TRANSFORMASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA DIGITAL
REPA ADAWIAH AJIJAH
Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan aspek fundamental dalam pembentukan karakter dan pengembangan spiritual peserta didik Muslim. Dalam konteks Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, PAI memegang peranan penting tidak hanya dalam transfer pengetahuan agama, tetapi juga dalam pembentukan moral dan etika yang sesuai dengan ajaran Islam. Seiring dengan perkembangan zaman, khususnya di era digital yang semakin masif, PAI dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang yang memerlukan adaptasi dan transformasi.
Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah upaya sistematis untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam secara komprehensif. Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam menjadi landasan kurikulum PAI yang mencakup berbagai aspek, mulai dari akidah, ibadah, akhlak, hingga muamalah. Namun, implementasi PAI di institusi pendidikan formal sering kali dihadapkan pada berbagai problematika.
Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran PAI di lembaga pendidikan formal antara lain adalah pendekatan pembelajaran yang cenderung normatif-doktriner, minimnya alokasi waktu, serta kesenjangan antara teori dan praktik. Peserta didik sering kali mampu menghafal konsep-konsep agama namun kesulitan dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menimbulkan fenomena “split personality” di mana peserta didik memiliki pemahaman agama yang baik secara teoritis namun tidak tercermin dalam perilaku mereka.
Selain itu, PAI juga dihadapkan pada tantangan menyeimbangkan antara nilai-nilai universal Islam dengan konteks keindonesiaan yang majemuk. Bagaimana menanamkan pemahaman Islam yang moderat dan inklusif di tengah arus radikalisme dan eksklusivisme agama menjadi salah satu fokus penting dalam pengembangan PAI kontemporer.
Era digital telah mengubah lanskap pendidikan secara menyeluruh, termasuk PAI. Beberapa tantangan yang dihadapi PAI di era digital antara lain:
- Informasi Keagamaan yang Masif dan Tidak Terfilter
Internet dan media sosial menyediakan akses tidak terbatas terhadap informasi keagamaan dari berbagai sumber. Peserta didik dapat dengan mudah mengakses konten-konten keagamaan tanpa adanya verifikasi otoritas dan validitas keilmuan. Hal ini berpotensi menimbulkan kebingungan dan pemahaman yang keliru tentang ajaran Islam.
- Benturan Nilai
Globalisasi digital membawa serta nilai-nilai dan budaya yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai Islam. Peserta didik seringkali mengalami kebingungan dalam menyikapi benturan nilai tersebut, terutama ketika tidak dibekali dengan pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar ajaran Islam.
- Reduksi Otoritas Guru
Posisi guru sebagai sumber utama pengetahuan agama mulai tergeser dengan kehadiran berbagai platform digital yang menyediakan konten keagamaan. Peserta didik dapat dengan mudah mencari jawaban atas pertanyaan keagamaan mereka melalui internet tanpa harus bertanya kepada guru PAI.
- Pergeseran Pola Interaksi
Penguatan literasi digital seringkali tidak diimbangi dengan penguatan literasi sosial dan emosional. Peserta didik yang terbiasa dengan interaksi virtual cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial secara langsung, padahal aspek ini sangat penting dalam pembentukan akhlak.
Di balik tantangan tersebut, era digital juga membuka berbagai peluang untuk transformasi PAI menjadi lebih relevan dan efektif. Beberapa peluang tersebut antara lain:
- Diversifikasi Metode Pembelajaran
Teknologi digital memungkinkan pengembangan metode pembelajaran PAI yang lebih interaktif dan menarik. Penggunaan multimedia, aplikasi pembelajaran, dan platform e-learning dapat membantu mengatasi keterbatasan waktu pembelajaran PAI di sekolah formal.
- Ekspansi Sumber Belajar
Ketersediaan konten keagamaan digital yang berkualitas dapat memperkaya sumber belajar PAI. Peserta didik dapat mengakses kitab-kitab klasik, tafsir Al-Quran, dan berbagai literatur keislaman lainnya yang sebelumnya sulit diakses.
- Pengembangan Komunitas Belajar Virtual
Media sosial dan platform digital lainnya dapat menjadi wadah bagi terbentuknya komunitas belajar virtual yang memungkinkan peserta didik untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang isu-isu keagamaan dengan rekan-rekan mereka dari berbagai latar belakang.
- Penguatan Literasi Digital Islami
PAI dapat berperan dalam pengembangan literasi digital yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Peserta didik dapat dibimbing untuk menjadi pengguna teknologi yang bijak, kritis terhadap informasi, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan.
Untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital, PAI perlu mengembangkan strategi transformatif. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:
- Reorientasi Paradigma Pembelajaran
PAI perlu bergeser dari paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered) menuju paradigma yang berpusat pada peserta didik (student-centered). Peserta didik tidak lagi diposisikan sebagai penerima pasif informasi keagamaan, tetapi sebagai pelaku aktif dalam proses konstruksi pengetahuan agama.
- Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Penggunaan teknologi digital perlu diintegrasikan secara terarah dalam pembelajaran PAI. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan konten pembelajaran digital, penggunaan aplikasi dan platform e-learning, serta pemanfaatan media sosial untuk perluasan pembelajaran.
- Pengembangan Pembelajaran Kontekstual
PAI perlu dikembangkan dengan pendekatan kontekstual yang mengaitkan ajaran Islam dengan realitas kehidupan peserta didik. Pembelajaran kontekstual memungkinkan peserta didik untuk melihat relevansi ajaran Islam dalam menjawab persoalan-persoalan kontemporer.
- Penguatan Aspek Afektif dan Psikomotorik
PAI tidak boleh terjebak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga perlu memperkuat aspek afektif dan psikomotorik. Pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
- Pengembangan Moderasi Beragama
PAI perlu mengembangkan pemahaman Islam yang moderat dan inklusif. Peserta didik perlu dibekali dengan kemampuan untuk memahami keragaman pemikiran dalam Islam dan menghargai perbedaan, sehingga dapat menjadi agen pembawa pesan damai Islam di tengah masyarakat.