berlangsung selama seribu tahun lebih, perang Islam dan Kristen (salib) hingga perang dunia I. Hari ini perang masih berlangsung disaat dunia sedang beristirahat dari perang. Perang dunia boleh saja berakhir, akan tetapi Timur Tengah tetap panas, se panas negeri Timur Tengah itu sendiri.

Kenapa selalu membahas Timur Tengah? Jawabannya karena Timur Tengah terdiri dari himpunan Negara Negara muslim yang setiap terjadi gejolak, maka yang pertama menjadi korban adalah saudara-saudara seiman kita. Kepedulian terhadap Timur Tengah dengan segala dinamikanya bagi saya adalah bagian dari kepedulian kita terhadap saudara seiman yang sedang mengalami ujian, ujian fitnah akhir zaman lebih tepatnya.

Kedua, Timur Tengah adalah kawasan yang paling kompleks di dunia. Ada begitu banyak kepentingan disana. Mulai dari Ideologi, Ekonomi, Geopolitik, Geostrategis dan Hegemoni. Ada perang panjang antara dunia Islam dan Israel (saya tidak menyebut Palestina, sebab penjajahan di Palestina bukan persoalan Palestina semata, akan tetapi juga urusan umat Islam)

Disamping kepedulian terhadap saudara seiman, fokus kepada gejolak dan Geopolitik di Timur Tengah secara tidak langsung mengkaji persoalan terbesar dari umat islam hari ini. Kepedulian terhadap Islam dan umat Islam serta masa depan Islam adalah bukti keimanan kita kepada Allah swt. Kenapa begitu? Sebab Rasulullah saw sudah menyampaikan bahwa, umat islam itu ibarat satu tubuh, yang saling merasakan satu sama lain. Jika salah satu bagian tubuh sakit maka, bagian tubuh yang lain juga ikut merasakan. Kemudian Rasulullah saw juga menyampaikan dalam hadits Sahih,

Dari Abu Musa mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang muslim yang satu dengan yang lain bagaikan satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan” (HR Muslim)

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik ra dari nabi SAW beliau bersabda, “tidak sempurna iman seseorang diantara kamu hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. (HR Bukhari Muslim)

Sudah menjadi ketetapan dan ketentuan Allah swt, Bumi Syam dan Yaman adalah tanah yang diberkahi setelah Makkah dan Madinah. Wilayah ini selalu ramai dikunjungi oleh umat manusia sejak dulu kala. Selain tempat suci umat beragama (Islam, Kristen dan Yahudi) kawasan ini menjadi rebutan karena sangat kaya akan sumber alam dan posisi yang paling strategis di muka bumi.

Keberkahan tiga kawasan ini (Syam, Hijjaz dan Yaman) semuanya ada di Timur Tengah yang umat islam sebagian besar sudah ada ribuan tahun lamanya terutama bangsa Arab.

Kawasan ini pernah selama ratusan tahun hidup dalam suasana damai, tenang dan tenteram. Tidak ada gejolak sama sekali, sebab pada masa itu peradaban Islam mengendalikan peradaban dunia. Dibawah kekhalifahan di zaman para sahabat (30 tahun), Bani Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah, Timur Tengah hampir dalam kondisi stabil, aman dan kondusif meskipun ada gejolak penyerbuan pasukan Salib dan Mongol, namun semuanya bisa diatasi oleh umat islam.

Sekarang, terutama sejak satu abad berlalu ketika kekhalifahan Turki Utsmani runtuh (1924) hingga hari ini, kawasan Timur Tengah menjadi kawasan yang “panas” dan tidak aman. Perang demi perang senantiasa terjadi. Motivasinya beragam, mulai dari masalah perbatasan wilayah (perjanjian Sykes Picot) perang antar sekte (Sunni Syiah), keberadaan Israel dan konfliknya dengan bangsa Arab dan Islam, motivasi ekonomi (minyak bumi) pemberontakan dan lain sebagainya. Ditambah dengan masuknya Negara Negara asing, terutama Barat dalam berebut pengaruh dengan alasan yang bermacam-macam, yang intinya mereka yang masuk lebih banyak memperkeruh suasana daripada menjernihkan suasana.

Sejak 2011, meletusnya Revolusi “Arab Spring” membuat wajah Timur Tengah makin tidak menentu. Perang baru seperti yang terjadi di Yaman, Suriah, Libia, Irak terus terjadi sampai sekarang. Belum lagi Israel yang makin beringas kepada Palestina, ditambah lagi bangkitnya bangsa Kurdi yang ingin mendirikan Negara Kurdistan (mencakup Utara Irak, Suriah, Iran dan Timur Turki) telah membawa Turki pada pengiriman pasukan militer ke sana.

