MENERAPKAN MODERASI BERAGAMA DI MADRASAH IBTIDAIYAH UNTUK MEMBANGUN TOLERANSI SISWA SEJAK DINI
Neng Sri Roza Latipah
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah
Moderasi beragama adalah ide yang megutamakan untuk saling bertoleransi atau saling menghargai dengan agama lain. Artinya ide ini banyak ajaran-ajaran agama yang penuh dengan toleransi, menghormati hak-hak orang lain, serta menjaga keharmonisan kehidupan sosial dan bernegara. Moderasi beragama ini juga bertujuan untuk mewujudkan masyarakat menjadi damai, aman, tentram dan bebas dari semua konflik yang berlebihan. Ini juga termasuk bagian dari menjaga keberagaman dan persatuan dalam perbedaan agama, suku, dan budaya. Moderasi agama juga dapat memahami ajaran agama dengan tidak berlebihan, tapi berlaku adil, seimbang dan bertoleransi dengan kehidupan di masyarakat. Moderasi beragama berprinsip untuk menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, dunia dan akhirat dalam memahami agama, yang kedua berprinsip untuk menghargai perbedaan dalam keyakinan antar suku dan budaya, dapat juga menghargai pendapat antar ajaran agama dengan yang lainnya. Moderasi beragama ini juga dapat mencegah perubahan tatanan sosial, politik dan pemerintahan yang ada, memperkuat nilai-nilai kebangsaan antar negara, dan memastikan agama menjadi sumber perdamaian, bukan sumber masalah. Moderasi beragama juga mempunyai tantangannya yaitu, sikap atau keyakinan yang berlebihan terhadap kelompok, dan kurangnya pemahaman agama yang komprehensif. Untuk menerapkan moderasi agama ini juga dapat menggunakan media sosial secara baik untuk menyebarluaskan pesan kedamaian, saling menghargai perbedaan dan berbica dengan secara terbuka, memahami ajaran agama yang lebih luas dan tidak hanya berfokus pada makna harfiahnya tanpa mempertimbangkan situasi yang ada.
Menanamkan Nilai-Nilai Toleransi Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dalam menerapkan moderasi beragama di madrasah ibtidaiyah ini sangatlah penting karena moderasi ini merupakan nilai-nilai toleransi. Jadi siswa madrasah ibtidaiyah ini dapat mempelajari atau memahami dasar-dasar nya sikap ketoleransian dari sejak dini dan bisa untuk belajar saling menghargai dan menerima pendapat antar suku dan agamanya. Nilai-nilai toleransi ini juga dapat mengajarkan anak-anak untuk menghormati teman yang mempunyai latar belakang atau agama yang berbeda. Nilai-nilai ini juga dapat mendorong siswa untuk berperilaku tolong menolong tanpa membedakan agamanya.
Mengajarkan Sikap Tawassuth (Sikap Tengah Atau Tidak Berlebihan)
Tawassuth merupakan sikap tengah dalam hal beragama, artinya tidak condong kekanan dan tidak juga kekiri. Sikap ini mengajarkan siswa agar seimbang dalam berfikir, bertindak dan berinteraksi dengan temannya yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Untuk menerapkan nila-nilai toleransi ini kepada siswa di madrasah ibtidaiyah, guru bisa memberikan pengertian kepada siswa bahwa beragama harus dilakukan secara seimbang atau pertengahan. Guru juga harus menghindarkan siswa dari sikap fanatik yang berlebihan terhadap temannya. Dengan menerapkan sikap tawassuth ini siswa dapat menjadi lebih memahami bahwa agama itu mengajarkan tentang keseimbangan, membangun sikap adil dalam diri mereka agar dapat menyelesaikan masalah secara baik dan benar, siswa juga dapat mengetahui tentang ketoleransian sejak dini.
Mendorong Interaksi Sosial Yang Positif
Guru dapat memfasilitasi interaksi sosial yang positif melalui kegiatan seperti perlombaan kebersihan kelas atau gotong royong. Kegiatan ini mendorong siswa untuk berinteraksi secara sehat, mengembangkan kerjasama, tolong-menolong, dan tanggung jawab. Melalui interaksi kelompok, siswa belajar menghargai kontribusi orang lain, membangun empati, dan memperkuat hubungan dengan teman. Guru juga dapat mengajarkan pentingnya berinteraksi positif, seperti menghargai pendapat, berkomunikasi dengan sopan, dan menyelesaikan konflik secara damai. Dengan lingkungan yang mendukung, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan sosial, tetapi juga merasa dihargai dan terhubung. Sekolah pun menjadi tempat tidak hanya untuk belajar akademis, tetapi juga membentuk generasi yang peduli, toleran, dan siap hidup harmonis dalam keberagaman.
