DEMO DPR DAN TANGAN TUHAN

DEMO DPR DAN TANGAN TUHAN

Oleh: Duski Samad
Guru Besar UIN Imam Bonjol

 

 

Nash (Dalil Qur’an dan Hadis)

1.Hak Rakyat untuk Menyampaikan Aspirasi
وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ
(QS. Asy-Syura [42]: 38). Umat Islam diajarkan untuk bermusyawarah. Ketika musyawarah formal tersumbat, jalan demonstrasi yang tertib dapat dimaknai sebagai bentuk syura modern.

2.Peringatan terhadap Kezaliman

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَاصَّةً
(QS. Al-Anfal [8]: 25)
Kezaliman segelintir elit dapat memicu fitnah yang meluas. Demo adalah bentuk penegasan bahwa rakyat menolak ikut terjerumus dalam akibat buruk dari kezhaliman elit.

3.Perubahan Sosial Bersifat Teologis

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ
(QS. Ar-Ra’d [13]: 11)
Demonstrasi adalah simbol ikhtiar rakyat untuk mengubah keadaan, selaras dengan sunnatullah perubahan.

4.Hadis

Rasulullah ﷺ bersabda: “Penghulu para syuhada adalah Hamzah dan seorang laki-laki yang berdiri di hadapan penguasa zalim lalu ia memerintahkannya (kepada kebaikan) dan melarangnya (dari keburukan), lalu ia dibunuh karenanya.” (HR. al-Hakim). Menyampaikan kritik kepada penguasa adalah ibadah besar.

Fatwa dan Pandangan Ulama

1.MUI (2008): Menyampaikan aspirasi dengan damai adalah mubah bahkan bisa menjadi wajib bila untuk menolak kezhaliman. Namun, tidak boleh dilakukan dengan cara merusak dan anarkis.

2.Imam al-Ghazali (Ihya’ Ulumuddin): Negara tanpa keadilan akan kehilangan legitimasi. Jika penguasa abai pada amanah, rakyat berhak menegur.

3.Ibnu Taimiyah: “Allah akan menegakkan negara yang adil walaupun kafir, dan tidak akan menegakkan negara yang zalim walaupun muslim.” → Pesan tegas bahwa legitimasi politik terikat pada keadilan, bukan sekadar simbol agama.

Kajian Politik

1.Krisis Legitimasi Demokrasi.

Demo DPR 31 Agustus 2025 adalah puncak akumulasi ketidakpercayaan rakyat terhadap elit politik. Dalam teori politik David Easton, sistem akan runtuh bila output (kebijakan) tidak lagi memenuhi input (aspirasi rakyat).

2.Teologi Politik “Tangan Tuhan”

Peristiwa demo dapat dibaca sebagai koreksi ilahi. Tuhan sering menghadirkan perubahan melalui gerakan rakyat sebagai agen sejarah. Revolusi Prancis, kejatuhan Orde Baru, hingga Arab Spring, semuanya bermula dari suara rakyat kecil yang berubah menjadi gelombang sejarah.

3.Moral dan Amanah Kekuasaan.

Menurut perspektif Islam, kekuasaan adalah amanah (al-amanah). Jika amanah dikhianati, Tuhan dapat mencabut legitimasi itu melalui perlawanan sosial, krisis politik, bahkan kehancuran rezim.

Pesan Penutup

Demo DPR bukan sekadar unjuk rasa, melainkan:

Ibadah sosial rakyat untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Teguran ilahi bagi elit yang lupa bahwa jabatan adalah titipan, bukan hak milik.

Momentum muhasabah bangsa agar politik kembali ke landasan akhlak, keadilan, dan kejujuran.

Dengan demikian, keterlibatan “tangan Tuhan” dalam demo ini adalah pesan transendental: kekuasaan tanpa moral akan tumbang, sementara rakyat yang sabar dan istiqamah akan menjadi agen perubahan yang diridai Allah ﷻ.