Di Suriah, perang Sunni Syiah (oposisi dengan pemerintah rezim Bashar Assad) telah menelan korban setengah juta lebih terutama warga sipil dan memaksa jutaan warganya eksodus ke luar Negeri dan mengungsi di Negara tetangga telah membuat masalah baru dikemudian hari. Apapun itu, kenyataannya bahwa inilah wajah dunia islam hari ini, di abad 21. Compang camping tak berbentuk. Hal ini disebabkan umat makin jauh dari ikatan Ukhuwah islamiyah karena faktor dunia dan harta serta kekuasaan. Hal ini sama saja dengan memancing musuh musuh dari berbagai penjuru untuk datang menerkam seperti makanan diatas meja yang diperebutkan oleh orang-orang yang sedang kelaparan.

Itu baru Timur Tengah. Belum lagi kalau kita layangkan pandangan ke kawasan lain di dunia. Bagaimana nasib umat islam di india hari ini? Uigur, Provinsi Xinjiang Cina? Rohingya? Eropa dan Amerika? Afrika? Indonesia? Filiphina? Dll.

Kalau di Negara yang mayoritas mereka sebagian besar ditindas dan di intimidasi, baik dengan fisik maupun dengan mental dan aturan yang sangat ketat. Masih ingat dengan pelarangan jilbab di Perancis? Eropa dll. Itu hanya yang terekspos, bagaimana dengan yang tidak di ekspos ke publik? Hanya Allah SWT yang tahu seberapa banyak dan bagaimana perlakuan orang kafir terhadap umat Islam.

Ini bukan sikap sentiment dan antipasti kepada agama tertentu, sama sekali bukan. Akan tetapi ada sebagian umat manusia (kafir dan munafik) yang mencoba memadamkan cahaya Islam dengan berbagai cara dan hal ini sudah berlangsung ribuan tahun sejak diutusnya para nabi dan rasul kepada umat umat terdahulu. Jadi persekusi dan kezaliman kepada pembawa kebenaran islam bukan hal yang baru, sebab sudah terjadi pada umat-umat terdahulu. Hanya saja sekarang ini mereka melakukannya dengan sangat canggih dengan istilah-istilah baru seperti, Proxy War, Information War, dan lain sebagainya.

Hanya saja, sekarang ini kejadiannya massif dan melanda setiap sudut dunia. Sehingga umat islam untuk sadar bahwa ada kesalahan besar yang sudah mereka lakukan selama bertahun tahun. Untuk itu demi melacak faktor penyebabnya dibawah ini ada dua orang penulis sekaligus wartawan yang melacak dengan pisau analisisnya.

Masalah Internal (perpecahan) umat islam tidak perlu kita jelaskan lagi, sebab hal ini sudah dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam hadits beliau yang sangat terkenal. Bahwa perumpamaan umat islam yang sudah terjangkiti penyakit “Wahn”, yaitu cinta dunia dan takut kematian adalah seperti hidangan diatas meja yang diperebutkan oleh manusia-manusia lapar. Kita sudah tahu manusia lapar itu bernama AS, Eropa, Cina, Rusia dll.

“dan darimana pun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu kearah masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu kearah itu agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu) kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu agar aku sempurnakan nikmatKu kepadamu dan agar kamu mendapat petunjuk” (QS Albaqarah: 150)

Pertama, Robert Fisk, korensponden (Wartawan) yang selama 40 tahun tinggal di Arab, berpendapat tentang mengapa Islam, maksudnya umat islam belum mengalami perubahan kearah kekuatan baru peradaban dunia yang pernah terjadi dulu selama ratusan tahun, yaitu, Bersikap Defensif selama ratusan tahun, hal ini disebabkan karena Barat telah melakukan Ekspansif, Penjajahan selama ratusan tahun tidak memberikan ruang kepada umat islam setidaknya berfikir bagaimana bisa keluar dari kekalahan. Umat islam di bombardier dengan Budaya, Teknologi, Pendidikan, Ideology dll.

Pola kolonialisme yang dilakukan Barat tidak hanya menguras kekayaan wilayah koloninya akan tetapi juga berupaya semaksimal mungkin mengubah budaya dan tradisi, termasuk cara berfikir koloninya sama dengan mereka. Dengan terlebih dahulu merasa rendah diri (minder, inlander) apabila berhadapan dengan Barat dan membanggakan bekas penjajah nya. Hal ini sudah terjadi dan dapat kita lihat di Negara Mayoritas muslim tidak terkecuali Indonesia.

