DAMPAK MODERNISASI BERAGAMA TERHADAP NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA DI MI MUSLIMIN CIKADU Rismayanti Prilian

DAMPAK MODERNISASI BERAGAMA TERHADAP NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA DI MI MUSLIMIN CIKADU

Rismayanti Prilian

Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah

 

 

Modernisasi beragama membawa berbagai perubahan dalam kehidupan sosial budaya masyarakat, termasuk dalam lingkungan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak modernisasi beragama terhadap nilai-nilai sosial budaya di MI Muslimin Cikadu. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modernisasi beragama memiliki dampak positif dalam meningkatkan pemahaman keagamaan yang lebih rasional dan inklusif, namun juga menghadirkan tantangan dalam menjaga kearifan lokal dan tradisi sosial budaya yang telah lama ada. Modernisasi beragama di MI Muslimin Cikadu juga berkontribusi terhadap perubahan pola interaksi sosial, penggunaan teknologi dalam pendidikan agama, serta pola pikir siswa dalam memahami ajaran agama secara lebih terbuka. Namun, modernisasi ini juga dapat memunculkan potensi disrupsi terhadap nilai-nilai tradisional yang menjadi ciri khas komunitas Muslim lokal. Oleh karena itu, perlu adanya strategi integratif yang mampu mengakomodasi nilai-nilai tradisional dalam proses modernisasi agar tidak terjadi alienasi budaya dan identitas agama yang terfragmentasi. Penelitian ini merekomendasikan strategi integrasi antara modernisasi beragama dengan pelestarian nilai-nilai sosial budaya agar dapat menciptakan keseimbangan antara kemajuan dan kearifan lokal.

Modernisasi Beragama, Nilai Sosial Budaya, Pendidikan, MI Muslimin Cikadu

Modernisasi beragama merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam perkembangan zaman. Perubahan sosial dan teknologi membawa pengaruh signifikan dalam cara beragama, termasuk dalam dunia pendidikan. MI Muslimin Cikadu sebagai lembaga pendidikan Islam juga mengalami perubahan dalam berbagai aspek, terutama dalam pemahaman nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Meski modernisasi dapat meningkatkan akses terhadap ilmu keislaman, namun tidak jarang juga memicu pergeseran paradigma yang mengarah pada pola pikir yang lebih individualistik serta melemahkan ikatan sosial berbasis agama di lingkungan sekolah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana modernisasi beragama mempengaruhi nilai-nilai sosial budaya di MI Muslimin Cikadu, serta bagaimana sekolah dan masyarakat merespons perubahan tersebut. Dalam konteks ini, penting untuk memahami sejauh mana modernisasi beragama dapat memperkuat atau justru melemahkan nilai-nilai yang diwariskan oleh generasi sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi langsung di lingkungan sekolah, wawancara dengan guru dan siswa, serta studi dokumentasi terkait kebijakan dan program pendidikan di MI Muslimin Cikadu. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Pendekatan ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana perubahan sosial budaya akibat modernisasi beragama terjadi secara spesifik di lingkungan MI Muslimin Cikadu. Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan faktor eksternal, seperti kebijakan pendidikan nasional, peran media sosial, serta globalisasi informasi keagamaan yang turut berkontribusi terhadap perubahan pola keberagamaan di sekolah ini.

  1. Perubahan dalam Pemahaman Keagamaan Modernisasi beragama telah mendorong pemahaman agama yang lebih rasional dan kontekstual. Siswa di MI Muslimin Cikadu semakin terbuka terhadap pemikiran keagamaan yang lebih inklusif tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar Islam. Namun, ada indikasi bahwa pemahaman keagamaan berbasis digital yang mereka akses melalui media sosial cenderung bersifat fragmentatif dan kurang terfilter dengan baik, sehingga memungkinkan munculnya pemahaman yang bias atau bahkan radikal.
  2. Peran Teknologi dalam Pendidikan Agama Penggunaan teknologi seperti media digital dan internet telah menjadi bagian dari pembelajaran agama. Hal ini memudahkan akses terhadap sumber ilmu keislaman yang lebih luas, tetapi juga menimbulkan tantangan dalam memilah informasi yang benar dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Selain itu, meningkatnya ketergantungan terhadap teknologi juga dapat mengurangi interaksi langsung antara siswa dan guru dalam diskusi keagamaan yang mendalam.
  3. Dampak terhadap Interaksi Sosial Modernisasi beragama mengubah pola interaksi sosial siswa. Mereka lebih aktif dalam diskusi keagamaan yang berbasis media sosial dan platform digital, tetapi ada kecenderungan berkurangnya interaksi langsung dalam kegiatan keagamaan tradisional seperti pengajian dan diskusi kelompok. Ini menimbulkan pertanyaan apakah modernisasi ini justru melemahkan nilai kebersamaan dalam praktik keberagamaan di sekolah.
  4. Pergeseran Tradisi Sosial Budaya Beberapa tradisi keagamaan dan sosial budaya lokal mulai tergeser oleh praktik baru yang lebih modern. Misalnya, perayaan keagamaan yang dahulu lebih banyak dilakukan dengan cara tradisional kini lebih banyak memanfaatkan media digital. Fenomena ini menunjukkan bahwa modernisasi beragama tidak hanya sekadar memberikan akses lebih luas terhadap informasi keagamaan tetapi juga secara perlahan mengubah bentuk-bentuk ekspresi keberagamaan dalam kehidupan sosial masyarakat.
  5. Tantangan dalam Menjaga Kearifan Lokal Salah satu tantangan besar yang dihadapi MI Muslimin Cikadu dalam menghadapi modernisasi beragama adalah menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian kearifan lokal. Seiring dengan meningkatnya akses terhadap ideologi keagamaan global, ada risiko bahwa nilai-nilai budaya yang telah lama mengakar dalam komunitas lokal mulai terpinggirkan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya aktif dalam mengintegrasikan modernisasi dengan pelestarian identitas budaya Islam lokal.

Kesimpulan

Modernisasi beragama memberikan dampak yang kompleks terhadap nilai-nilai sosial budaya di MI Muslimin Cikadu. Di satu sisi, modernisasi meningkatkan pemahaman agama yang lebih luas dan akses informasi yang lebih cepat, tetapi di sisi lain menimbulkan tantangan dalam menjaga kearifan lokal dan interaksi sosial tradisional.

Sebagai rekomendasi, pihak sekolah dapat mengembangkan kurikulum yang menyeimbangkan antara pemanfaatan teknologi dan penguatan budaya lokal, serta membentuk program yang mendorong interaksi sosial berbasis nilai-nilai agama yang tetap relevan dengan perkembangan zaman. Selain itu, perlu adanya peningkatan literasi digital di kalangan siswa agar mereka mampu menyaring informasi keagamaan secara kritis dan tidak terjebak dalam pemahaman yang bias atau ekstrem.

Selain itu, diperlukan kebijakan yang lebih sistematis dalam mengakomodasi modernisasi beragama dalam pendidikan tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya yang telah menjadi bagian dari identitas masyarakat setempat. Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan pemuka agama setempat sangat penting dalam memastikan bahwa modernisasi beragama tetap berjalan selaras dengan nilai-nilai sosial budaya yang diwariskan.