KESADARAN REMAJA TERHADAP LARANGAN AGAMA DI ERA DIGITAL Muhammad Miqdad Mubarok

KESADARAN REMAJA TERHADAP LARANGAN AGAMA DI ERA DIGITAL

Muhammad Miqdad Mubarok

Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah

 

Kesadaran remaja terhadap larangan agama semakin tergerus di era digital akibat berbagai pengaruh negatif dari media sosial, konten digital, dan gaya hidup modern. Kajian ini menyoroti bagaimana rendahnya kesadaran remaja dalam mematuhi larangan-larangan agama serta peran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam mengatasi permasalahan ini. Dengan landasan Al-Qur’an dan hadis, kajian ini menganalisis penyebab menurunnya kesadaran remaja serta strategi dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap batasan-batasan agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan pendidikan agama, peran keluarga, serta pengawasan penggunaan teknologi sangat diperlukan untuk menjaga moralitas remaja. Pada Era digital membawa perubahan besar dalam kehidupan, termasuk dalam pola pikir dan perilaku remaja. Di satu sisi, perkembangan teknologi memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi dan berkomunikasi, tetapi di sisi lain, juga membawa tantangan berupa penyebaran informasi yang tidak benar, konten negatif, serta pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Banyak remaja yang kurang menyadari pentingnya menjauhi larangan agama, seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan media sosial, dan mengabaikan ibadah wajib. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam memiliki peran utama dalam membangkitkan kesadaran remaja terhadap batasan dan larangan yang telah ditetapkan dalam Islam.

Landasan Al-Qur’an dan Hadis tentang Larangan Agama

Islam telah menetapkan berbagai larangan untuk menjaga moral dan kesejahteraan manusia. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra’ ayat 32:

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32)

Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Ayat dan hadis tersebut menegaskan pentingnya menghindari larangan-larangan agama seperti zina, perkataan buruk, serta perilaku yang menyimpang dari ajaran Islam. Namun, di era digital, banyak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas, ujaran kebencian di media sosial, serta konten yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Faktor Penyebab Rendahnya Kesadaran Remaja terhadap Larangan Agama

  1. Pengaruh Media Sosial dan Konten Negatif

Media sosial sering kali menjadi sumber penyebaran konten yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti budaya hedonisme, ujaran kebencian, serta pornografi yang merusak moral remaja. Di era keterbukaan segala informasi ini, sering kita temui banyak sekali informasi, tontonan atau konten menganai hal hal yang merusak moral remaja, contoh pada zaman sekarang banyak sekali influencer yang streaming dengan menggunakan Bahasa jorok dan kotor, dan itu sangat jelas bagi kita bahwa salah satu penyebab rusak nya generasi mud akita itu oleh tontonan nya yang tidak bijak sehingga mereka ter influence yang mengakibatkan gaya hidup, bicara dan segalanya menyerupai mereka yang tidak baik.

  1. Kurangnya Pengawasan Orang Tua

Banyak remaja yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang batasan-batasan agama akibat kurangnya pendidikan agama yang kuat di sekolah maupun di keluarga. Factor utama daripada kurang nya pemahaman remaja itu adalah keluarga, karna dikatakan di banyak sumber islmaic, bahwa keluarga atau orang tua itu di sebut sebagai Madrosatul ula (tempat belajar pertama) namun, pada kenyataan nya di era serba digital ini, orang tua nyapun malah asyik dengan gawai mereka bahkan sering kita temui Ketika orang tua menemui anak nya rewel atau menangis justru mereka malah memberikan gawainya lalu si anak membuka tontonan yang tidak sesuai dengan ajaran islam, yang tanpa mereka sadari bahwa hal itu me njadi awal kehancuran moral si anak yang di pantik oleh orang tua nya sendiri. Berbeda dengan orang tua orang tua di zaman dahulu Dimana Ketika anak menangis, rewel atau sebagainya, justru yang mereka lakukan adalah memperdengarkan kisah kisah teladan dari nabi-nabi atau dari orang orang sholeh yang mana itu terbukti membuat si anak sedikitnya ada keinginan untuk bisa menjaadi sosok yang di ceritakan oleh orang tuanya.