Kita sudah paham bagaimana latar belakang dilakukannya Kolonialisme dan Imperialisme oleh Barat. Hal ini tidak saja didasarkan pada semangat Merkantilisme (penguasaan akan sumber daya alam) akan tetapi juga “dendam abadi” akan kekalahan mereka di perang Mu’tah dan Yarmuk sehingga kekuasaan mereka makin kecil dan puncaknya 1453, Konstantinopel berhasil direbut oleh seorang pemuda berusia 22 tahun, Sultan Muhammad Al fatih dari kesultanan Turki Utsmani. Islam dan umat islam adalah unsur utama yang harus mereka hapus dengan berbagai cara dimuka bumi.

Kedua, Ali Bulack, seorang penulis asal Turki mengatakan beberapa point tentang faktor penyebab kemunduran Umat islam,

a. Barat melakukan control terhadap sumber daya alam khususnya Negara Negara islam.

Minyak bumi dikontrol oleh AS dan sekutunya, belum lagi kekayaan sumber daya alam yang lain. Di Indonesia misalnya, Emas di Papua sudah dikuasai Amerika puluhan tahun, batu bara, dan bahan galian lainnya diambil dan harganya ditentukan oleh pihak yang mengambil dan kita hanya bisa jadi penonton tanpa bisa berbuat banyak.

Alqur’an surat Al Araf, ayat 96 bisa menjadi bahan renungan bagi kita,

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi, tapi ternyata mereka mendustai ayat-ayat kami dan Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”

b. Keberadaan rezim-rezim yang menindas.

Hampir semua Negara Negara muslim dipimpin oleh para Presiden dan pemimpin yang menindas serta zalim. Hal ini berlangsung selama bertahun tahun bahkan puluhan tahun. Kalau ada yang kritis dan oposisi maka dituduh radikal dan fundamental. Bahkan dibasmi dengan cara yang keji dan biadab. Hal ini didukung oleh AS dan Eropa. Para Presiden itu sudah seperti agen Barat yang tugasnya menindas dan tidak memberikan peluang kepada bangsa dan Negara Islam untuk bangkit dan maju serta tampil dikancah dunia. Rezim yang menindas itu hanya sebagai boneka dan ketika Barat sudah tidak butuh lagi tinggal di singkirkan dengan menggerakan para demonstran dan didukung oleh Media. Seperti Sadam Husein, Gamal Abdul Nasser, Khadaffi dll. Dan kalau gagal maka, biarkan saja Negara itu dalam perang saudara yang berkepanjangan seperti, Irak dan Libya.

c. Dengan meletakkan Israel di Palestina atau di jantung Timur Tengah maka sejak 1948, Timur Tengah makin sibuk dengan peperangan demi peperangan serta pembantaian yang menyebabkan kerusakan, kerugian dan korban manusia yang tidak sedikit.

Perang Arab Israel, perang Libanon adalah contoh bagaimana Israel menjadi duri dalam daging konflik di Timur tengah. Belum lagi hubungan “mesra” mereka dengan Syiah Iran, cinta dibawah tanah. Dipermukaan seolah-olah musuhan.

d. Islam dan para praktisi, tokoh dan ulama “dilirik” dengan konotasi negatif untuk memburukkan dan menjelekkan islam. Inilah kerja media untuk memberitakan informasi sebaliknya. Hingga pencitraan islam menjadi buruk dan hancur,

QS: At Taubah, 32

“Mereka hendak memadamkan cahaya (Agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukainya”

 

e. Barat memaksakan budaya dan gaya hidupnya, Musik, Pakaian, Makanan, Minuman, cara makan, olah raga dll. Inilah penjajahan budaya yang dilakukan selama ratusan tahun. Maka, menurut Bulack kembali, jika ada bangsa lain yang melakukan kekejian kepada Islam (Cina, India, Rusia) maka itu sifatnya politik dan strategi, tidak lebih dari itu.

QS al Anfal, 36.

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu, menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi orang dari jalan Allah. Mereka akan terus menginfakkan harta itu, kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan dikalahkan. Ke dalam neraka jahannam lah orang-orang kafir itu akan dikumpulkan.”

Selalulah kita bantu saudara saudara seiman di timur tengah minimal dengan doa, sebab doa adalah senjatanya orang beriman. Wallahualam bishowab.