Mengajarkan Nilai-Nilai Kebangsaan Dalam Pelajaran Keagamaan
Pelajaran keagamaan dapat menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada siswa, dengan memberikan pemahaman bahwa agama tidak hanya mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa. Siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan latar belakang, suku, agama, dan budaya sebagai bagian dari ajaran agama yang mendorong kerukunan, serta memahami pentingnya menghormati simbol-simbol kebangsaan seperti bendera, lagu kebangsaan, dan dasar negara sebagai wujud cinta tanah air. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dalam pelajaran keagamaan, siswa tidak hanya memperdalam pemahaman agama, tetapi juga mengembangkan rasa nasionalisme dan tanggung jawab sebagai warga negara. Guru dapat menggunakan contoh nyata dari sejarah atau kisah inspiratif untuk menunjukkan bagaimana agama dan kebangsaan saling melengkapi, menciptakan kehidupan yang harmonis dan bermartabat. Melalui pendekatan ini, pelajaran keagamaan tidak hanya membentuk pribadi yang religius, tetapi juga warga negara yang mencintai tanah air dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Membiasakan Kepada Siswa Untuk Saling Menghargai Perbedaan
Membiasakan siswa untuk saling menghargai perbedaan, baik dalam agama, budaya, suku, maupun pandangan hidup, merupakan langkah penting dalam pendidikan. Hal ini dimulai dengan memberikan pemahaman bahwa perbedaan adalah ketetapan Allah SWT yang harus dihormati dan diterima sebagai bagian dari keindahan ciptaan-Nya. Siswa diajarkan bahwa keragaman bukanlah sumber perpecahan, melainkan anugerah yang memperkaya kehidupan manusia, serta bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama, terlepas dari latar belakang mereka. Dengan demikian, siswa belajar untuk tidak hanya menghargai perbedaan, tetapi juga memperlakukan orang lain dengan adil dan penuh empati. Pendidikan ini dapat dilakukan melalui metode seperti diskusi kelompok, kegiatan kolaboratif, atau pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa dari berbagai latar belakang. Guru juga dapat menggunakan kisah-kisah inspiratif dari ajaran agama atau sejarah yang menekankan toleransi dan persaudaraan. Dengan menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan penuh kasih sayang, siswa akan terbiasa melihat perbedaan sebagai sesuatu yang wajar dan positif, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang terbuka, toleran, dan siap hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk.
Menghindari Ucapan Dan Sikap Yang Menyudutkan Orang Lain
Menceritakan kisah kepada iswa tentang nabi muhammad SAW yang selalu berbicara baik dan lembut dan menceritakan juga tentang para sahabatnya yang saling menghargai dan saling menerima pendapat dari orang lain. Mengajarkan dan mengingatkan kepada siswa agar selalu berbicara baik dan sopan agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Mengajak siswa untuk membayangkan bagaimana jika perasaan dirinya di hina dan melatih mereka untuk bisa memahami pandangan orang lain sebelum berbicara. Guru mengajarkan siswa untuk mengganti bahasa yang buruk kedalam bahasa yang baik dan memberikan pemahamannya juga agar siswa dapat memahami tentang apa yang di ajarkan gurunya. Memberikan contoh secara kontekstual dengan kehidupan sehari harinya artinya guru atau orang tau harus memberikan contoh yang baik kepada siswa atau berbica secara lembut dan baik kepada siswa agar siswa tersebut bisa menirunya dengan baik. Menghindari ucapan dan sikap yang menyudutkan orang lain ini merupakan bagian dari moderasi beragama jadi ini sangatlah penting bagi siswa agar bisa membangun karakter yang lebih baik dari sejak dini.
Kesimpulan
Dalam menerapkan moderasi beragama ini atau nilai-nilai toleransi kepada siswa madrasah ibtidaiyah itu sangatlah penting karena dapat membentuk karakter siswa menjadi saling menghargai,tolong-menolong,menerima pendapat orang lain yang memiliki suku,budaya dan agama yang berbeda. dengan moderasi beragama ini juga siswa dapat memahami tentang keseimbangan,keadilan dan bersikap saling menghormati antar suku,budaya dan negara. Dengan menerapkan moderasi