  1. Lingkungan Pergaulan yang Tidak Islami

Lingkungan juga menjadi factor penting terhadap kurangnya kesadaran remaja terhadapa aturan aturan agama. Kita tahu bahwa usia remaja itu adalah usia yang sangat sangat labil, usia Dimana remaja itu sangat mudah diracuni oleh doktrin doktrin yang menjauhkan mereka dari agamanya. Ini miris sekali, karna lingkungan yang tidak baik itu bahkan ada di dekat rumah kita atau kampung kita, dengan arti bahwa lingkungan yang tidak baik itu sekarang sudah sangat meluas Dimana mana, sehingga sulit bagi seorang remaja menghindari lingkungan yang tidak baik itu. Lagi lagi disini di perlukan peran orang tua yang tegas mengambil sikap terhadap fenomena ini

  1. Kurangnya Pemahaman agama

Banyak remaja yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang batasan-batasan agama akibat kurangnya pendidikan agama yang kuat di sekolah maupun di keluarga. Pendidikan agama yang hanya bersifat teoritis tanpa implementasi dalam kehidupan sehari-hari membuat mereka kesulitan memahami makna sebenarnya dari larangan-larangan agama. Selain itu, kurangnya motivasi untuk belajar agama juga menjadi faktor yang memperparah kondisi ini.

 

Upaya Meningkatkan Kesadaran Remaja terhadap Larangan Agama

  1. Pendidikan Agama Islam Yang Di Perkuat

PAI harus memiliki kurikulum yang lebih menekankan pada pemahaman tentang larangan agama dan konsekuensinya, baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu, PAI juga harus menggunakan metode pembelajaran agama yang dikemas dengan pendekatan yang lebih interaktif dan relevan dengan kehidupan remaja agar mereka merasa lebih terhubung dengan ajaran Islam.

  1. Peran Keluarga dalam Pembinaan Moral Harus Di Tingkatkan

Orang tua harus menjadi teladan bagi remaja dalam menjalankan nilai-nilai Islam dan memberi pemahaman mengenai batasan agama. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak mengenai pentingnya menjauhi larangan agama juga sangat diperlukan. Selain itu, pengawasan terhadap aktivitas remaja, terutama dalam penggunaan media sosial, harus diperketat agar mereka tidak terjerumus ke dalam pengaruh buruk.

  1. Membatasi dan Mengawasi Penggunaan Teknologi

Pembatasan penggunaan media sosial dan internet harus diawasi agar tidak menjadi alat penyebaran pengaruh negatif bagi remaja. Orang tua dan pendidik dapat memanfaatkan teknologi sebagai sarana edukasi dengan memperkenalkan aplikasi atau konten Islami yang dapat membantu meningkatkan kesadaran agama remaja.

  1. Membangun Kesadaran Diri Remaja

Juga menjadi kesempatan kita sebagai mahasiswa untuk turun ke lappangan terkait permasalahan ini, mari kita tekan kan lagi kepada para remaja babhwa ketidak sadaran mereka terhadpa agama itu dapat menimbulkan keburukan keburukan. Kesadaran ini dapat ditanamkan melalui kajian agama, diskusi kelompok, serta melalui pendekatan yang lebih personal seperti mentoring atau bimbingan keagamaan.

 

Kesimpulan

Kesadaran remaja terhadap larangan agama semakin menurun akibat pengaruh negatif era digital. Oleh karena itu, perlu adanya upaya serius dari berbagai pihak, termasuk pendidikan agama, keluarga, serta kontrol terhadap penggunaan teknologi. Dengan landasan Al-Qur’an dan hadis, remaja harus diberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai larangan-larangan Islam agar dapat menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama.